Possessive Boss - 21

221 38 0
                                    

Ini adalah pertemuan terabsurd sepanjang sejarah. Bagaimana bisa aku bertemu dengan calon istri Ricky lalu bertemu dengan mantan kekasih Ricky. Kenapa mereka ada di saat Ricky ingin menawarkan proposal pernikahan sama aku? Kena-why?

Aku nggak mau berurusan dengan 2 wanita ular tadi, cukup berurusan dengan Shopia dan Karina aja bikin kepalaku pening. Ditambah 2 wanita ular dari hutan amazon sana. Oke, Ricky memang tampan, tapi apa perlu aku bersaing dengan Dhea dan Lidya.

Di kantin aku makan seblak yang pedes banget untuk menghilangkan kepusingan dari 2 wanita ular tadi. Lagian ngapain sih Lidya mau ketemu aku? Aku aja nggak mau ketemu dia kok malah dia yang nyamperin aku.

"Ngapain sih Lidya itu pengen ketemu sama lo?" Tanya Karina sembari memakan gado-gado.

"Nggak tahu. Tadi pas ketemu dia diem aja. Malah melongo terus."

"Hahaha." Shopia terbahak sampai terbatuk-batuk.

"Terus dia tahu lo darimana?" Tanya Karina lagi.

"Nggak tahu mungkin Pak Ricky ngasih tahu."

"Terus kenapa Pak Ricky ngasih tahu lo ke Lidya?" tanyanya lagi.

"Ya, mana gue tahu."

"Tadi Dhea ngajak lo ketemu di pantry ngomongin apa?"

Aku cerita isi percakapan antara aku dan Dhea di pantry tadi. Lalu, aku mulai berpikir untuk cerita soal proposal pernikahan dan ciuman aku dan Ricky. Perlu nggak ya cerita ke mereka?

"Eh, eh," Aku menunduk dan memelankan suaraku. Shopia dan Karina ikutan menunduk.

"Apa?" desis Shopia.

Aku menghela napas panjang sebelum menceritakan hal ini kepada Shopia dan Karina. Takut-takut mendadak Shopia pingsan.

"Pak Ricky nawarin aku buat jadi istrinya."

"Hah?" terdengar suara 'hah' yang keluar dari mulut mereka secara bersamaan.

"Iya, terus semalem kami sempat ciuman."

"Hah?" lagi mereka berkata 'hah' secara bersamaan.

Shopia dan Karina tampak syok. Mata mereka melebar dan mulut mereka terbuka. Oke, aku tahu ini akan mengejutkan mereka. Jangankan mereka, aku sendiri aja terkejut. Bagaimana bisa aku membalas ciuman Ricky yang manis semanis aroma wine itu.

***

Aku memasuki ruangan Ricky. Dia menyodorkan proposal yang mesti aku tandatangani kalau aku setuju dengan pernikahan ini. Sebenarnya, aku butuh waktu untuk mengiyakan atau menolak proposal pernikahan dari bosku yang sinting ini. Nggak ada angin, nggak ada ujan tiba-tiba nawarin proposal menikah. Apa Lidya dan Dhea itu nggak bisa di acc buat jadi istrinya begitu sampai harus aku?

"Pak, tadi Lidya ke kantor dan nyariin saya. Dia kaya kaget gitu melihat saya."

"Udah saya tebak kok." Katanya sambil mengetik di keyboard laptop tanpa melirikku sama sekali.

"Kok Pak Ricky bisa nebak?" tanyaku heran. Padahal aku nggak nanyain dia bisa nebak atau nggak kan.

"Ya, kemaren saya ketemu dia terus saya cerita soal kamu."

"Hah? Ngapain cerita soal saya?" Aku melotot padanya. Ngeselin banget sih nih orang ghibahin aku mulu!

"Aku cerita soal Elsa yang manggil kamu 'mommy'."

"Pantesan mantan Pak Ricky nyariin saya."

"Kamu tahu darimana dia mantan saya?"

"Dari Shopia dan Karina."

"Kalian di belakang saya suka ngomongin saya ya?"

"Kadang-kadang." Aku nyengir kuda.

Dia menutup laptonya dan menatapku.

Hening.

Aku balas menatapnya aja.

"Pak, kenapa Pak Ricky ngajuin proposal pernikahan ke saya bukan ke yang lain? Pak Ricky tahu kan di kantor ini yang cantik itu banyak banget. Bukan Cuma Dhea tapi anak-anak bagian divisi lain juga cakep-cakep. Kaya aktris Thailand ada loh, Pak. Tapi nggak pernah ketemu Pak Ricky kayaknya sih." Aku mencerocos. Aneh aja kenapa harus aku yang mendapat tawaran mekanik ini? Eh, maksudku, menarik ini.

"Bukan karena Pak Ricky naksir saya kan?"

"Najis!" Semprotnya.

Kurang ajar emang nih orang! Emangnya aku apa? Daging babi?

"Terus apa, Pak? Apa yang Pak Ricky lihat dari diri saya?" Tuntutku.

"Ini semua bukan tentang kamu, Dav, ini soal Elsa. Elsa yang selalu nanyain kamu tiap hari ke saya. Saya ingin Elsa bahagia dan mungkin dengan kita tinggal bersama saya bisa membahagiakan Elsa."

Hening.

"Saya bakal dibenci sama cewek-cewek yang naksir Pak Ricky."

"Biarin aja. Ngapain kamu peduliin mereka? Kaya kamu nggak ada kerjaan aja mikirin mereka. Sekarang kamu punya kerjaan baru. Dan kamu bakalan lebih sibuk dengan kerjaan baru ini karena yang kamu urusin bukan cuma Elsa, tapi juga saya."

"Jadi saya juga ngurusin 'big boy' begitu?"

"Yang gaji kamu kan saya."

"Kenapa saya juga harus ngurusin Pak Ricky, Pak Ricky sendiri bisa kan ngurusin diri sendiri? Kan udah gede."

"Terus buat apa kamu saya gaji kalau kamu nggak ngurusin saya?"

"Ya, buat ngurusin Elsa. Berurusan sama Pak Ricky di kantor aja bikin kepala saya suka keliyengan apalagi berurusan sama Pak Ricky di rumah." Aku nggak bisa ngebayangin nanti bakalan gimana kalau sampai serumah dan mesti ngurusin Ricky. Tapi, kapan lagi aku bisa jadi istri seorang CEO tampan ini.

Astaga, jangan jatuh cinta sama Ricky, Davina!

Jatuh cinta sama Ricky itu hukumnya haram.

"Cepet tanda tangan jangan kelamaan mikir. Selama kamu dibawah kendali saya, kamu aman."

Aku ingin membahas soal ciuman semalam tapi rasanya malu kalau aku menanyakan soal apa arti dari ciumannya semalam itu. Jadi, aku memilih mengulum bibirku. Seolah-olah lupa dengan apa yang dia lakukan padaku semalam. Apalagi sikap Ricky seolah-olah lupa dengan apa yang dilakukannya padaku.

***

Possesive BossWhere stories live. Discover now