05. sibling quarrel [2]

338 51 6
                                    

Meskipun tidak dalam kondisi yang baik, Deon tetap mampu mengimbangi Cruel. Bukan hanya itu beberapa kali Cruel sempat di pojokan oleh Deon yang bermain brutal.

"Kalau kau seperti ini, kematianmu akan lebih menyakitkan." Cruel berucap membalas serangan Deon.

"Kau pikir aku sudi mati di tanganmu?!" Deon terus menyerang Cruel, namun tak dapat di pungkiri bahwa tenaganya telah habis setelah melawan Duke. Tangan kirinya yang memegang belati sudah mulai bergetar.

'tubuh terkutuk ini!'

'uhuk' Deon tak dapat menahan darah segar yang keluar dari mulutnya, tubuhnya sudah dalam batas maksimal, sehingga terasa begitu menyakitkan.

Cruel tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia dengan cepat menangkis belati Deon hingga belati itu jatuh terpental. Deon yang tak dapat bereaksi dengan baik, gemetar ketakutan di depan Cruel.

Dengan menguatkan hatinya, Cruel dengan cepat menusukkan pedangnya tepat di dada Deon, darah segar dengan cepat keluar dari dada dan mulut Deon.

"Ke..napa..kau.. melakukan..ini..padaku..?" Deon berkata lirih, menatap kakaknya dengan rasa kecewa dan kebencian yang mendalam.

"Beristirahatlah dengan tenang Deon." Meskipun hatinya terasa hancur berkeping-keping melihat adiknya sekarat, tapi ini adalah hal terbaik yang dapat Cruel lakukan untuk adiknya.

Cruel selalu berharap bahwa Deon dapat mati tanpa rasa sakit, karena dia menyadari bahwa kematian tanpa rasa sakit adalah sebuah berkah.

"Aku akan membalaskan dendam mu, jadi jangan khawatir." Katanya sebelum berbalik pergi, mengabaikan Deon yang sekarat, dia berjalan pergi keluar mansion.

"Aku tidak ingin mati seperti ini!" Deon berucap marah, dia mencoba bangkit dari duduknya sambil memegang dadanya yang di tusuk Cruel. Tapi bahkan dia tidak punya tenaga untuk menopang dirinya sendiri, dia kembali jatuh berlutut.

"Aku ingin hidup! Aku ingin membalaskan dendam ku dengan tanganku sendiri!" Tanpa Deon sadari sebuah cahaya perak yang di pancarkan oleh kalung pedang yang di berikan dunia kepadanya sedang bersinar di dalam jantungnya.

Kalung itu Deon simpan di saku kiri dadanya, dan dunia berkata bahwa kalung ini akan menyelamatkannya sekali. Meskipun Deon tidak tahu cara menggunakannya, kalung itu akan aktif dengan sendirinya ketika di tanamkan ke dalam jantung yang masih berdetak.

Saat pedang Cruel menembus jantung Deon, secara tidak sengaja Cruel juga mendorong kalung itu untuk memasuki jantung Deon, sehingga saat ini kalung itu sedang mencoba menyelamatkan Deon dengan mengabulkan satu permintaan yang paling diinginkan olehnya.

Deon selalu ingin membalas dendam, tetapi hati kecilnya selalu menginginkan kasih sayang dari keluarganya, walaupun sekarang keinginan itu memudar. Kemudian kalung itu menyimpulkan bahwa untuk dapat membalas dendam dan mendapatkan kasih sayang keluarganya, Deon harus berada pada masa di mana semuanya belum di mulai.

Kalung pedang itu semakin memancarkan cahaya perak, sampai cahaya itu menembus keluar dari tubuh Deon dan menyelimutinya. Deon yang hampir kehilangan kesadaran bergumam.

"Aku ingin hidup."

Deon merasakan seluruh tubuhnya menjadi dingin, bahkan saat cahaya keperakan itu terus memancar keluar dari tubuhnya, perasaan sakit di dadanya akibat tusukan Cruel pun tak kunjung sirna, matanya perlahan menggelap, nafasnya mulai memendek hingga dia tak lagi dapat menghirup oksigen. Tepat pada saat kematian Deon Hart di tangan Kakaknya, Cruel Hart sebuah angin baru berhembus. Angin dingin yang akan membawa perubahan.

Sekali lagi, kegelapan menelannya.

***

Tahan ya Deon ini cuman sebentar kok TwT

Up Minggu or Senin

Tinggalkan jejak!!!

disaster returnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang