07

3.9K 293 15
                                    

—mahesa—

ingatlah kandungan hesa semakin kesini semakin besar, namun marsel terus memaksanya untuk memuaskannya sudah berkali kali dirinya menolak namun berakhir pasrah

jangan berfikir jika hesa sudah menyukai pekerjaannya yang sekarang tentu tidak, hesa terus terpaksa untuk melakukannya dirinya tidak ada celah untuk kabur sedikit pun! lehernya sudah di pasang sebuah kalung cangih, dimana pun dirinya marsel akan mengetahuinya, dan hanya marsel seorang lag yang bisa membukanya

"hes, pulang nak, ibumu... ibumu sudah dijemput tuhan nak.."

PRANGG

gelas susu yang di pegang hesa jatuh begitu saja ke lantai dapur, rumi yang melihatnya langsung menghampirinya

"nyonya! gimana toh!!" Mendengar triakan rumi yang sangat keras tentu mengundang marsel yang tengah membaca koran di halaman belakang

"kenapa?" marsel menghampiri Hesa yang sudah terduduk dilantai

"ayah tungguin nak, asal kamu cepetan kesini, ayah tungguin.."

"t tungguin hiks hesa yah.."

"iya sayang iya ayah tungguin"

Hesa mematikan ponselnya, ia menoleh kearah Marsel

"t tuan, saya mohon kali ini izinin saya pulang.. ibu hiks ibu meninggal" Marsel tentu terkejut, dirinya membantu Hesa untuk berdiri

"bersiaplah saya antar, biar rumi yang membantumu saya siapkan mobil" Hesa mengangguk cepat ia segera mengajak rumi untuk ke kamar mengganti baju, ngomong ngomong soal kamar, hesa juga sudah pindah kamar ke kamar marsel, tentu dengan paksaan tuannya itu

—Mahesa—

kehadiran Hesa dengan perut buncitnya tentu membuat ayahnya itu terkejut, namun ia simpan pertanyaan dulu sampai acara pemakaman selesai.

Ayahnya itu mengusap punggung Hesa yang tengah menangis sembari memeluk batu nisan disana

"sudah ya? ayo pulang sebentar lagi hujan nak" Hesa menggeleng cepat

"h hesa mau temenin ibu, yah.."

"kesini lagi nanti, sekarang pulang nak"

"hesa ayo pulang"

maupun itu marsel atau ayahnya yang menyuruh hesa akan tetap disini, dirinya tidak akan membiarkan ibunya sendiri disini

"ibu nanti takut kalo hesa tinggal yah hiks, kalo malam disini serem yah, kasian ibu hiks" Sang ayah menghela nafas berat, ia memejamkan matanya sebentar

"tuan? saya boleh minta bantuan?" Marsel yang peka mengangguk

ia berjalan menghampiri Hesa, lalu menggendong hesa ala bridal style

"HESA MASIH MAU NEMENIN IBU!! TUAN APAAN SIH?!! IBU NANTIS SENDIRIAN!! HESA MAU NEMENIN!!" berontaknya di gendong marsel

mati matian marsel menahan berat hesa, hey hesa ini berbadan dua yakali ga berat, apalagi hesa banyak gerak

—mahesa—

sampainya dirumah, hesa hanya duduk sembari menunduk seribu pertama dari ayahnya ia acuhkan

"ayah tanya nak, ini apa? jawab ayah" Hesa hanya terisak tanpa menjawab pertanyaan ayahnya itu

"nggak mungkin kan? ayah bakalan kecewa banget sama kamu sa, ayah biarin kamu kerja buat cari uang, bukan buat kaya gini sa"

"SALAHIN DIA YAH! DIA YANG MAKSA HESA ATAS SEMUA INI! DIA PENYEBABNYA HESA HAMIL!! HESA JUGA SUDAH MENAHANNYA YAH!! HESA DIPAKSA SAMA DIA! HESA—" Hesa tak sanggup melanjutkannya, hesa kembali menunduk mennagis terisak sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya kecilnya itu

"memang saya penyebab anak anda hamil tuan diptara, dan saya akan bertanggung jawab atas semua itu, menikahinya dan masalah akan selesai" ucapnya dengan santai, sedangkan sang ayah menatap marsel

"bagaimana? tuan?" ayah menghela nafas lalu mengangguk

"segerakanlah"

"tentu saja, setelah mendapatkan restumu saya akan segera menikahinya"

"setelah seminggu kematian ibunya" Marsel mengangguk santai

Hesa tak sanggup lama lama bersama mereka, dirinya beranjak ke kamar

"boleh saya mengikutinya?" sang ayah hanya mengangguk

hanya beberapa kata, orang miskin akan kalah dengan orang kaya.








































when lo jadi anak tergemoy disekolah

"kak aera kak aera, ihh gemoy banget sichh!!"

"KAK AERA OMAIYGAAAT!! TIDAK BISA MENAHAN KEGEMOYANMU!!"

"neng gue cipirit nih lo gemoy banget"

APASIII APASIII

























TBC

sheshhh shesshh sheshh sheshh sheshh sheshhh

why me sir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang