III

179 25 8
                                    

Terik matahari siang dibubuhi dengan ramainya suara kendaraan di pusat kota tak menggoreskan sedikit pun kekesalan pada pria bernama Jaehyuk.

Aura kebahagiaan amat terpancar dari senyumnya yang tak kunjung pudar. Pikirannya terus tertuju pada pria manis yang ternyata adik dari temannya.

Tiinn... Tiinn...

Suara klakson menginterupsi lamunannya. "Iya iya sabar napa, gak sabaran amat sih, gw juga tau kali lampunya udah hijau."

Ia mendengus kesal, namun hanya sesaat karena ia melanjutkan kembali aksi 'memikirkan adik temannya' hingga sampai di rumah.

Jaehyuk memarkirkan mobil di garasi, kemudian masuk ke rumah, masih dengan senyum yang terus terukir di wajahnya.

Kehadiran Jaehyuk membuat atensi Haruto teralihkan dari layar laptop.

"Gw perhatiin dari tadi lu senyum-senyum kek orgil, perlu gw anter ke RS bang?"

Canda Haruto mengimpersonate gaya bicara Jaehyuk tadi pagi.

"Kalau diliat-liat lu kaya orang lagi jatuh cinta bang, jangan-jangan gw punya calon kakak ipar ya bang?" Sindir Haruto.

Jaehyuk terkekeh mendengar pertanyaan dari adiknya.

"Hmm... Mungkin?" Jaehyuk kembali terkekeh lantas berjalan menuju dapur, meninggalkan Haruto yang tampak sedikit terkejut mendengar jawaban sang Abang.

Haruto menaruh laptop di atas nakas, berlari kecil menuju dapur untuk menghampiri Jaehyuk. Lupakan soal pekerjaan di laptopnya, saat ini rasa ingin tahunya lebih utama.

"Mungkin?! Lu beneran punya calon bang? Kok lu kagak pernah bilang sih bang," tanya Haruto di ambang pintu dapur.

"Belum sih, OTW." Jawab Jaehyuk sembari memasukkan paprika ke dalam kulkas.

"Gw kira udah jadi, tapi gapapa sih, setidaknya ada kemajuan lu bang," canda Haruto.

"Iya," Jaehyuk terkekeh.

"Usaha lu udah sampe mana bang?" Tanya Haruto. Pasalnya Jaehyuk bukanlah tipe orang yang akan dengan mudahnya jatuh hati, sehingga membuat Haruto amat penasaran.

Jaehyuk membuka laci lemari dapur, mencari stoples untuk tempat menyimpan biskuit tamu.

"Baru tau nama,"

"Yahh, masih lama dong prosesnya," Haruto kecewa. "Namanya siapa bang?"

"Asahi, dia adik temen kuliah gw."


🐋


Sinar matahari pagi menyusup masuk melewati jendela kamar tanpa izin pemiliknya. mengusap halus wajah rupawan milik Asahi.

Dengkuran halus terdengar kontras dengan kicauan burung kenari milik Pak Yanto, tukang kebun di mansion tersebut.

Waktu menunjukkan pukul 06.30. Tepat 30 menit ke depan pintu gerbang Kampus tempat Asahi berkuliah akan tertutup.

Tok Tok Tok

"Asa... Kak Ochi masuk ya," Yoshi memasuki kamar sang adik.

Yoshi tersenyum mengingat kenangan mereka ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.

Persis seperti yang terjadi saat ini. Yoshi yang sudah sangat siap menjalani aktivitas dan Asahi yang masih bergelung di balik selimut.

Yoshi mengelus lembut rambut Asahi, mencoba membangunkan adiknya. "Asa... Bangun yuk, hari pertama masuk kampus loh, kan gak lucu kalau langsung kena hukuman dari kating."

HIGHLAND GREEN || ASAHI HAREMWhere stories live. Discover now