EPISODE - SEVENTEEN

45 3 0
                                    

_Happy Reading_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_Happy Reading_



Side Stories

+×+ Listen to me, Here.

"Sebelumnya gue kasih warning. Nanti lo ngga usah kepikiran dengan perkataan yang bakal keluar dari nih mulut."

Kakinya dibawa untuk menaiki beberapa tangga jembatan, sehingga lebih leluasa untuknya menghembuskan asap—pagar sebagai sandaran. Dapat dilihat dengan jelas kendaraan yang berpacu di malam hari.

Sedikit ragu, namun kepalanya beberapa kali ia anggukan. Tanpa menoleh, wanita itu sudah tahu Soule ingin mendengar ceritanya. Dengan derap kaki yang mendekat ke arahnya itu sudah membuktikan.

Merasa lelaki itu berada di dekatnya. Tangannya merogoh ke kantong hoodie, dia bawa benda kecil itu ke depan mulutnya seketika tersumpal—menyalurkan api pada rokoknya.

Memberikan pada lelaki di sampingnya, meskipun sedikit gugup namun diambil olehnya.

"Gue tuh susah diterima, tau sendiri kelakuan gue gimana." Poninya yang panjang hampir saja menelungkupi semua permukaan wajahnya, angin datang berhembus. 'Cantik', kata itu yang terucap saat netranya menangkap paras yang sering kali bersembunyi.

"Jangan heran kalau mayoritas orang membenci gue tuh lebih banyak dibanding dengan suka. Apalagi gue anaknya susah berdaptasi dengan orang baru. Dan orang baru juga mana mau membiasakan diri dengan sikap gue ini,"

"Gue juga bukan orang yang suka dengan aturan. Ngga heran gue dibuang." Katanya sesekali menghisap putung nikotin miliknya, lelaki itu terlihat tak keberatan meskipun asap senantiasa bergerombol masuk, mengganggu pernapasannya.

"Gue udah males ngebranding kalau diri ini baik dan personality-nya anak patuh,"

"Orangtua gue aja ngga tau. Sebenarnya gue seperti apa, because gue suka bertingkah baik dengan mereka..."

"Sebelum akhirnya gue sendiri yang nunjukin sifat asli gue ke mereka." Lanjutnya.

Kata perkata meluncur deras dari mulutnya. Tak ada sahutan, hanya ada anggukan. Saking fokusnya putung rokok yang diapit olehnya saja kian memendek, belum sempat dinikmatinya.

"Dulu..."

"Dulu!" Serunya lebih keras, agar tak tenggelam oleh suara bising jalanan. "Gue berusaha mati-matian agar terlihat sempurna di mata orang lain." Matanya mulai mengeluarkan air, masalalunya itu getir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Eye~Brows ▪︎ [ ᴛᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ x ᴛᴏɢᴇᴛʜᴇʀ ]Where stories live. Discover now