Flashback Rayne [end]

51 9 19
                                    

Typo itu wajar
Dan kemungkinan chap ini bakalan pendek, jadi... Maapp
.
.
.
.
.
'berarti bener! Sialan, kenapa gue baru nyadar Sekarang?!'

"Hahahahahahah, kau kesal sekarang? Sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya!!" Kata sosok kevin.

"Masih ada jalan, kevin. Gue sama temen" gue bisa sampein pesan lo ke nimas" ucap Rayne.

Kevin terdiam sebentar. Kemudian dia menggeleng.
"Aku tidak bisa,  dia pasti akan membenciku" katanya.

"Jangan takut mencoba, kevin" ucapan rayne membuat kevin terdiam lagi.

"Kalau dia benar membenciku?" Tanyanya datar.
"Kita belum nyoba, jangan negatif thinking dulu" jawab rayne.

"Kau berkata seperti itu karena kau tidak merasakan apa yang aku rasakan"
"Sebaiknya kau diam saja jika tak tau apapun" lanjutnya.

"Gue cuma pengin bantu lo, kevin" ucap rayne masih Berusaha meyakinkan kevin.

Kevin hanya diam saja. Dia bimbang.
Rayne menutup matanya untuk berkedip, dan saat ia membuka matanya, Kevin sudah ada tepat di depannya.

Dengan pisau dapur menancap di dadanya.
"Kau lengah satu kedipan, niatmu memang baik tapi aku tidak bisa percaya padamu seperti aku percaya pada reza" ucap Kevin sambil mencabut kasar pisau itu sampai membuat rayne terhuyung.

"Kau punya waktu 30 menit sebelum mati, apa ada kata kata yang ingin kau sampaikan pada ku?" Tanya kevin sambil menghadap membelakangi Rayne.

Rayne terduduk. Darah keluar dari mulutnya bersamaaan dengan batuk. Ia mendongak menatap punggung kevin.

"Percaya sama gue vin, gue rayne bukan reza.. kita beda lo bisa percaya sama gue, hahh.." rayne menghela napas. Nafasnya terasa tercekat dan memendek.

"Karna udah gini.., biarin temen temen gue yang sampein pesan lo, ke nimas"
"Lo mau kan coba percaya sama gue? Kevin?" Lanjut Rayne.

Kevin berbalik dan menghadap Rayne. "Baiklah, aku kasih waktu hingga pagi" jawabnya membuat rayne tersenyum puas. Sesaat setelah itu kevin menghilang entah kemana.

Rayne mulai terbatuk batuk lagi.  Rayne menatap mata yang sedari tadi menontonnya.
"Keluar, gue tau lo ada di dalem.. eita"  ucap Rayne.

Dengan tangan gemetar, eita membuka pintu lemari dan keluar. Segera ia menghampiri Rayne.
"Maaf, maafin gue hiks, gue ngga bisa apa apa, gue nggak bisa nolongin lo, hiks gue malah cuma liatin lo doang, maaf...." Sesal eita ia menangis di hadapan Rayne.

"Pilihan lo bener ngga keluar dari sana sebelum gue minta, lo bisa tolongin gue sekarang?" Tanya Rayne.
Eita menatap Rayne penuh tanda tanya.

"Tolongin gue buat tepatin janji gue ke kevin, lo tau kan apa yang harus di lakuin?"  Ucap rayne, eita mengangguk sambil mengusap air matanya.

"Kalo gitu, pergi sekarang juga temuin finn sama yang lain, orter sama kaldo ada di lantai bawah, kalo lo udah nemu semua langsung cari tangga ke lantai bawah terus cari orter sama kaldo" pinta Rayne.

"Lo gimana?" Tanya eita.
"Gue sini aja, gue udah ngga kuat waktu gue udah hampir habis, udah sana pergi, makasih ya" ucap rayne tulus.

Dengan berat hati eita pergi meninggalkan Rayne dan berlari tak tentu arah untuk mencari finn dan teman temannya.

"Hahhh..." helaan nafas pendek rayne keluarkan. Dadanya terasa semakin sesak. Ia menyeret dirinya untuk bersandar di dinding.

Rayne memegangi dadanya yang sedari tadi mengeluarkan darah.
"Pa.. ma.. sakit.." gumamnya sambil memejamkan matanya.

He's Here.. [Mashle X Random Anime] EndWhere stories live. Discover now