10

3K 240 22
                                    

—mahesa—

hari ini dimana marsel dan hesa resmi menjadi suami istri, tidak ada kata dosa lagi untuk bermain sepuasnya dan itu akan menjadi kewajiban hesa, demi apapun hesa ingin berteriak menolak saat mengucapkan janji suci itu, namun pandangan marsel membuatnya mengurungkan niatnya, hesa ingin menolak pernikahan ini walaupun anak di kandungannya ini butuh sosok ayah, namun hesa tau jika marsel itu tidak mencintainya namun hanya terobsesi dengannya, dirinya sekalipun juga tidak pernah suka dengan pria bernama marsel itu, jika melihat wajahnya rasanya hesa ingin meludahinya.

"tu— maksudku marsel! kandunganku sudah 8 bulan, kamu berniat untuk membunuhnya?!! tahan nafsumu ku mohon..." bukan marsel namanya kalo tidak keras kepala

"walaupun kau sudah menjadi istri ku, jangan berani berani untuk melawanku, kamu tetaplah jalangku sampai kapanpun itu, ingat itu sayang" Hesa hendak menahan tangan marsel melucuti pakaiannya, namun marsel lebih dulu menepis tangannya

"diamlah!! ini malam pernikahan kita! kau seharusnya menurut dengan suamimu! mau dosa kamu?!!" Sentak Marsel tepat di depan wajah hesa membuat hesa memejamkan matanya

'aku sudah menjadi istrinya kenapa aku masih tetap dianggap jalang?'

"MARSEL!! CUKUP!!" sayangnya tindakan hesa untuk membentak marsel ini salah, marsel mengangkat sebelah alisnya

"KAMU EMANG MAU BUNUH BAYI KAMU?!! DISINI KAMU SELALU MENYURUHKU UNTUK MEMPERTAHANKAN BAYI INI, TAPI KAMU SENDIRI YANG INGIN MEMBUNUHNYA!! TIDAK INGAT MINGGU LALU KITA HAMPIR KEHILANGAN DIA?!! DAN KAMU MALAH MENYALAHKANKU!"

BRAK

Marsel sudah kehabisan kesabaran dirinya menendang ranjangnya sendiri membuat Hesa yang duduk disana hendak terjatuh

"KATAKAN LAGI!"

Hesa kalah lagi.

"m maaf.." rata rata orang hamil memang tidak bisa mengatur moodnya, dan hesa juga tidak bisa, hesa tidak tau jika dirinya akan seberani ini untuk mengatakan hal itu

"ingat posisimu sialan!! kau itu hanya JALANG sampai kapanpun juga tetap JALANG, jangan sok berani untuk melawanku, kita hanya suami istri di setatus!" Marsel menarik kasar rambut hesa membuat hesa meringis

"m marsel hiks u udah akh— s sakit hiks"

"menungging!"

—mahesa—

"yaampun nyonya!" Rumi berlari menghampiri Hesa yang hampir terjatuh dari tangga

Hesa tampak shock, jika rumi tidak segera menolongnya mungkin sudah berada di ranjang rumah sakit sekarang

"makasih ya mbak"

"hati hati nyonya, coba kalo saya nggak ada tadi"

"kenapa?" Hesa dan rumi sontak menoleh ke belakang

"nyonya tadi hampir jatuh tuan"

"m mbak..."

marsel menatap hesa dengan tajam

"ceroboh" marsel melewati mereka begitu saja dirinya menuju meja makan taklama hesa juga mengikutinya

hari ini hari minggu jadi marsel tidak akan bekerja

selesai sarapan, hesa tengah duduk di sofa sembari menonton tv

"dedek nanti gedut kaya mama nggak ya?"

"soalnya dedek selalu minta makan mulu"

"nanti dedek harus suka sayur, masa kalo mama mau makan sayur selalu muntah, ga boleh gitu dek, sayur itu sehat loh, dimarahin papa nanti kalo dedek ga suka sayur, kaya mama dulu dimarahi ibu sama ayah"

hesa mengangkat kaos milik marsel yang ia kenakan, menampakkan perut buncit sembari ia elus elus dengan sayang

"MARSEL!!"

hesa sontak menoleh ke pintu, ia melihat seorang wanita cantik tidak ia kenali

"aera?"

hesa menoleh kearah marsel yang turun dari tangga menghampiri wanita itu





























UPSS UPSSS

TBC

why me sir?Where stories live. Discover now