Nanda dan Riko tersedak dan tertawa mendengar itu, mereka tidak menyangka Gissel bisa sebadas ini.

Ini kesempatan Amira untuk menjatuhkan Gissel, pikir nya.

"Gissel, kamu tidak boleh menghina orang seperti itu. Bagaimana pun dia lebih tua di bandingkan kamu." ucap Amira menarik perhatian mereka kembali pada gadis itu.

Melihat Amira membelah nya membuat pemuda gendut itu bersemangat.

"Oh, dia memang tua. Mungkin sebentar lagi juga mati, lihat saja badan nya. Ck.. ck, dia bisa saja meledak detik kemudian." kini Tecna yang membuka mulut nya.

Beberapa orang yang mendengar ucapan Tecna pun tertawa.

Dia berjalan mendekati Gissel dan berdiri di samping gadis itu menatap tajam Amira.

Pemuda itu sudah di ejek babi oleh Gissel sekarang dia di kutuk akan mati detik kemudian.

Betapa memalukan nya ini, dia di hina secara terang terangan oleh kedua jalang ini, pikir nya.

"Kau! Jalang sialan, berani sekali kau menghina tuan muda ini. Apa kau tidak tahu siapa ayah ku?!" ucap pemuda itu berteriak sambil menunjuk Gissel dan Tecna.

Wajah merah padam sudah mirip seperti babi yang di katakan oleh Gissel tadi.

Tecna menaikan alisnya menantang, "Oh,  siapa ayah mu? Aku ingin melihat nya, betapa tidak beruntung nya dia memiliki anak jelek seperti mu." ucap Tecna mengejek.

Adam dan Ivana memasang wajah jelek nya saat babi sialan itu mengatakan jalang pada anak nya.

Erick sendiri ingin melayangkan pukulan jika Gavin tidak menahan nya sedari tadi.

Amira merasa tidak menguntungkan untuk dia sekarang.

"Kau!! Aku akan mengadukan mu pada ayah ku, jalang siala-"

Bugg

Belum sempat dia melanjutkan ucapan nya, sebuah pukulan keras melayang pada wajah nya, membuat nya tersungkur.

Melihat kekerasan di depan mereka, beberapa orang berteriak kaget.

Semua mengalihkan pandangan mereka pada pelaku pemukulan tadi.

Dan mereka sedikit terpana melihat seorang pemuda tampan berjas hitam dan tampan menawan berdiri diam menatap dingin pada pemuda gendut tadi.

Tecna dan yang lain nya juga terkejut melihat kedatangan orang itu yang secara tiba-tiba.

"Siapa dia?"

"Dia sangat tampan."

"Wow, dia keren."

"Aku tidak pernah melihat nya."

Pemuda itu menatap dingin kepada pemuda yang ia pukul barusan, "Apa ayah mu tidak mengajari mu untuk menghormati setiap perempuan?" ucap nya dingin.

Tecna menatap dalam pemuda itu, dia tersenyum miring, Arthur. Akhirnya kau datang juga.

"Sialan!! Siapa yang berani memukul, tuan muda ini!!" teriak pemuda gendut itu tak terima.

Dua orang segera berlari ke arah pemuda gendut itu dan membantu nya berdiri. Mereka adalah pelayan yang di bawah oleh pemuda itu bersama nya.

Nama pemuda gendut itu, Brian Wulfric.

Brian yang di bantu oleh pelayan nya berdiri menatap tajam pada Arthur yang masih diam dengan wajah dingin nya.

"Siapa kau?! Berani sekali kau memukul ku! Kau tidak tahu siapa ayah ku, hah?!!" ucap nya kembali dengan wajah lebam biru nya menunjuk pada Arthur.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now