[0.3] KENETH

19 10 11
                                    

Beberapa puluh menit telah dihabiskan oleh Aruka untuk memasak di dapur kini ia telah menyediakan Ikan goreng, telur rebus dan juga bubur.

Aruka menepuk kedua telapak tangannya memandangi meja yang telah terisi makanan dengan rapi.

Gadis itu menoleh melihat seseorang telah turun dari tangga. "Oh! Kau sudah bangun? Ayo makan bersama," ucap Aruka menarik kursi.

Pria itu mendekat. Aruka mulai sadar suatu hal. "Tunggu... Kau sudah bisa berjalan?" Tanyanya.

Empat hari setelah pria itu sadar, Aruka menyadari kaki kiri pria itu terluka begitu dalam sehingga tidak dapat berjalan seimbang dan Aruka selalu membantunya berjalan menuju kamar mandi untuk mandi atau sekedar buang air kecil.

"Ya, aku akan pergi mandi." Jawab pria itu menuju kamar mandi yang dekat dengan dapur.

Aruka mengangguk mengerti.

Perihal tentang ingatan pria itu, belum ada perkembangan sama sekali, bahkan namanya pun belum teringat membuat Aruka bingung untuk memanggilnya apa. Beberapa kali Aruka mendapati pria itu sedang kesakitan pada bagian kepalanya karena terlalu keras memikirkan ingatannya.

Selesai mandi, pria itu menyusul Aruka makan.

"Nona Aru, dimana kau berada!" Terdengar suara Joan dari ruang tamu, langkah kakinya terdengar mendekati dapur.

Joan menghentikan langkahnya saat melihat seorang Pria di meja makan. Ekspresi Joan berubah masam, ia mengangkat telapak tangannya mengisyaratkan Aruka untuk mendekatinya.

Aruka terkekeh melihat Joan seperti ini akibat kejadian tiga hari lalu. Joan sangat bersemangat menantikan Pria itu siuman tapi nyatanya saat Joan melihatnya pertama kali ia langsung takut. Wajah datar dengan tatapan yang tajam milik Pria itu membuat Joan ketakutan melihatnya, Joan bilang pria itu terlihat seperti vampir yang sedang kelaparan.

Entah apa yang membuat Joan berpikir seperti itu, apa mungkin karena pria itu memiliki kulit putih pucat, tinggi, dan tampan? Entahlah.

Aruka berdiri mendekat lalu berjongkok di depan Joan. "Ada apa?" Tanyanya.

"Kakak Velyn ada di rumahku, dia ingin bertemu denganmu disana." Ucap Joan.

"Benarkah? Ada perlu apa dia kemari."

"Katanya ada hal penting yang akan dia beritahukan padamu, Nona," lanjut Joan.

"Baiklah aku akan segera ke sana." Aruka membereskan piring kotor yang ada di atas meja, kebetulan ia sudah selesai sarapan. Aruka bergegas pergi dari rumah menuju rumah Mayla.

Joan masih terdiam disitu mencoba menatap Pria yang sedang makan di meja makan.

Merasa ada yang menatapnya, pria itu menatap balik Joan tanpa menghentikan aktivitas mengunyahnya membuat Joan semakin ketakutan melihatnya. Joan segera berlari keluar rumah. "Nona tunggu aku!"

Aruka memasuki rumah Mayla, benar saja di sana sudah ada Velyn yang sedang duduk di ruang tamu.

"Velyn? Kau mencariku?"

Si pemilik nama menoleh. "Kemana saja kau? apa kau tak merindukanku, huh? Sudah berapa lama kau tidak datang ke perpustakaan Ayahku?" Tanya Velyn bertubi-tubi.

"Aku sibuk akhir-akhir ini," Aruka terkekeh. "Kenapa kau tiba-tiba berada disini?"

Velyn berdiri mendekati Aruka. "Aku mengambil pesanan jaket rajutku pada Kak Mayla." Saut Velyn.

"Oh iya, Kakakku yang sedang menjaga perpustakaan jadi aku bebas untuk hari ini. Kau belum pergi ke kebun kan? Aku akan menemanimu," lanjutnya.

"Kau terlihat bersemangat sekali. Baiklah ayo, tunggu aku bersiap di rumah."

Keneth in Zhephyre Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin