VII

143 22 19
                                    

Haruto berusaha mencerna situasi yang ia alami saat ini, semuanya terlalu mendadak, ia berjalan menuju kamar Jaehyuk, sang Abang tengah membaringkan tubuh Asahi di kasur king size milik Jaehyuk.

Jaehyuk menyelimuti tubuh Asahi, mengelus surai yang menghalangi wajahnya. Asahi tertidur dengan sangat lelap dan nyaman. aktivitas tersebut tak luput dari pandangan Haruto yang menenggerkan tubuhnya pada daun pintu.

Senyuman terlukis di wajah Jaehyuk. "Selamat malam Asa."

Jaehyuk membalik tubuhnya, mendapati Haruto yang menatapnya dengan kedua lengan terlipat di depan dada. Seketika air muka Jaehyuk berubah, senyumannya luntur berganti dengan kekhawatiran.

"Lu kenapa?" Jaehyuk baru menyadari wajah Haruto yang dipenuhi dengan lebam dan beberapa luka.

"Jadi... dia Asahi yang lu maksud, bang?" Tanya Haruto, menatap lurus pada tubuh terbaring Asahi.

Haruto jelas tahu dan sepenuhnya sadar bahwa pria manis yang saat ini terbaring di kasur milik sang abang adalah orang yang sama dengan yang ia temui di minimarket, dengan adik tingkat di kampusnya, dengan... sang pujaan hati.

"Bahas itu nanti, sekarang obatin dulu luka lu," perintah Jaehyuk sembari mendorong tubuh Haruto keluar kamar, menutup pintu agar Asahi tidak terganggu.

"Lu tetep milik gw Asahi."


🐋


"Hoaam..." Asahi menyibakkan selimutnya, ia menggeliat, meregangkan tubuhnya, kedua kelopak matanya mengerjap lucu, menyesuaikan pencahayaan di ruangan tersebut, hingga ia tersadar dirinya tidak berada di kamarnya ataupun ruangan yang ia ketahui.

"Eh? dimana ini—AAaAAAaaAAAA!" Asahi menarik kembali selimut untuk menutupi pandangannya.

Jaehyuk baru saja keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan handuk pada bagian bawah tubuhnya, namun karena lilitan handuk pada pinggangnya tidak kuat, alhasil handuk tersebut jatuh dan menampilkan asetnya.

"Eh, maaf," Jaehyuk membenarkan lilitan handuknya sembari merutuki dirinya sendiri. "Kenapa make jatoh segala sih? Kalau gw disangka pedo gimana bjir?"

"U-udah dibenerin, hehe," Ia berjalan menuju lemari pakaian untuk mencari pakaian yang akan dikenakannya.

"K-kak Jae," cicit Asahi masih dalam posisi yang sama.

"Hm? Ada apa Asa?"

"Asa kok bisa ada di sini?" Asahi menurunkan selimutnya, menampilkan Jaehyuk yang tengah mengancingkan baju kemejanya.

"Ahh itu, Yoshi yang minta."

"Kak Ochi?"

"Ia, dia nitipin Asa karena ada urusan ke Itali."

Asahi hanya ber 'oh' ria. Ia memperhatikan isi kamar Jaehyuk, terkesan minimalis namun nyaman, sangat berbeda dengan kamarnya yang dipenuhi dengan lukisan dan ornamen-ornamen kuno.

Yang sangat Asahi sukai adalah aroma ruangan yang sudah bersatu dengan aroma maskulin tubuh Jaehyuk, sangat menenangkan.

"Mandi?" Jaehyuk menginterupsi lamunan Asahi, memberikan sebuah handuk pada Asahi.

"Eung!" Asahi menerima handuk pemberian Jaehyuk, lalu memasuki kamar mandi.

Jaehyuk memilih pakaian untuk Asahi kenakan, dirinya tidak sempat mengambil baju Asahi karena pulang larut malam.

Tok tok tok. "Bajunya ditaruh di atas kasur ya," Jaehyuk sedikit berteriak, mencoba mengalahkan suara air shower.

"Nghh Iyah," jawab Asahi menyatu dengan suara air shower.

HIGHLAND GREEN || ASAHI HAREMDove le storie prendono vita. Scoprilo ora