5.

12 4 1
                                    

"Yogurt ya.." ucap Gerry sedikit melirih, dan menatap kanan - kiri dengan cepat

Dengan nafas berat, ia mengelus dada nya dengan perlahan dan menghela nafas pelan

"Gerry?" Panggil seseorang, membuat Gerry menoleh kanan - kiri dan mengerutkan kening nya bingung

"Siapa?" Panggil Gerry sedikit pelan, dan menerima kresek berisikan jajan itu daripada mbak kasir

Dengan langkah cepat ia berjalan keluar dari indomaret, dan meremat sweater yang di pakai oleh nya

Gerry berdoa di dalam hati, dan dengan nafas yang tenang ia berjalan dengan langkah santai melalui kuburan - kuburan yang berada di sana

"Gerry..." Suara aneh mulai terdengar jelas oleh Gerry, sontak membuat remaja itu menggeleng pelan dan dengan langkah lebar ia pergi dari sana dengan takut

Bagaimana tidak takut jika kamu harus melalui tempat yang di penuhi oleh kuburan - kuburan lama yang sudah berada di sana?

Apalagi tiba - tiba ada suara aneh yang tidak kamu kenali memanggil nama mu

Sungguh menyeramkan...

••°••

Gerry menyusun sendal yang di pakai nya tadi, dan menatap bingung ada heels seseorang yang berada di sana

"Kapan gua jemput jalang?" Bingung Gerry, dan meletakkan kresek yang berisikan jajan itu di atas meja

Dengan langkah pelan, ia mencari wanita pemilik heels itu, dan berusaha agar mendengarkan suara apa pun

"Anghh...a-ahh...lebinhh..c-cepath"

Gerry meremat sweater nya dengan pelan, dan membuka pintu kamar tamu yang berada di apart nya

Raut wajah Gerry berubah datar, saat ia melihat Freyza yang sedang melakukan sex bersama pemuda lain

"Hufttt.." Gerry menutup kembali pintu kamar tamu, dan menarik kresek jajan nya

Walaupun wajah Gerry terlihat datar nya dingin, tetapi otak nya masih sepolos otak bayi yang baru saja lahir

Dia sendiri tidak tau apa arti kata 'cum' atau 'desah' dan sebagainya

Selama Freyza melakukan itu bersama pemuda lain, ia sendiri tidak bisa marah kerana ia tidak mengetahui apa arti semua kata - kata itu

Wajah tegas, datar dan dingin, berlainan dengan otak yang polos dan berhati hello kitty

Dan bisa di katakan...Gerry sangat polos untuk Remaja seperti dirinya yang sudah hampir mau memasuki kuliah

Tetapi Gerry tidak mengakui kenyataan kalau ia sendiri tidak sadar kalau ia sangat lah polos kerana tidak mengetahui itu semua dan hanya mengetahui apa itu kata sex tetapi tidak mengetahui arti sebenar nya

'AP' adalah julukan untuk Gerry yang di berikan oleh teman - teman se tongkrogan nya

Iaitu adalah, 'Anak Polos'

"Gua penasaran, sex itu apaan" cicit Gerry sangat pelan, dan berjalan keluar dari apartmen nya

Ceklek!

Dugh!

Gerry meringis pelan, dan mengusap - ngusap kening nya yang seperti nya terdapat bekas kemerahan

"Siapa s-"

Ucapan Gerry terhenti, di saat ia melihat Varel yang berdiri tegak di depan nya

Varel sedikit membungkuk kan tubuh nya, dan menyingkirkan poni Gerry untuk melihat bekas kemerahan di kening anak itu

"E-Eh!" Gerry menepis tangan Varel dengan perlahan, dan mundur beberapa langkah

Varel hanya tersenyum, dan kembali berdiri dengan tegak

"Ini apartmen lo?" Tanya Varel, sontak membuat Gerry mengangguk dengan pelan dan menggaruk kepala nya yang tak gatal

Varel menghela nafas kasar, dan berjalan masuk ke dalam apart Gerry dengan paksa, membuat Remaja itu menatap Varel dengan tatapan bingung dan mengikuti nya dari belakang

"Emang ada apa?" Bingung Gerry, dan menatap Varel yang sedang mendobrak pintu kamar tamu yang berada di sana

Brakk!

"FAREL! ANJING YA LO!" teriakan Varel sangat lah kuat, membuat Gerry tanpa sadar meringis pelan dan menutupi telinga nya menggunakan kedua tangan nya

"E-Eh, halo dek.." cicit Pemuda yang bernama Farel itu dengan tergagap - gagap, dan menatap takut kearah Varel yang berjalan mendekat kearah nya

"Lo kalo makin tua makin kek anjing sialan!! Lo pikir bagus kalo lo sakitin hati mommy dengan cara ngesex sama ni wanita jalang?!" Ngegas Varel, dan menendang perut sang abang dengan kuat, membuat Farel yang belum memakai sebenang apa pun pakaian di buat terkejut oleh sang adik nya yang langsung menendang perut nya dengan kuat

Daghh!

Varel mengcekram kuat kedua pipi Farel, dan menatap nya dengan tajam

"Bagus lo begitu hah? Bagus??" Tanya Varel, dan tanpa sadar melukai pipi abang nya

Freyza yang melihat itu, hanya bisa menutupi seluruh tubuh nya menggunakan selimut tebal yang ada di sana, dan menatap Varel dengan tatapan takut

"Kok gitu sih!" Sentak Gerry, dan menahan tangan Varel di saat remaja itu ingin menjambak rambut sang abang

Varel menoleh, dan menatap heran Gerry yang terlihat marah terhadap nya

"Kenapa?" Tanya Varel, dan melepaskan cengkraman itu daripada pipi Farel yang mulai terluka parah

"Mereka kan cuma..." Jeda Gerry dan menatap Varel dengan tatapan polos milik nya

"Mereka kan cuma ngesex.." lirih Gerry, membuat Varel hanya bisa terdiam dan menatap tatapan polos milik Gerry

"Lo ga tau apa arti sex?" Tanya Varel, Gerry menatap nya dengan tatapan bingung dan memikirkan sesuatu

"Emang sex apaan?" Tanya Gerry final, membuat Varel hanya bisa tersenyum lebar

"Beneran nih?" Tanya Varel lagi, sontak membuat Gerry mengangguk pelan, Varel menarik rambut nya dengan keras dan bergumam lirih

"Sepolos...itu?"

Bersambung...

Tulus [On Going]Where stories live. Discover now