Bagian 27

35 9 0
                                    

Happy Reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading!

Hari demi hari tetap berlanjut, waktu terus berjalan Safna merahasiakan semua dengan baik mereka tak curiga dan Safna menceritakan semua kepada Suaminya tentu saja menceritakan karanganan - karangan kepada Suaminya agar Suaminya itu percaya mengapa dirinya diam dan Athar sepenuhnya sudah percaya.

"Abang," Panggil Safna.

"Hm?" Sahut Athar dirinya bahagia karena akhir - akhir ini Safna sering Tersenyum dan itu membuat Athar senang.

"Kenapa?kamu akhir - akhir ini ceria banget, cerita sini apa yang kamu rasakan, apa yang membuat kamu begitu ceria." Pinta Athar menatap Safna.

"Gimana kalo misal aku dipanggil Allah lebih dulu?apa Abang akan menikah lagi?" Tanya Safna.

"Gak ada satupun yang bisa menggantikan kamu dihati Abang, kamu satu - satunya yang berada didalam lubuk hati Abang paling dalam." Jawab Athar.

"Bagi Abang menikah hanya sekali walau orang lain akan mencari seorang pengganti dihidupnya tapi tidak dengan Abang bagi Abang kamu satu - satunya dan tak ada yang bisa menggantikan posisi dirimu dengan siapapun, kamu tak akan bisa terganti oleh siapapun." Tutur Athar menatap Safna dalam.

Safna yang mendengar sangat senang dirinya Tersenyum dan memeluk erat Suaminya.

***

"Dit, lo yakin ingin melakukan ini?" Tanya Aan mendengar rencana yang Adit berikan.

Adit mengangguk mantap dirinya sudah merencanakannya dengan matang.

"Jika bukan dengan dia maka gak ada yang bisa memiliki Safna, gua harus melakukan ini." Ucap Adit senang.

Dirinya berencana membunuh Safna dan tekadnya sudah bulat.

Ah, mengapa mereka bisa keluar dari sel?karna semua dilakukan oleh Mamanya dan bersekongkol dengan salah satu polisi disana jadi mereka bebas sekarang walau menjadi buronan tak masalah.

***

Sebelum pulang kerumah Athar membersihkan Masjid - Masjid seperti hari - hari biasa dan menghadiri arwahan sepertinya akan telat pulang ke rumah.

"Nih, nanti bawa buat dirumah." Ucap Bang Apud menyerahkan nasi kotak, buah - buahan, kue dan ada minuman juga didalamnya.

"Makasih Bang," Sahut Athar yang masih berada disana dirinya ngadem sebentar.

"Yoi, gua ke belakang dulu Thar." Pamitnya.

Athar mengangguk, dirinya melihat seorang anak perempuan didepan Masjid seperti sedang menggibah tapi Athar yang tak peduli hanya diam.

Garis Takdir 📍Selesai📍Where stories live. Discover now