05|| Obat Luka Darinya

62 16 28
                                    

Waduh.

Si abang cosplayer jadi panik sendiri ketika melihat Hanbin udah termehek-mehek di depannya kayak bayi bajang. Si abang cosplayer sendiri juga sadar akan tindakannya yang salah, tiba-tiba main cipok anak orang gitu aja.

Hanbin makin tambah tantrum lagi pas liat si abang malah diam aja liatin dia nangis tanpa ada niatan buat setidaknya membujuk nya.

"Mamaaaaa hueeeee...."

Si Kaneki menggaruk lehernya canggung. Ini sebenarnya situasi bjir atau buset?

Hanbin nemplok di pangkuan coser Kaneki, tubuh nya bergetar dan tangannya mencengkram erat kostum yang si coser kenakan, seakan-akan bergantung padanya.

Coser Kaneki menghembuskan nafas panjang, entah akal darimana dia merengkuh tubuh Hanbin yang masih bergetar dan memeluknya dengan lembut. Coser Kaneki itu juga mengusap-usap lembut punggung Hanbin, berharap Hanbin berhenti menangis.

Dan benar saja, tangisan Hanbin perlahan berubah menjadi isakan pelan, dengan wajah yang menempel nyaman di dada bidang si coser.

Dalam pikiran Hanbin, kapan lagi coba bisa ngedusel di dada husbu? Awokwokwok

Coser itu meregangkan pelukannya, dan beralih mengusap wajah basah Hanbin dengan satu tangan nya yang bebas, "maaf ya, aku terpaksa lakuin itu. Maaf banget kalo kamu nggak nyaman."

Hanbin menatap si coser dengan wajah sembab, bahkan mengerucutkan bibirnya menahan untuk tidak menangis lagi. Tanpa tahu saja ketika melihat wajah nya yang sendu itu si coser sedang mati-matian menahan diri buat nggak menerkam nya lagi.

Tapi, kenyataan jauh dari apa yang terlihat. Mungkin Hanbin terlihat menangis trauma, tapi sesungguhnya dalam hati dia girang sekali bisa cipokan sama husbu. KAPAN LAGI YA KAN?!

Tapi demi menjaga martabak nya, eh martabatnya, Hanbin harus pura-pura sedih dan sok tersakiti. Jadi dia menggeleng pelan dan menjawab dengan suara di serak-serakin, "nggak apa-apa, ma--makasih udah nolongin aku, mas ganteng, eh, maksudnya mas Kaneki."

Si coser melongo sebentar, kemudian tertawa, "makasih loh ya udah di puji ganteng, padahal muka saya kan di tutupi topeng."

Kan Hanbin jadi malu, modus nya ke-endus.

"Pokoknya sekali lagi aku minta maaf ya. Cuma cara ini yang terlintas di otak." Coser itu sekali lagi mengusap punggung Hanbin.

"Nggak apa-apa. Aku lebih milih disini sama mas Kaneki daripada sama om pedo tadi." Ujarnya polos.

"Hahaha, bisa aja kamu milih-milih."

Tatapan si coser begitu lembut dan dalam, sampai-sampai Hanbin salting sendiri. Tapi sedetik kemudian dia tersentak begitu menyadari sesuatu. Bahwa tatapan si coser itu mirip dengan seseorang.

Si coser mengangkat tangannya dan mengusap bibir Hanbin yang berdarah dengan lembut, "aduh, berdarah, kayaknya kita harus cari obat luka biar luka nya nggak infeksi."

Kedua nya terdiam ketika menyadari posisi mereka masih saling pangku-pangkuan. Hanbin masih anteng di atas pahanya.

Dengan menahan malu Hanbin turun dari pangkuan si coser, wajahnya merah padam. "I--iya, kayaknya harus cari obat luka."

Si coser berdeham pelan dan ikut berdiri. "Kita cari obat luka dulu di hypermarket, nanti aku anter kamu balik ke event. Kamu datang bareng temen kamu kan?"

Hanbin tiba-tiba teringat Henderi. Sialan tuh pekpren, Hanbin baru kena musibah dan dia pasti lagi asyik-asyik berburu waifu dan oppai di event. Mana tahu dia Hanbin baru saja mengalami kejadian di luar nurul!

Sambil mengumpat ribuan makian di dalam hati, Hanbin berjalan mengikuti si coser dari belakang. Mereka keluar dari toilet dan mulai berbaur kembali dengan para pengunjung lainnya.

Hanbin sedikit kesulitan mengikuti langkah besar si coser, dan kondisi mall hari itu ramai. Sehingga pada akhirnya Hanbin tenggelam dalam arus lautan manusia dan ketinggalan jauh di belakang.

Sekedar info, Hanbin pendek.

"Mas Kaneki! Tunggu watashi! Watashi tenggelam desu! Tasukete!" Tu anak nggak tahu malu malah teriak di tengah kerumunan.

"Mah kakak itu kenapa?"

"Biarin aja orang aneh."

Hanbin mendelik tajam ke arah ibu dan anak yang gibahin dia terang-terangan.

Seperti yang dia duga, si coser balik menghampiri dia sambil tertawa, "bisa-bisanya tenggelam di lautan manusia hm?" Tapi tetap menggenggam jemari Hanbin dan membawanya berjalan beriringan bersama.

"Cih, watashi cuma lagi sial aja desu. Mall hari ini rame sekali desu."

Ya iyalah rame, kan ada event kosple. Agak oon ni orang.

Si coser tersenyum kecil, menggenggam jemari Hanbin lebih erat lagi.

Setelah membeli obat di hypermarket, si coser mendudukan Hanbin di salah satu kursi yang tersedia di mall itu. Dengan telaten mengoleskan obat itu pada luka di bibir Hanbin yang dia sebabkan tanpa sengaja.

Hanbin memerah malu di bawah tatapan intens si abang cosplayer. "Udah nih, perih nggak?"

Hanbin menggeleng cepat, "makasih banyak ya udah nolongin dari tadi. Dari pas watashi di kejar om pedo, terus ini." Hanbin menunjuk lukanya.

"Lagian, itu luka aku yang buat." Wajah si coser memanas.

Si Hanbin malah ikutan malu-malu najis. Keduanya saling malu-malu sambil buang muka.

Ini kenapa jadi ajang malu-maluan cuy?

Ddrrrtttt

Ponsel si coser berdering, setelah itu lelaki coser tersebut minta izin menjauh untuk mengangkat telpon. Setelah beberapa saat dia kembali lagi ke Hanbin yang masih setia menunggu sambil melamun amalan apa yang sudah dia lakukan sehingga bisa mesra-mesraan sama husbu nya, muehehehe

"Ehm, kamu..."

"Hanbin."

"Iya Hanbin. Maaf ya, aku udah ada janji abis ini, harus pulang duluan. Ayo aku anter kamu ke temen mu."

Hanbin mengangguk riang. "Oh iya!" Hanbin merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel nya, "watashi minta nomor omae ya! Seenggaknya kalo ada event lagi kita bisa ketemuan! Soalnya satu hobi kan." Hanbin memgoceh riang.

Sesuai dugaan nya si coser mengiyakan dan mereka akhirnya tukeran nomor.

Dalam hati Hanbin udah disko sambil salto karena sukses berteman dengan si coser yang baru saja menyelamatkannya itu. Kapan-kapan Hanbin bisa minta si coser buat cosplay Kaneki lagi dan beberapa husbu nya!

Si coser mengantarkan Hanbin kembali ke event di lantai satu. Awalnya Hanbin was-was takut bertemu dengan om pedo tadi, tapi syukurnya si om nggak ada dimanapun.

"Aku duluan ya, bye Hanbin."

Hanbin membalas lambaian tangannya dengan perasaan hampa. Dalam hati berharap setelah ini mereka bisa bertemu lagi sesuai apa yang dia khayal kan.

"Woi Bin! Omae darimana aja?"

Bak Jailangkung Henderi nongol di belakangnya dengan cengiran lebar, "tahu gak? Watashi berhasil foto sama coser Yelan sama Kafka! Terus Watashi juga sempat di peluk sama coser Boa Hancock! Terus watashi--"

"Urusai! Pertemanan kita sampe disini aja. Omae pekpren!" Teriak Hanbin kesal dan berlalu pergi dari sana.

Henderi di tinggalkan dalam keadaan bingung. "Lah dia kenapa?"

TBC

Udah lama nggak nulis jadi gaya tulisan kaku lagi. Btw kalo ada yang salah atau bagian yang buat kalian mggak nyaman, silahkan komen biar aku revisi.

Makasih buat yang sudah membaca!

Sampai jumpa di next chapter

Wibu [Woongsungz]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن