02|| Burger Keju

138 21 23
                                    

Nggak bosan-bosan aku bakalan kasih warning cringe untuk setiap chapter, karena emang prik, cringe lagi wkwkwkwk

Kalo gak kuat dengan kegajean ini gapapa, silahkan baca story ku yang lain.

Cukup bacotan ku, selamat membaca^^

ו×

Siang itu keluarga kecil pak Daniel sedang bersantai bersama. Seongwoo, nyonya sekaligus istri dari pak Daniel yang terhormat, sedang asyik menonton drakor dengan volume yang memekakkan gendang telinga.

Pak Daniel sendiri juga sedang berpacaran dengan tiga belas ekor kucing nya. Ya, pak Daniel memang memelihara tiga belas ekor kucing di rumah. Mereka semua di namai dengan nama-nama warna. Misal kucing kuning yang di pangku Daniel saat ini bernama Merah, dan kucing hitam yang tiduran di sebelah kaki Daniel di beri nama ungu. Nggak tahu juga itu kenapa bisa kayak gitu.

"Burger keju Yujin mana?!" Teriak Yucil--maksudnya Yujin dari arah dapur.

Seongwoo yang hampir menangis karena sedang nonton adegan sedih mendelik tajam ke arah dapur, "jangan teriak-teriak kayak monyet aelah!"

"Ih mamih mah! Burger Yujin ilang!"

"Di gondol tuyul kali." Balas Seongwoo.

Yujin berjalan ke ruang tengah dengan kaki di hentak-hentakkan. "Siapa yang makan burger Yujin?! Ngaku!"

Dia menatap tajam papa nya yang terlihat bermesra-mesraan dengan si ungu.

"Papa yang makan burger Yujin?!"

"Dih sembarangan kamu." Daniel cemberut, "kenapa sih tiap ada sesuatu pasti papa yang di tuduh? Papa memangnya salah apa sama kamu cil?" Daniel memegangi dadanya dramatis.

"Kalo memang benar papa gak makan, pasti papa ada sangkut pautnya sama hilangnya burger Yujin. Bang Abin yang makan burger Yujin?" Selidik si bungsu.

"Aduh Yucil ka--kalo itu sih papa nggak tahu." Daniel mencoba membuang pandangan dengan gugup agar tidak bertatapan dengan mata maung anaknya.

"Papa bohong!"

"Ngapain papa bohong Yucil ku sayang cintaku anak ku yang gemesin kayak berbi." Daniel cengengesan.

"Yujin buang si ijo ke empang."

"Loh jangan dong!" Daniel seketika panik dan gelagapan. "Ijo bohay nya papa yang berharga jangan kamu buang dong sayang." Daniel memelas dengan bibir mengerucut.

"Ngaku papa di sogok apa sama dia biar tutup mulut?" Tuding Yujin.

"Hehehe, papa di sogok whiskas lima bungkus."

"Tuh kan benar! BANG ABIN SINI LO!" Teriakan Yujin membahana di seluruh penjuru rumah.

"Ish! Ingusnya naik lagi! Kamu jangan teriak-teriak dong!" Seongwoo melayangkan protes lantaran adegan termehek-mehek nya gagal untuk kedua kalinya di hari itu.

Hanbin yang saat itu tengah rebahan di kasur sambil nonton waifu waifu bening nya terkejut kaget ketika Yujin tiba-tiba membanting pintu kamarnya.

"Do shita no, ototo? (Ada apa, adikku?)" Hanbin memasang senyum ala-ala cowok ghibli.

"Gue nggak ngerti lo ngomong apa! Yang gue mau tanya itu kemana burger keju gue?"

"Oohh souka (begitu), niichan juga gak tahu Jin." Hanbin memainkan tangannya persis seperti karakter anime yang sedang gugup.

"Lo kalo nipu yang beneran dikit dong! Lo yang makan kan? Nggak mungkin si ijo, soalnya gue kunci di gudang tadi malam."

"Nani? jadi si ijo ilang karena lo kunci di gudang?"

"Ah berisik. Ngaku dulu lo yang makan kan?"

"Bu--bukan nichan ko--IYA IYA NIICHAN YANG MAKAN YUJIN STOPPUUUU!!!" Teriak Hanbin ketika Yujin sudah ancang-ancang ingin membanting action figure limited nya.

Yujin semakin melotot, "ganti gak?! Atau ini waifu lo gue bakar!"

"Ni anak emosian mulu heran." Gumam Hanbin.

"HAH?"

"Nandemonai (bukan apa-apa) ototo. Nanti niichan gantiin deh." Hanbin nyengir lelah.

Yujin melayangkan tatapan tajam terakhir sebelum pergi darisana.

Hanbin mendengus menatap Yujin yang kembali membanting pintu kamarnya. "Hiks, sebenarnya watashi salah apa sih? Kenapa ototo yang kawai marah-marah mulu ke watashi? Watashi jadi sedih desu." Hanbin memanyunkan bibirnya.

Setelah bersedih ria Hanbin pun memilih untuk membereskan kamarnya yang seperti kapal pecah itu. Kalau diingat-ingat sudah dua bulan dia tidak membersihkan kamarnya.

Kalau ada yang nanya kenapa Seongwoo nggak ngamuk seperti emak-emak kebanyakan? Jawabannya simpel, Seongwoo terlalu sibuk streaming drakor on going, jadi dia malas ngurusin Hanbin yang udah gede. Katanya bayi bajang harus mandiri. Kalau jorok ya malu di tanggung sendiri.

Terus lagi kalau ada yang nanya kenapa art nggak bersihin kamar Hanbin padahal art di rumah itu ada lima? Jawabannya karena Hanbin nggak suka orang selain keluarganya atau sahabat nya masuk ke kamarnya dan menyentuh waifu berharganya. Hanbin takut art itu tidak sengaja melukai istri-istrinya yang bohai (dibaca: action figure).

Lalu, lima art di rumah itu memiliki tugas yang berbeda. Dua untuk membersihkan rumah, satu untuk masak, dan tiga lagi untuk merawat kucing-kucing tercinta Daniel.

Hanbin bersenandung lembut sambil mengganti seprai bergambar Keqing nya menjadi gambar Miku. Hanbin mesem mesem sendiri melihat Miku yang terbaring di kasurnya bak menantinya untuk rebahan bersama.

Setelah menyelesaikan kegiatan produktif yang amat sangat melelahkan itu Hanbin segera mandi dengan kembang tujuh rupa yang memang di sediakan Seongwoo di setiap kamar mandi di rumah itu. Katanya biar senantiasa wangi harum semerbak seantero bumi.

"Nah gini kan wangi desu. Kalo gini ceritanya para waifu wangy wangy bakalan terpikat sama watashi hihihihi." Hanbin terkekeh sendiri, membuat siapapun yang mendengarnya pasti ketakutan.

Hanbin menatap pantulan dirinya di cermin. Baju hitam bergambar Sasuke, tak lupa dengan rambut jamur nya dan kacamata bergagang tebalnya. Padahal Hanbin tidak minus sama sekali, dia memakai kacamata biar terlihat keren saja. Padahal mah di mata orang normal jatuhnya freak.

Hanbin berpose layaknya kaneki dengan jari yang di pletekin dan seringaian mautnya.

Cicak yang ada di kamar itu langsung lari, mungkin karena merasakan aura psikont--maksudnya psikopat dari Hanbin.

"Furufu, watashi benar-benar hansamu (tampan). Tapi kenapa watashi nggak populer? Apa kurangnya watashi? Kalo soal keren mah boleh di adu." Hanbin tersenyum mengejek kenarah pantulan dirinya di kaca.

Sawarasenai Kimi wa shojo nano~~

"Eh, besto frento nelpon nih." Hanbin meraih ponselnya dan menerima panggilan telpon dari sang sahabat.

"Yo Deri Kun, doshite (ada apa)? Kenapa tiba-tiba menelpon watashi?"

"Waga tomoyo (temanku), Deri-sama ingin bertanya, apakah omae punya waktu luang besok?" Yang menghubungi Hanbin adalah sohib sefrekuensi nya, siapa lagi kalau bukan Henderi.

"Ashita (besok)? Ada, besto frento. Mau pergi kemana?" Biasanya kalau Henderi sudah menelpon, pastilah mereka akan merencanakan pergi ke event cosplay lagi.

"Di mall kenangan. Omae kan nggak kosple, jadi omae harus jadi babu nya Deri-sama seharian."

"Tapi jangan lupa traktir watashi  udon ya, tiga porsi."

"Yoweslah."

Hanbin memutuskan sambungan telponnya.

Senyuman lebar tersungging di bibirnya. Meskipun dia cuma jadi kroco Henderi besok, tapi dia bisa menikmati pemandangan indah para cosplayer yang ada di sana.

Hanbin akan unjuk gigi di sana. Lihat saja besok.

TBC

Wibu [Woongsungz]Where stories live. Discover now