13

3.6K 277 45
                                    

—mahesa—

Beberapa bulan berlalu.

"Maaaaa" Hesa yang tengah membantu rumi sontak menoleh ia terkejut mendengar ciyo yang memanggilnya, perasaan gembira langsung membludak

"mbak?? ciyo manggil aku kan tadi??" Rumi mengangguk sembari tersenyum

"iya non manggil sampean" Balasnya membuat Hesa langsung menghampiri ciyo yang tengah tengkurap di karpet depan tv

"ciyo manggil mama?? beneran manggil mama kan?" Pertanyaan itu dilempar kepada bayi yang belum tau bahasa manusia sepenuhnya, ciyo hanya membalasnya dengan memegang pipi hesa yang tirus

"mama seneng banget denger ciyo manggil mama"

"maa.." untuk kedua kalinya senyum hesa mengembang dengan lebar

"HESA!" hesa tersentak lalu mennoleh kearah marsel yang baru pulang kerja dengan wajah yang seperti menahan amarah

Sontak hesa langsung memberikan ciyo kepada rumi dan menghampiri marsel

"kamu kenap—AKH!" tanpa aba aba marsel menarik rambut hesa membawanya masuk kedalam kamar

"jangan lihat ya, ciyo nggak boleh lihat, maafin bibi ya nggak bisa bantu mama kamu" Bisik rumi didekat telinga ciyo sembari menutup kedua mata ciyo

sedangkan Hesa di dalam kamar memohon kepada marsel agar melepaskan tangannya dari rambutnya

"ma marsel.. akh!"

"gara gara kamu aera ninggalin saya!"

bruk

"akh!" tanpa belas kasih sedikit pun marsel melempar hesa ke kasur

"ta tapi hks.. aku nggak tau sel.. aku hks—

plak

AKH!"

"marsel stop ya?.. sakit hks, kalo ada masalah cerita pelan pelan hks.. beneran sakit hks"

marsel menatap hesa yang menangis sesenggukan dibawahnya, tak ingin kasihan kepada laki laki itu marsel langsung melumat bibir hesa dengan kasar

"emhh!!"

baru hesa merasakan senang karena ciyo memanggilnya mama, tiba tiba saja marsel langsung merenggut kesenangannya itu

—mahesa—

hesa memutuskan kerumah sakit bersama rumi, akhir akhir ini dirinya merasakan sakit perut yang berlebihan dan sering muntah muntah

"kehamilan ektopik, atau semacam kehamilan diluar rahim, ini juga sangat bahaya untuk nyawa bayi dan sang ibu bisa memicu kematian"

seolah jantungnya berhenti berdetak, tangannya gemetar mendengar penjelasan dokter tersebut, rumi ikut terkejut namun sebisa mungkin untuk menenangkan hesa

"jika dibiarkan tumbuh, kondisi ini dapat merusak organ terdekat dan menyebabkan kehilangan darah yang mengancam jiwa"

"jadi bagaimana dok?" tanya rumi membuat dokter menatapnya

"operasi pengangkatan janin, kita harus mengangkat janin itu sebelum berkembang dan akan membahayakan bagi sang ibu" Penjelasan itu membuat hesa menggeleng

"mana tega saya membunuh anakku sendiri!! saya akan membiarkan dia lahir melihat dunia walaupun mengancam nyawa saya sekalipun!"

"non, lebih baik seperti yang di bilang dokter, saya nggak mau non kenapa napa" Hesa tetap menggeleng, dirinya beranjak keluar dari ruangan

































































siapapun itu yang udah ngucapin aku di tiktok, intinya makasih banget ya, sumpah nangis banget bacanya, sebaik itu kalian🥺.., terus terus temanan ya kita, temenin aku sampai nanti kalo bisa sampai aku terbit in novel untuk kalian❤️❤️




TBC

why me sir?Where stories live. Discover now