VIII

123 21 8
                                    

Masa orientasi mahasiswa baru berjalan dengan lancar sejak seminggu yang lalu. Sebagai penutupan selama dua hari para maba akan melaksanakan kegiatan di pantai.

Asahi sudah siap menunggu di dekat bis kampus dengan ransel hitam di punggungnya dan jinjingan camilan di tangannya, ia tidak membawa terlalu banyak barang sehingga tidak membawa koper.

Sejak tadi banyak pasang mata yang melirik ke arah Asahi, pasalnya Asahi terlihat sangat menggemaskan, ia menggunakan jaket yang cukup besar hingga menutupi lehernya, tas ranselnya pun berukuran besar, terlihat tidak setara dengan tubuhnya yang mungil.

Tak berselang lama Doyoung datang menghampiri Asahi dengan hanya membawa tas yang diselendangkan.

"Baju lu mana?" tanya Asahi penasaran.

"Berat, hehe," balas Doyoung cengengesan.

"Lah terus gimana?" Asahi semakin dibuat kebingungan.

"Nanti beli di pantai, banyak kok yang jual baju,"

Asahi menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jujur saja ia masih belum terbiasa dengan kebiasaan salah satu teman barunya ini yang sering kali di luar nalar.

Berbanding terbalik dengan Doyoung, Junghwan terlihat kesulitan menyeret koper besar untuk di letakkan di bagasi bis.

"Udah kaya orang mau pindahan aja," cibir Asahi melihat Junghwan yang kesulitan memposisikan koper di bagasi bis.

"Hehe, gw bingung mesti bawa apa, jadi gw bawa aja yang menurut gw penting," jawab Junghwan sembari membenarkan posisi kopernya di bagasi bis.

"Gak mau di taro di bagasi juga?" tanya Junghwan menunjuk ransel besar di punggung Asahi.

Asahi berpikir sejenak, sepertinya akan merepotkan jika ranselnya iya bawa ke dalam bis. Ia pun memasukkan ranselnya ke dalam bagasi bis.


🐋


Jihoon sangat sibuk sejak pagi tadi, ia bertanggung jawab mengurusi segalanya agar kegiatan berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

"Suk, kalau mau naro barang di bagasi bis sekalian sama ransel gw ya, yang paling besar tuh, warna item."

"Iya iya, ini gw masih ngedata maba yang belum dateng,"

Tak jauh berbeda dengan Jihoon sang ketua, Hyunsuk sebagai wakil ketua pun turut sibuk di pagi hari ini.

"JEONGWOO!"

Jihoon mengusap-usap telinganya yang menjadi korban suara menggelegar Hyunsuk.

"Ada apa? Ada apa?" panik Jeongwoo yang langsung menghampiri Hyunsuk.

"Panitia udah lengkap semua?" Tanya Hyunsuk sembari mengecek daftar nama maba pada papan dada di tangannya.

"Tinggal si Haruto, ngebo dia,"

Pergerakan Hyunsuk terhenti, kemudian menatap Jeongwoo tajam. Jeongwoo menelan salivanya, menatap Jihoon namun Jihoon hanya tersenyum prihatin ke arahnya, entah mengapa dia merasa gugup sekarang.

Hyunsuk terkenal perfeksionis dalam pekerjaan, jika menemukan celah dalam pekerjaannya dia akan memperbaikinya bagaimana pun caranya.

"Telepon! suruh kesini SEKARANG!"

"I-iya, gw telepon sekarang," Jeongwoo sedikit menjauh dari tempat berdirinya tadi, mencari kontak Haruto untuk ia telepon, namun ternyata sosok jangkung tersebut sudah ada di depan matanya.

Bugh!

"Si anjir lu telat 2 jam geblek, panitia dateng lebih awal," omel Jeongwoo memukul bahu Haruto.

HIGHLAND GREEN || ASAHI HAREMWhere stories live. Discover now