Chapter 2

29 28 2
                                    

Happy Reading~


"Naziva ibu kecewa dengan kamu! kenapa nilai kamu belakangan ini sangat anjlok? kamu sebentar lagi akan mengikuti olimpiade tidak bisa seperti ini terus." Ucap guru itu seraya memijat pelipisnya.

Gadis itu menunduk sambil meremas roknya. "Maaf Bu setelah ini saya akan lebih giat belajar lagi."

"Itu sudah menjadi kewajiban kamu Naziva! saya akan laporkan ke Ayah kamu!"

Naziva langsung mendongak. "Bu Dina saya mohon jangan laporkan kepada Ayah saya. Saya janji setelah ini saya akan belajar dengan rajin."

"Saya pegang omongan kamu Naziva! silahkan kamu boleh keluar!"

Naziva mengangguk lalu langsung menyalami tangan Dina. "Baik Bu, permisi." Pamitnya sambil melenggang pergi meninggalkan kantor sekolah.

Dina menghembuskan nafasnya kasar tiba-tiba salah seorang guru duduk di hadapannya.

"Bagaimana Bu dengan Naziva?"

"Bapak ngga usah khawatir itu sudah menjadi tugas saya."

"Terus tekan anak itu Bu, jangan sampai dia tidak memenangkan olimpiade ini."

Dina mengangguk. "Memangnya kapan Naziva mengikuti olimpiade pulang dengan membawa tangan kosong? dia selalu mengharumkan SMA Cakrawala ini."

"Bukan begitu Bu, Naziva itu kan pacarnya Darren Ibu tau sendiri bagaimana brandalnya dia di sekolah ini. Berbeda dengan Naziva yang sangat pintar dan berprestasi, saya tidak ingin jika Naziva dipengaruhi hal negatif oleh pacarnya." Ujar Hendri.

"Darren itu baik Pak, ya walaupun kadang kelakuannya itu sering di luar nurul tapi akan saya pastikan Naziva tidak akan terbawa pengaruh buruk oleh Darren."

"Ibu ini bagaimana tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk ya? jelas Naziva tidak cocok dengan Darren. Tapi dia kebih cocok dengan ketua osis di sekolah ini. Sama-sama berprestasi dan selalu membanggakan sekolah berbeda dengan Darren."

"Bapak kenapa jadi repot ngurusin percintaan mereka?"

***

Naziva Xaviera Tirtayasa gadis yang hidupnya penuh dengan penekanan, harus bisa sempurna apalagi dihadapan Ayahnya. Setiap hari hidupnya selalu dipenuhi dengan rasa penyesalan akibat kematian sang Ibu beberapa tahun silam. Yang membuat dirinya dibenci sang Ayah dan selalu disebut sebagai pembunuh.

"Gimana kalau Bu Dina bilang ke Ayah? bisa-bisa hari ini gue dipukul lagi." Gumam Naziva saat ini dirinya sedang berada di wc sekolah.

"Ah udah lah biarin aja." Naziva segera mencuci tangannya setelah itu ia pun pergi dari wc tersebut.

Naziva berjalan sendiri dilorong sekolah, ia sempat pergi ke kantin untuk membeli makanan karena belum sempat beristirahat.

Setibanya dikelas Naziva langsung menghampiri teman-temannya yang sedang mengobrol.

"Gimana Sya lo dimarahin ngga sama Bu Dina?" tanya Nita.

"Udah jelas Nit pasti dimarahin secara Bu Dina kan galak." Ujar Valerie.

"Eh udah-udah sini Ziv duduk." Kata Siska menarik rangan Naziva agar duduk di sebelahnya.

NAZIVA [On Going]Where stories live. Discover now