Chapter 17

32 2 8
                                    

Nana tengah berada di toko roti yang berada di seberang hotel seorang diri, tanpa ditemani oleh Minzy. Perempuan itu sendiri harus menghadapi suaminya yaitu  Hideo yang tiba-tiba datang menyusul ke Moscow.

Ketika asyik memilih beberapa cake dan kue kering favoritnya, seseorang tiba-tiba mendekat dan menyodorkan satu kotak berisi biskuit asal Italia yaitu macaron dengan aneka rasa tentunya. Nana pun menoleh pada orang di sampingnya dan terkejut.

"Loid!"

"Ambilah!" Kata pria itu.

Dengan sedikit ragu, Nana pun menerima biskuit itu dan menempatkannya di nampan. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Tidak bersama istrimu?"

"Kamu juga kenapa sendirian? Di mana suamimu?"

Nana pun tersenyum simpul sambil kembali memilih roti untuk dia bawa pulang ke Jepang sebagai oleh-oleh. Dibanding menjawab pertanyaan Loid, Nana memilih berjalan menuju meja kasir untuk membayar roti yang diambilnya. Namun, Loid malah buru-buru menyodorkan kartu kreditnya kepada kasir itu.

"Tidak perlu repot-repot, Loid."

"Ini hal biasa bagi pria kok," balas pria itu sambil menerima nota pembelian.

Tentu Nana merasa tidak enak hingga mengikuti pria itu berjalan keluar dari toko roti.

"Loid, aku ingin bertanya!" Nana pun mengejar langkah pria itu dan menghalanginya sehingga Loid tak memiliki pilihan selain menghadapinya. "Benarkah yang kamu katakan pada Rei kemarin itu?"

"Memangnya tentang apa?" Loid mulai salah tingkah dan mencoba menghindari Nana.

Wajah Nana mendongak untuk menatap lelaki yang lebih tinggi darinya itu. "Apa benar bahwa kamu datang ke Moscow bukan karena istrimu, tapi karena kamu ingin membantuku? Kamu sangat menyukaiku?"

Loid pun terbelalak dengan wajah yang memerah dan tegang. "A-aku tidak bilang begitu kok."

"Katakan yang jujur!" Nana mendekatkan wajahnya hingga lelaki itu diserang frustasi dan terdesak.

"Se-sebenarnya...." Kalimat Loid terjeda saat netranya menangkap seorang pria tak dikenal dari tepi jalan raya yang tengah membidikan pistol ke arahnya dan Nana berada.

Spontan Loid pun menarik tubuh Nana untuk membuatnya ke posisi  tiarap.

Dooorrr!!

Lesatan peluru itu mengenai kaca toko roti. Loid berpikir bahwa orang itu pasti musuh yang mengincarnya sehingga dia segera mengambil pistol dari saku jasnya untuk membalas tembakan itu.

Doooorrr!!

Tembakan Loid mampu dihindari musuh dan meleset mengenai kaca jendela mobil pelaku. Untuk saat ini Loid hanya berpikir bagaimana menghindar agar Nana tak terluka. Namun, musuh yang memiliki persiapan itu tampaknya sudah memperhitungkan segalanya. Serangan peluru memberondong Loid dan Nana sehingga lelaki itu terpaksa membawa Nana berlari dari tempat itu. Akibat tindakan itu totebag berisi roti dan kue yang Nana beli pun tertinggal percuma di teras toko.

Sementara itu musuh masih saja mengejar seakan berusaha mengunci targetnya. Pada awalnya Loid membawa Nana ke basemen dekat toko roti tadi untuk mencari mobil miliknya di sana. Ternyata serangan musuh terus menggempur. Beberapa kali Nana bahkan reflek berteriak saat peluru hampir saja mengenainya atau Loid. Hingga akhirnya mereka berhasil memasuki mobil sedan berwarna hitam yang langsung dikendarai oleh Loid dengan kecepatan tinggi.

Pikiran Loid terus mencoba untuk membagi konsentrasinya antara mengemudi menuju jalur pelarian dan menghindari tembakan musuh. Terlebih melihat Nana yang memasang wajah tegang membuatnya begitu khawatir.

The Stranger From Hell ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang