Possessive Boss - 27

175 34 0
                                    

Author Pov

Dhea mulai nekat melakukan kontak fisik dengan Ricky. Tapi, Ricky cepat-cepat mendorong Dhea sebelum kejadian ini menjadi gosip yang menuduhnya menjalin fair dengan mantan karyawannya itu.

Ricky sendiri bingung kenapa banyak wanita yang tergila-gila padanya bahkan sampai menjatuhkan harga dirinya begitu meskipun sudah jelas kalau Ricky tidak tertarik dengannya. Apakah logika mereka sudah mati?

Ricky membenarkan dasinya setelah mengusir dengan paksa Dhea dan ancaman memanggil sekuriti. Dia juga mengancam akan mengeluarkan ayah Dhea dari daftar investor perusahaannya. Di luar sana Ricky yakin banyak sekali orang yang jauh lebih tampan dan muda dari pada dia, tapi kenapa Dhea begitu terobsesi dengannya?

***

Karina dan Shopia menatap aneh Davina yang mengenakan kaus panjang warna putih dan syal tebal yang melilit di lehernya. Emang sedingin apa AC di kafe ini sampai Davina memakai syal begitu.

"Dav? Kita di Indonesia bukan di Eropa." Celetuk Shopia dengan tatapan nggak mengerti dengan style Davina malam ini.

Davina membuka syalnya dan memperlihatkan tanda merah di hampir seluruh bagian lehernya.

"Wah..." Shopia ternganga melihat tanda merah yang memenuhi leher Davina.

Davina cepat-cepat kembali melilitkan syalnya. "Ini yang bos kalian lakukan pada saya!" katanya dengan kalimat formal dan mata memelotot.

Karina tertawa melihat Davina seperti itu.

"Para! Lonya juga sih doyan." Celetuk Shopia tanpa sensor.

"Sembarangan lo kalau ngomong suka bener." Karina terkekeh.

"Ya, lagian udah suami-istri ini." Shopia melirik Karina.

"Iya, pantesan lo style-nya kaya orang sakit begitu." Karina mengaduk kopi panasnya yang baru diberi gula.

"Jadi, lo ngajakin kita ketemu buat cerita soal malam pertama nih?" Mata Shopia melebar.

"Gue heran." Davina berkata serius. Matanya menatap kedua sahabatnya secara bergantian.

"Kenapa?" tanya Shopia yang balas menatap Davina serius.

"Kenapa bisa-bisanya gue mau ya sama Ricky?" Dia heran sendiri. Kalau dipikir-pikir apa yang dilakukannya dengan Ricky itu tidak masuk akal. Proposal pernikahan itu lama-lama membuatnya stres sendiri.

Shopia dan Karina saling menatap.

"Ini kan menyangkut harga diri gue sebagai seorang wanita."

Shopia dan Karina saling menatap lagi.

"Lo sadar nggak sih lo itu istrinya Pak Ricky nggak ada yang aneh kok kalau kalian 'ehem-ehem' begitu." Shopia menyesap lemon tea.

"Daripada ngerasa aneh terus mendingan cerita aja deh selengkapnya. Awalnya gimana sampai begitu." Kata Shopia enteng yang disenggol Karina.

"Lo kalau soal begituan selalu maju paling depan."

"Sebagai bahan referensi nanti kalau gue udah nikah lah." Sela Shopia.

"Alesan aja lo, sok polos lagi." Karina terkekeh.

"Topik utamanya itu gue kenapa melebar ke Shopia?" Protes Davina.

"Oke, lanjut." Kata Shopia sebelum kembali menyesap lemon tea-nya.

Ada sensasi aneh yang menyergap seluruh tubuhku. Saat bersama Kevin dia tidak pernah berani untuk mencium yang lain selain bibirku. Meskipun dia pacarku. Seutuhnya. Tapi, Ricky seberani itu bahkan aku merasakan tangannya mulai meraba ke punggungku dan turun perlahan.

"Pak... Ricky..." Aku mulai memberontak dengan mendorong bahunya. Tapi, aku tidak bisa menyingkirkan bibirnya dari leherku.

"Kamu jangan melawan." Aku masih bisa mendengar suaranya dengan jelas meskipun dia sibuk mengecup leherku.

"Jangan, Pak, please. Pak Ricky lagi nggak sadar karena kalau Pak Ricky sadar Pak Ricky nggak mungkin ngelakuin ini."

Aku merasakan hidungnya naik dan bermain di telingaku.

"Sayang..." bisiknya. Sekejap bulu kudukku dibuat meremang oleh panggilan 'sayang'. Ricky memanggilku sayang? Jangan baper Davina! Dia nggak sadar karena lagi teler. Karena kalau sadar dia nggak mungkin manggil aku kaya begitu.

Davina menggeleng membayangkan keadaan malam yang mencekam dan mendebarkan itu.

"Kenapa lo, Dav?" tanya Shopia.

"Gue masih ngebayanginnya."

"Ngebayangin apa?"

"Saat Ricky yang lebih cocok jadi musuh gue malah jadi suami dan menyentuh gue." Davina memeluk kedua bahunya. "Gue nggak rela mahkota gue diambil dia." Katanya sok dramatis.

"Terus lo mau apa? Minta Pak Ricky ngembaliin mahkota lo?" Shopia melotot pada Davina.

"Emang bisa?" Tanya Davina sok polos.

"Bisa, lo mandi kembang dulu 7 rupa, 7 dupa sama—"

"Sinting lo, Shop."

"Lagian pertayaan lo ada-ada aja."

"Ya, kan gue cuma nanya."

Jeda sejenak.

"Jadi gimana rasanya tidur bareng mantan bos?" Shopia cekikikan.

"Lo nanyanya seputar itu melulu, Shop." Tegur Karina.

"Yang mulai dia loh, Kar." Shopia menunjuk ke arah Davina.

"Well, gue denger Dhea tadi siang ke kantor dan nyium bibir Pak Ricky." Karina memberitahu kabar yang sengaja disebarluaskan Dhea sendiri.

Davina merasa jantungnya seakan jatuh begitu saja.

"Itu bisa jadi fitnah kan, Kar. Secara kalau emang Pak Ricky suka sama Dhea yang dia nikahi pasti Dhea kan." Shopia nggak yakin dengan gosip yang beredar.

"Iyalah. Tapi, ya, mesti digarisbawahi juga kalau Dhea itu punya ambisi jadi istri Pak Ricky. Perjodohannya aja kan ditolak Pak Ricky tapi sampai sekarang masih ngejer-ngejer aja." Karina kesal sendiri saat mendengar gosip itu.

"Dav, kok loe diem aja? Lo mulai naksir Pak Ricky ya?"

***

Possesive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang