Masuk Sekolah

14.2K 904 8
                                    

Seminggu telah berlalu sejak kejadian di ruang tamu. Saat ini ketiga anak Warren sedang sarapan di meja makan, oh tentu saja dengan orang tua nya.

"Kamu yakin sudah urus semua keperluan sekolah, Na?" tanya Ivana sembari mengambil kan makanan untuk sang suami.

Tecna mengangguk "udah ma, semua udah ku urus" jawabannya setelah menelan makanan di mulut nya.

"Kakak tau nanti masuk kelas mana?" kini Gissel yang bertanya, dia sudah selesai makan karna hanya memakan roti saja.tidak biasa makan berat saat pagi katanya.

"Kelas 11-Ipa 2" jawab Tecna singkat.

"sebelahan dong sama kelas aku, soalnya aku 11-Ipa 3" katanya semangat.

Tecna hanya menganggukkan kepala mengerti, dia menyelesaikan makanya cepat agar selesai lebih dulu. Dia mau ke kantor kepsek nanti.

Tecna berdiri mengangkat tas nya "kamu ikut kakak gak?" tanya nya pada sang adik.dia bahkan tidak melirik Erick yang diam diam memperhatikan nya.

Adam memotong ucapan Gissel "dia bisa pergi sendiri atau sama teman teman gak jelasnya itu".

Gissel menundukkan kepalanya saat mendengar penuturan Adam,sakit hati dia tuh.

Tecna memutar bola matanya malas "papa sibuk banget sih, ngurusin orang.terserah aku dong mau nawarin Gissel" ucapnya datar menatap tidak suka pada Adam.

Ingat dia tidak memiliki perasaan pada orang pemilik tubuh,dia hanya menjalankan amanat terakhir Tecna untuk Gissel.

"Tecna...kamu gak boleh gitu sama papa" bujuk Ivana, dia tidak mau lagi ada perdebatan anak nya dengan sang suami.

"Ck, aku lebih suka tinggal bareng paman Vier dan tante Irene di bandingkan kalian" ucapnya dingin, dia memegang tangan Gissel dan membawa nya keluar.

Tidak peduli apakah orang tuanya sakit hati mendengar perkataan nya barusan. Biar saja, jadi pelajaran buat mereka yang suka asal bicara tanpa peduli apakah perkataan mereka akan membuat anaknya sakit hati.

Dia hanya membalas, oke?.

Erick pun segera berdiri meyampir kan tasnya ke bahu samping "Ma,Pa, aku berangkat dulu ya" Izinnya pada sang orang tua.

"Iya, hati hati di jalan kamu. Jangan ngebut ngebut" peringat Ivana pada Erick, dan Erick pun cuma mengiyakan.

Dia pun meninggalkan rumah menuju ke sekolah.

Sedang kan di meja makan.

"kamu jangan pikirkan apa yang di bilang Tecna tadi mas" ucapnya lembut pada sang suami.

Adam menghela nafas pelan "Hm, gak papa. Dia begitu juga karna aku" ujar Adam mengerutkan pangkal hidungnya.

Ivana tersenyum lirih,merasa bersalah karna ia juga ikut adil akan sikap Tecna pada mereka ini.

"Sudahlah jangan di bahas, aku berangkat kerja dulu. Ada meeting pagi ini" ujar Adam segera bangkit dari kursi dan mengambil tas kerjanya.

Ivana juga berdiri.

"kamu ke butik nanti?" tanya Adam pada sang istri saat mereka menuju pintu luar.

"Iya mas" jawab Ivana.

Adam mengangguk mengerti "Yaudah aku pegi dulu ya" ucap nya mengecup kening sang istri.

"Hati hati di jalan mas"

"Iya"

.

.

.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now