2

3 4 0
                                    

Setelah menjelaskan kalau mereka lolos dari tes, Makino membuat pesta di bar walaupun hari ini hari minggu. Ada banyak orang yang merayakan, karena mereka tidak menyangka kalau ada anak dari desa yang bisa bersekolah di sana. Dadan ikut bersenang sampai memeluk Luffy dan Ace (Kangen). "Bocah, jangan sampai mempermalukan desa ini! Kamu harus kasih tau ke orang-orang kota sana kalau orang desa bisa melampaui mereka!" Dadan menepuk punggung Luffy. Luffy tersenyum lebar dan tertawa.

"Yaa tapi aku tidak menyangka loh kalau hasil tesnya akan cepat sekali! Kukira akan memakan waktu beberapa hari karena banyaknya peserta." Ucap Nami yang sedang memakan kue stroberi. "Karena mereka itu mempunyai kekuatan. Mereka bisa membaca dengan cepat dan menyisihkan siapa saja yang lolos atau tidak. Aku dapat kabar kalau dari 50.000 peserta, hanya 1000 yang berhasil lolos. Kalian hebat!" Mereka bertiga sangat kaget mendengar informasi dari Ace. "DARI 50.000 MENJADI 1000???" Seru Luffy.

Usopp menghitung berapa banyak 50.000 dengan orang-orang di sini, astaga 50.000 itu bukan angka yang kecil. "Ya, karena seluruh dunia ikut tes tersebut." Ucap Ace sambil memakan spaghetti, dia mengatakan 50.000 seolah-olah hanya 5 orang. Tapi Ace benar, mereka beruntung bisa masuk. Muncul banyak pertanyaan dari kepala mereka tapi sepertinya Ace juga tidak bisa membantu. "Oh iya, kalian minggu depan akan masuk ya. Aku nanti siang akan balik ke sekolah. Semangat ya kalian semua!" Ace menyeringai.

Jam satu siang, Luffy memeluk Ace dengan sangat erat. "Nanti kita bakal ketemu lagi kok." Ace tertawa melihat Luffy yang sedih. "Jangan sedih dong." Ace mengelus kepala Luffy. Ace melambaikan tangannya dan berjalan menuju stasiun. Saat semuanya sudah masuk, Usopp menyadari bahwa Ace sepertinya senang sekali kembali ke sekolahnya. Ace belum terlalu jauh dari pandangannya dan dia bisa melihat senyumannya. Ace sepertinya bergumam. Namun Usopp tidak bisa membacanya.

Selama enam hari terakhir, setiap jam 9 pagi selalu ada paket di depan rumah Luffy, Nami dan Usopp. Paket itu berisi perlengkapan sekolah dan seragam. Aneh sekali, mengapa mereka di berikan barang seperti ini? Bukankah seharusnya mereka hanya di kasih seragam dan perlengkapan lainnya harus di beli sendiri.
Tapi syukurlah, mereka tidak usah mengeluarkan banyak uang.

Hari ini hari terakhir dan besok mereka akan pergi. Nami merapihkan dan memasukkan baju-bajunya di koper. Mereka di kasih kertas apa saja yang harus di bawa ke sekolah. Pertama adalah baju, karena mereka akan tinggal di sana. Dan anehnya dari nomer dua sampai akhir yang harus di bawa malah sudah di siapkan oleh pihak sekolah, jadi untuk apa mereka repot-repot membikin daftar.

Usopp membawa hal yang menurutnya penting. Saat dia ingin mengambil kertas daftar di meja, dia menatap figura foto ibunya. Ibunya tersenyum seolah-olah ikut senang akan keberhasilannya. Usopp memegangi figura dan mengeluarkan air matanya. Ibu.. andai ibu disini. Pasti ibu akan bangga kan? Aku benar-benar berhasil dan tidak berbohong. Usopp mengusap air matanya di pipinya. Andai saja.. Ayah berada di sini saat ibu sedang membutuhkan. Pasti ibu akan.. akan..

Usopp menggeleng-gelengkan kepalanya dan menaruh figura. Aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Ayah pasti waktu itu juga sedang berkelahi dengan para penjahat! Usopp mengalihkan perhatiannya dan meneruskan merapihkan barangnya.

Luffy tidur menyamping sambil menatap jendela. Bintang-bintang terlihat sangat menawan dan cantik menghiasi langit malam. Ada satu-dua asteroid yang jatuh dan suara burung hantu mengelombang di langit-langit. "Aku penasaran apa yang di lakukan Uta dan Sabo. Apakah mereka baik-baik saja? Mengapa mereka tidak pulang?" Luffy memutuskan untuk tidur saja.

Pagi hari yang menegangkan. Mereka kali ini tidak menaiki mobil namun naik kereta. Entah apa alasannya. Makino menangis bahagia dan membelai rambut mereka satu-satu. "Aku akan rindu sekali dengan kalian. Semoga kalian sehat-sehat saja ya di sana." Makino memeluk mereka bertiga. Nami dan Usopp seperti ingin nangis saja. Selama ini, mereka sudah menganggap Makino seperti ibu mereka. "Nami, semoga kau akan menjadi lebih baik di sana ya!" Nojiko memeluk Nami.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 18 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

One piece highschool! Onde histórias criam vida. Descubra agora