11 Tinggal Bersama

533 63 5
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang masih nungguin kisah Ariana dan Darren???

Special hari ini author bawain kelanjutan kisah mereka nih. Setelah kemaren menikah, kira-kira apa yang bakal terjadi di kehidupan pernikahan mereka ya??

Yuk baca keseruannya sekarang juga. Jangan lupa VOTE dan komen yang banyak ya. Hope you guys enjoy it. Let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Setelah menghabiskan malam penuh kekesalan, pagi ini Ariana kembali dibuat repot karena harus berpura-pura bahagia dan menampilkan senyum sumringah di hadapan seluruh keluarganya. Padahal dirinya lelah sekali karena tidak bisa tidur. Entah kenapa semua orang itu terlihat begitu bahagia bercengkrama bersama.

"Sayang, kok pagi-pagi udah bangun aja?" tanya Melati saat Ariana sudah bergabung di meja makan.

"Iya Ma, kebiasaan aku kan bangun pagi," jawab Ariana sedikit tersenyum. Tentu saja ia harus menampilkan wajah ramah di hadapan keluarga Darren yang kini sedang menatapnya.

"Masa masih bangun pagi padahal abis malam pengantin," ujar Melati lagi membuat Ariana menampilkan senyum tidak ikhlas. Entah kenapa Melati menjadi begitu menyebalkan untuknya. Apa mamanya itu tidak ingat kalau sudah membuat Ariana terjebak dalam pernikahan asing seperti ini? Malam pengantin katanya? Malam pengantin seperti apa yang mamanya harapkan?

"Darren belum bangun An?" tanya mamanya Darren.

Ariana menatap mertuanya yang masih terlihat cantik itu. Ah apa Ariana belum mengatakan kalau Darren memiliki mama lagi? Ya, awalnya ia juga heran mengapa Darren yang ibunya sudah meninggal sejak lama itu tiba-tiba kembali memiliki mama. Rupanya adik dari ibu kandungnya Darren itu menikah dengan ayahnya, atau istilah lainnya turun ranjang. Jadi wanita yang bertanya padanya saat ini adalah tante sekaligus mama tirinya Darren.

"Belum Bun," jawab Ariana dengan senyum kecil yang entah terlihat tulus atau justru terlihat palsu itu. Bahkan sekarang ia memanggil mertuanya dengan panggilan 'Bunda'. Sungguh terdengar akrab sekali.

Sungguh Ariana sangat canggung dengan situasi ini. Mereka semua yang membawanya ke dalam pernikahan asing ini, tapi mereka juga yang bersikap seolah-olah pernikahan ini adalah hal yang telah lama dinanti. Bersikap seolah-olah dirinya dan Darren benar-benar pasangan normal yang saling mencintai.

"Kalo hari libur dia nggak akan bangun pagi kalo nggak dibangunin istrinya. Kamu bangunin dia gih An," ujar mertuanya Ariana.

"Apa nggak dibiarin dulu aja Bun? Mungkin dia kecapekan," tanya Ariana meringis.

"Masa dia kecapekan sampe KO. Istrinya aja udah bugar pagi-pagi," ujar mertuanya Ariana tersenyum kecil.

Saat itu Ariana benar-benar hanya mampu meringis dalam hati. Bugar katanya? Bunda tidak tahu saja kalau Ariana berjuang dengan make up pagi-pagi sekali hanya untuk menutupi wajah sembabnya. Sebenarnya bagi orang-orang yang melihat dengan teliti pasti masih akan terlihat bagaimana sayunya mata Ariana. Tapi sepertinya mereka tidak terlalu menghiraukannya karena menganggap itu hal yang wajar mengingat mereka baru saja melalui malam pengantin. Padahal tidak tahu saja mereka bagaimana Ariana melalui malam itu dengan tersiksa, dan tidak ada perduli sama sekali pria bernama Darren itu. Masih mengasihani Darren yang tidur dengan lelap pula. Membuat Ariana semakin membenci pria itu saja.

"Udah bangunin aja sana, nggak papa nggak usah malu. Kan udah sah," ujar mertua Ariana lagi. Sekedar informasi, mama tiri Darren bernama Latifa.

Ariana menatap mamanya untuk sekedar meminta bantuan. Namun bukannya mendapat bantuan, mamanya sudah jelas mendukung mertuanya. Melati malah mendorong Ariana agar kembali naik ke lantai 2 untuk membangunkan Darren.

Not A Surrogate WifeWhere stories live. Discover now