14. act like children [4]

260 45 25
                                    

Kenapa, kenapa mereka bertiga ada sini sih?!

Aku sudah dibuat sangat jengkel oleh Edoardo saat di tempat latihan tadi, dan ditambah sekarang pangeran pertama dan anak-anaknya mengganggu waktuku untuk bersama yang mulia?! Sialan, aku sangat kesal.

Rasanya aku ingin mengamuk saat ini juga, mengusir mereka semua, dan menebas para pelayan yang berani-beraninya meremehkan ku!

Ah, aku benci tubuh anak kecil. Tanpa sadar saat aku berpikir darah segar keluar dari hidungku. Aku mengangkat wajah, bersitatap dengan iris emas milik Edoardo, aku bisa melihat kepanikan di dalam mata emasnya itu.

Sebuah sapu tangan tersodor di depan ku, aku menoleh, manatap sang pemberi saputangan.

"Silahkan gunakan ini." Katanya

"Tidak perlu, terimakasih." Aku menggeluarkan sapu tangan dari sakuku, "Saya punya sendiri."

Mana Sudi aku pakai punyamu, tch. Orang di depanku tersenyum, senyumnya ramah dan hangat, mata emasnya memancarkan ketulusan, dan rambut pirang panjangnya bergoyang.

"Apa kamu tidak apa-apa Deon?" Edoardo bertanya, menatapku dengan penuh kecemasan.

"Iya, tidak apa-apa." Jawabku seadanya.

"Mungkin nak Hart kelelahan setelah bermain dengan anda pangeran." Suara halus terdengar, lagi-lagi pangeran pertama ikut campur dalam percakapan.

Aku mendengus, pangeran pertama adalah batu krikil dalam rencana ku, aku harus segera menyingkirkannya. Tinggal masalah waktu sampai dia mati.

"Kami bahkan belum bermain apapun." Edoardo menjawab, suaranya terdengar patuh dan hormat.

"Kalau begitu haruskah kita panggil dokter saja?" Pangeran pertama mengangkat cangkir tehnya, menyesapnya dengan gerakan anggun.

"Saya berterimakasih atas kebaikan hati anda yang mulia, tapi tidak perlu." Sekali lagi, perasaan jengkel tak bisa di hilangkan. Aku sangat benci pada pangeran pertama, alasannya? karena dia lah yang secara tidak langsung menyebabkan aku menjadi taruhan antara Duke dan raja iblis. Sifatnya yang lemah lembut justru membuatku muak.

Kalau memang dia ingin melindungi sesuatu, setidaknya dia harus merubah dirinya sendiri, bukan malah menyerah dan menyelesaikan segalanya dengan cara menyerahkan nyawa, dia bahkan tidak bisa memanfaatkan posisinya, memangnya seberapa mahal nyawanya? Harga nyawanya bahkan tak sebanding dengan harga ribuan nyawa yang melayang akibat perang. Memangnya dia pantas mendapat begitu banyak pengorbanan? Bukanya melindungi, dia justru menenggelamkan orang-orang yang ingin dia lindungi itu kedalam neraka.

"Kak, kalau sakit harus ke dokter." Suara manis anak-anak terdengar, membuatku tersentak keluar dari pikiranku.

"Saya sungguh tidak apa-apa, tuan putri Alethea." Kataku mencoba tersenyum ramah. Bagaimanapun juga Alethea bisa saja menjadi batu sandungan di jalanku, lebih baik aku menjaga jarak dengannya.

"Yah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kalau begitu." Pangeran pertama menimpali, "sebentar lagi saya memiliki pertemuan, saya ingin menitipkan Alethea dan Elphidius pada anda."

"Baik, saya akan menjaga mereka dengan baik." Edoardo mengangguk sebagai tanda persetujuan. "Semoga pertemuan anda berjalan lancar."

Pangeran pertama tersenyum, menepuk kepala kami secara bergantian sebelum akhirnya meninggalkan ruangan. Akhirnya satu serangga keluar.

***
Sekarang apa yang sebenarnya sedang aku lakukan?

Alethea tersenyum, "sudah selesai!" Suaranya antusias nya terdengar. Aku mengambil cermin yang tergeletak di lantai, menatap wajahku dalam pantulan cermin.

Dua buah pita merah muda mengikat rambutku di dua sisi yang berbeda, warna bibirku di ubah menjadi merah muda, dan ada sebuah kalung merah muda yang di pasang di leherku. Apa-apaan ini?! Aku hampir berteriak histeris.

"Beri salam pada tuan taddy!" Alethea mengangkat sebuah boneka beruang berukuran sedang berwarna merah muda di depanku. Tangan beruang itu terulur kearahku.

"Hallo tuan taddy!" Kataku memaksakan senyum, berjabat tangan dengan sang boneka.

"Hai lady, aku adalah taddy gum." Alethea bersuara di balik boneka beruang itu, "Siapa namamu wahai gadis manis?"

Rasanya sebelah mataku berkedut, gadis manis katanya? Tch.

"Namaku gummon, aku seorang putri." Terserahlah aku tidak mau berpikir lagi!

"Putri? Kebetulan aku adalah seorang raja!"

Omong kosong macam apa ini? Mengapa percakapannya semakin tidak jelas.

Menarik napas kesal, aku melirik orang yang ada di sebelah ku, Edoardo dan elphidius, mereka berdua terkikik sambil sesekali membuang muka.

Edoardo beraninya kau melakukan ini padaku?! Tunggu dan lihat saja nanti.

"Wah dari kerajaan mana kamu berasal?" Aku bertanya asal, mencoba menghilangkan nada kesal dalam suaraku.

"Dari kerajaan Mellon!" Alethea disisi lain masih sangat bersemangat, "Bagaimana denganmu?"

"Aku dari kerjaan Dorphine."

"Bukankah itu kerajaan yang hancur?" Alethea bertanya membuatku tersentak, memangnya ada kerajaan Dorphine sungguhan ya? Aku menggeleng, Alethea pasti hanya asal bertanya, kan?

"Betul sekali, saat ini kami sedang menunggu pahlawan yang akan menyelamatkan kerajaan kami." Kataku dengan nada sedih yang di buat-buat.

"Jangan khawatir putri yang manis! Aku dan kedua kesatria ku akan membantu kerajaan mu!" Katanya menunjuk ke arah Edoardo dan elphidius.

Kesempatan! Aku menyeringai, "Aku percaya padamu, namun aku mendapat ramalan bahwa kesatria yang akan menyelamatkan kerajaan ku menggenakan pakaian merah muda dan bibir merah merona."

"Jangan khawatir aku bisa mengubah mereka semua!"

Uhuk. Edoardo dan elphidius terbatuk-batuk. Aku mati-matian menahan tawa yang akan meledak.

"Tunggu sebentar di sini lady, aku dan penyihir ku yang paling hebat akan segera mengubah para kesatria ini." Alethea menepuk dada bangga.

Alethea dengan cepat menghampiri Edoardo dan elphidius, sementara yang di hampiri hanya bergidik ngeri. Dengan kecepatan kilat Alethea mewarnai bibir Edoardo dan elphidius, kemudian memasangkan celemek merah muda di tubuh mereka. Sekarang mereka adalah kesatria dengan kostum pink dan bibir merah merona sesuai dengan pesanan lady gummon!

"Tuan gum, dan lady gummon pesanan anda telah siap." Kata Alethea sambil memamerkan Edoardo dan elphidius.

"Ah- Hahahaha!" Aku tidak tahan, mereka berdua terlihat seperti hantu!

"Aku sangat tersentuh tuan, akhirnya akan ada pahlawan yang menyelamatkan kerajaan ku!" Kataku menyeka air mata yang keluar di sudut mataku akibat tertawa.

"Sekarang lady tidak perlu cemas lagi, serahkan sisanya pada kami!"

***
Permainan sebelum badai datang hahahahahhw (♡ω♡ ) ~♪

Silahkan nikmati saja dengan baik anak-anak ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Jangan lupa tinggalkan jejak!!
See ya!

disaster returnsWhere stories live. Discover now