Menjadi Pembicaraan

7K 443 2
                                    

Acara yang akan di adakan keluarga Wijaya cukup membuat heboh. Banyak keluarga besar yang lain berusaha menyiapkan hal terbaik mereka untuk hadir di sana nanti.

Bahkan acara itu jadi perbincangan di SMA kentala.

Terlihat murid murid yang termasuk keluarga besar yang akan di undang ke acara itu merasa bangga.

Tidak jarang mereka memamerkan undangan yang mereka terima, itu menjadi kehormatan untuk mereka.

Keluarga berdarah bangsawan seperti Wijaya, jika mendapatkan perhatian mereka maka kau bisa di bilang beruntung.

Nadine dan Lily juga sibuk mendiskusikan acara itu.

"Lo nanti datang ke acara itu, Na?" Tanya Lily penasaran.

Mereka sedang berada di kantin sekarang, para guru mengadakan rapat. Jadi mereka bebas ingin melakukan apa saja.

Banyak murid berkeliaran di sekitar sekolah, ada yang bermain basket, ada yang berkumpul di pojok kantin sambil bermain gitar.

Bahkan beberapa anak cheers pun ikut meramaikan suasana lapangan.

Tecna mengaduk minuman nya dengan malas, "Gue ikut." Jawab nya kemudian menyeruput minuman nya.

Lily mengalihkan pandangan nya pada Gissel yang sibuk mencolek colek selai coklat di roti bakar milik Tecna.

"Kalau lo, El?" Tanya Lily.

Dengan bibir belepotan, Gissel menggeleng kan kepala nya. "Enggak." Jawab nya singkat.

Lily ingin kembali membuka mulut nya tapi terhalang sebuah tangan yang menjulurkan tissue pada Gissel.

"Ni, bersihin bibir lo. Jadi cewek kok jorok banget." Kata Dimas yang tiba-tiba muncul dan memberikan tissue pada Gissel.

Gissel hanya bisa menganga terkejut, karena dia tidak mengenal pemuda di depan nya. Namun di sedikit kesal karena di katakan cewek jorok oleh pemuda yang ia tidak kenal.

Karena Gissel hanya bengong seperti orang bodoh, Dimas dengan tidak berhati nya membersihkan bibir Gissel dengan tidak santai nya.

"Anjing!" Umpat Gissel karena merasa bibir nya sakit akibat di tekan dengan kuat oleh Dimas.

Dimas terkekeh, "Ga boleh ngomong kasar." Kata nya main main.

Nadine dan Lily hanya bisa menatap dengan bodoh pada Dimas yang tiba-tiba muncul dan melakukan hal seperti itu pada Gissel tanpa rasa canggung.

Sudah di bilang, sifat Dimas itu ceria dan baik. Dia tidak keberatan berkenalan dengan orang baru, hanya saja kejadian waktu itu membuat pendiam.

Dimas dengan santai duduk di samping Tecna, dengan berani nya dia mengambil minuman gadis itu dan meminumnya sampai habis. Hanya menyisakan es batu saja.

Terlihat kening Tecna berkedut kesal, dengan cepat dia menoyor kepala Dimas.

"Aduhh!!" Teriak Dimas.

Dia menatap Tecna sedih, "jahat." Kata nya cemberut.

Tecna hanya mendengus, "Siapa suruh ngambil minuman gue." Balas nya kesal.

"Minuman goceng aja pun." Balas Dimas mengejek.

Gissel melirik kesal mendengar nya, "Heh! Lo tu siapa sih, ga ada angin ga ada hujan. Muncul aja tiba-tiba!" Ucap Gissel sedikit berteriak.

Dimas menatap julid pada Gissel, "syutt!! Ribet banget hidup lo, gue tu temen satu meja Tecna." Kata Dimas menjulurkan jari telunjuk nya agar Gissel tidak mereog.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang