🐟 32 🐟

3.2K 517 65
                                    

Shani yang sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah langsung masuk ke dalam dengan langkah cepat.

Berkali-kali ia mengusap kasar air matanya yang terus berjatuhan.

Christy yang sedang berbaring di sofa panjang ruang televisi keheranan dengan bundanya yang tiba-tiba pulang dan menangis seperti itu.

"Bunda, bunda kenapa.. Bundaaa" Panggil Christy karna Shani hanya melewatinya saja tanpa mau berhenti dulu

Christy pun bangun dan menyusul bundanya ke lantai atas.

Ia membuka pintu kamar bundanya yang tidak tertutup rapat. Christy bisa melihat bundanya yang duduk di tepi kasur menatap jendela kamar dengan bahunya yang naik turun.

Isak tangisan Shani terdengar begitu menyakitkan di telinga Christy. Ia melangkah mendekati bundanya dan duduk di belakangnya.

Tangan Christy terulur menyentuh pundak Shani dan mengusapnya pelan.

"Hikkss.. hikss"

"Bundaa.. Bunda kenapa nangis? Cerita sama dede siapa yang bikin bunda nangis?" Ucap Christy dengan nada lembut

"Hikss.. hikss.." Hanya terdengar isakan tangis saja dari bundanya itu "Hikss.."

Christy pun lebih medekatkan dirinya lagi ke samping Shani.

"Bun.. jawab aku, kalo bunda diem aja aku bingung kenapa bunda tiba-tiba pulang dan nangis-nangis gini" Ujar Christy seraya menghapus air mata bundanya dengan punggung jari telunjuknya

Shani memeluk dan menyandarkan kepalanya dibahu Christy.

Sedangkan Christy mengusap pipi bundanya dengan usapan lembut.

"Hikss... hikss.. bunda tadi ke kantor papah buat ngajakin makan siang bareng. T-tapi waktu bunda ke ruang kerjanya, b-bunda liat papa lagi mesra sama cewe lain, hikss.. hikss.." Jelas Shani dengan rasa sesak didadanya

Christy yang mendengar itu menghentikan usapannya di pipi Shani. Ia mengeraskan rahangnya dan kedua matanya pun memerah karna emosinya yang memuncak.

Karna terlalu lelah menangis, Shani akhirnya tertidur di bahu Christy dengan wajahnya yang masih basah oleh air mata.

Dengan hati-hati Christy membaringkan bundanya ke atas kasur dan membuka heels yang dikenakan Shani lalu ia naiki kaki bundanya itu ke atas kasur.

Christy menarik selimut hingga ke atas dada Shani.

Ia membersihkan wajah cantik bundanya dari sisa-sisa air mata. Lalu ia juga menyurai rambut bundanya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Saat aku mulai beranjak dewasa, aku janji sama diri aku sendiri buat jadi pelindungnya bunda. Aku janji akan selalu jagain bunda dari siapapun dan apapun yang bikin bunda sedih. Tapi dede ga pernah nyangka kalo hal seperti ini akan terjadi"

"Papa Cio udah merusak kepercayaan aku sama dia. Dulu aku yakin dia memang orang yang pantes untuk memiliki bunda. Dia baik, penyayang, dan terlihat sangat mencintai bunda. But see, sekarang dia udah menyakiti hati bunda. Dia berani bikin bidadari nya aku sakit hati hingga mengeluarkan air mata"

"Aku ga akan tinggal diam untuk hal ini bun. Apa yang udah dilakuin dia ke bunda, ga akan pernah aku maafkan" Gumam Christy dengan nada yang tegas dan tidak main-main

Skip

Kini hari sudah gelap dan malam pun terasa sunyi. Dirumah yang cukup besar itu ada seorang gadis yang sedang menemani bundanya.

Sedari tadi ia mengajak ngobrol bundanya namun yang diajak ngobrol hanya diam saja.

Bahkan air matanya terus saja mengalir tanpa mau berhenti.

DIA, BUNDAKU? [END]Where stories live. Discover now