Possessive Boss - 15

199 41 1
                                    


Malam ini Ricky menginap di apartemenku. Aku nggak tahu kenapa dia bisa ada di sini secara tiba-tiba. Aku membuatkannya kopi. Dia menonton serial Grey's Anatomy. Aku merasa kikuk karena dia datang sendirian tanpa Elsa.

Ricky menatapku dengan tatapan yang nggak biasa. Agak galak tapi juga lembut. Aku nggak tahu apa arti dari tatapannya. Aku agak takut ditatap seperti itu oleh Ricky. Aku duduk di sebelahnya. Aku mengenakan dress warna hitam tanpa lengan. Aku nggak tahu ini dress siapa. Aku nggak punya dress hitam tanpa lengan ini.

"Kamu cantik."

Sumpah demi apa Ricky memuji aku cantik? Apa matanya lagi buram apa gimana? Aku merasa aneh dengan pujiannya. Dia terus menatapku. Kalau dia terus-terusan menatapku lama-lama aku meleleh.

Ricky menyesap kopi buatanku. "Rasa kopinya enak." Dia kembali memujiku.

"Ya, makasih."

"Ngomong-ngomong, apa kamu masih bertemu Kevin?"

"Nggak. Dia nggak pernah ke sini lagi."

"Aku nggak pernah melihatmu secantik ini, Dav."

"Makasih, Pak. Sebenarnya, aku emang cantik kok. Cantik banget. Tapi, mata Pak Ricky itu kurang bagus penglihatannya makanya Pak Ricky nggak bisa melihat kecantikanku yang selama ini tertutupi."

Sialan! Aku barusan ngomong apa sih?

"Oh ya?" Respons Ricky lembut. Dia bahkan tersenyum kecil. Hal apa yang merubahnya jadi manis begitu biasanya pait kaya jamu rempah-rempah.

"Selama ini kan aku memang cantik, Pak." Aku kembali memuji diriku.

"Ya, aku terlalu sibuk dengan perasaanku sampai lupa kalau kamu secantik itu, Dav." Dia menarik anakan rambutku ke belakang telinga. Jantungku berdeup lebih cepat dari biasanya.

Wajahnya mendekati wajahku hingga aku bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat. Mata kami bersitatap cukup lama.

Hening.

Aku menelan ludah berkali-kali. Ricky yang datang malam ini ke apartemenku seperti bukan Ricky—atasanku. Jauh sekali. Dua orang yang sangat berbeda karena aku yakin Ricky yang atasanku itu pasti akan mengomel, misuh-misuh dan memalingkan wajahnya. Dia nggak akan tahan menatap lama-lama wajahku apalagi mataku.

Jadi, dia siapa kalau bukan Ricky atasanku?

Siapa pria ini?

Sebelah tangannya membelai lembut pipiku.

Aku merasa terenyuh dengan belaian lembut tangannya. Hingga lupa kalau pria ini bukan siapa-siapaku. Kami nggak punya hubungan apa-apa selain hubungan profesionalitas kerja meskipun aku memang nggak profesional juga. Kami lebih sering bertengkar daripada rukun.

"Pak Ricky..."

Bibirnya mendekati bibirku.

Dan lalu...

Cup!

Mataku mengerjap-ngerjap saat merasakan bibir kami bersentuhan hingga terdengar bunyi 'cup'.

Dia kembali menatap mataku.

"Aku ingin malam ini kamu menjadi milikku." Bisiknya di telingaku.

PRAKKK!

"Awwww!" Aku mengelus-elus pinggang sebelah kiriku yang sakit akibat terjatuh dari atas ranjang.

Aku terdiam sesaat. "Mimpi ya?" tanyaku heran. Aku menatap ke arah sekelilingku. Nggak ada Ricky di sini. Aku menunduk melihat pakaianku. Aku nggak mengenakan dress hitam tanpa lengan melainkan aku mengenakan piyama motif kartun kucing.

Aku nggak akan melupakan mimpi malam ini. Aku kembali ke atas ranjang. Melihat layar ponselku yang menunjukkan pukul 2 pagi. Aku kembali memejamkan mataku.

Mimpi yang entah bagaimana ingin aku ulangi lagi.

***

Possesive BossWhere stories live. Discover now