"Bara mana?" tanya nya pada Gavin.

Pemuda itu menggeleng, "Ga tau, belum terlihat sejak kami datang." jawab Gavin.

"Loh, kalian datang barengan?" tanya nya terkejut.

Nanda memasang wajah jelek nya dan menatap Riko yang sedari tadi mengambil berbagai jenis kue untuk di makan.

Dia menunjuk pada Riko, "Tuh, si kunyuk nangis nangis minta jemput karena di tinggi sama emak bapak nya." ucap Nanda kesal.

Erick hanya menggelengkan kepala, tidak heran lagi dengan tingkah ajaib teman nya.

"Tecna mana?" kini giliran Gavin yang bertanya dengan santai.

"Nyusul kata nya." jawab Erick.

Mereka hanya ber Oh ria sebagai balasan.

.

.

.

Semakin banyak orang yang datang ke acara tersebut.

Mereka akan berkumpul membentuk kelompok dan mengobrol dengan senang. Tidak jarang beberapa mencoba mencari relasi untuk usaha mereka.

Hingga tidak lama orang yang menjadi bintang acara ini pun hadir.

Semua orang yang sedari tadi sibuk kini menutup mulut mereka dan menatap pada pemimpin acara ini.

Satyo Wijaya yang duduk di kursi roda nya sedang di dorong oleh asisten nya yang berwajah datar.

Dengan senyum profesional nya, Satyo menyapa para tamu.

Para keluarga Wijaya pun segera berkumpul mendekati tetua mereka. Begitu juga dengan Nathan dan Ayu, Bara tidak terlihat di sana, mungkin dia akan datang nanti.

Melihat sudah waktu nya acara akan di mulai, pembawa acara dengan sigap memulai pidato.

"Terimakasih para hadirin yang telah hadir dalam suka cita bersama hari ini." ucap pembawa acara itu dengan semangat, menuai tepuk tangan dari para hadirin.

"Pertama tama, saya mengucapkan selamat hari kelahiran untuk tetua Wijaya kita hari ini, semoga di beri umur yang panjang dan kemakmuran bagi keluarga nya selalu." ucap Host itu kembali.

Satyo mengangguk tersenyum sebagai ucapan terimakasih.

Dan di mulai lah basa basi acara itu.

Hingga tiba pada saat pemberian hadiah pada orang yang bersangkutan.

Bergantian para keluarga besar itu memberikan hadiah terbaik mereka untuk menjilat keluarga Wijaya.

Bahkan tidak jarang barang yang harga nya fantastis muncul sebagai hadiah. Tentu saja dengan senang hati keluarga Wijaya menerima nya.

Saat sedang sibuk dengan pemberian hadiah, tiba tiba dari pintu terlihat seseorang muncul menarik perhatian mereka semua.

Amira dengan gaun berwarna putih bersih, dengan polesan make up yang sederhana, juga potongan rambut yang lebih rapi memperlihatkan kulit putih nya yang bersinar.

Dia berjalan dengan anggun dan tersenyum manis mendekati Satyo yang sedang menatap nya menilai.

Mereka terpanah melihat kecantikan dan pesona Amira yang seperti malaikat turun ke bumi. Dengan gaun putih yang membuat nya tampak bersinar membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan nya sedetik pun.

Namun ada saja orang iri yang selalu mencari cari kesalahan orang lain.

"Siapa dia?"

"Aku tidak pernah melihat dia, di acara mana pun."

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now