"Gimana udah bales?" Tanya Kayla.

"Udah, dia bentar lagi balik ko, dia disuruh masuk aja dulu"

Kayla pun nurut, dia menghampiri Senja dan meyakinkan Senja jika sebentar lagi Langit akan pulang, akhirnya setelah sekian banyak bujuk kan Senja akhirnya mau masuk dan duduk.

"Langit chat lo kak?" Tanya Senja yang diangguki Rey.

"Dia lagi ada kelas tambahan ternyata" Bohong Rey.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam" Jawab mereka barengan.

Senja yang melihat kedua orangtuanya datang pun hanya diam dia tengah mencari-cari seseorang siapa tau ada dibelakang mereka, namun ternyata tidak ada membuat dia membuang nafasnya kecewa.

"Kamu nyariin siapa nak?" Tanya Gibran.

"Langit pah, siapa tau dia ada dibelakang kalian" Jawabnya.

"Mungkin bentar lagi pulang, oh iya cucu bunda mana?"

"Tuh Bun masih bobo dari tadi" Kata Kayla dengan menunjuk sang bayi yang tidur dikasur khusus bayi yang diletakkan dikarpet.

Memang sengaja Senja menyediakan karpet dan kotakan khusus untuk sang bayi, agar nanti jika sang bayi sudah mulai bisa merangkak dan berjalan tak bahaya ataupun keluar dari kotakan.

"Duh gemes banget sih" Cletuk Mentari menghampiri Abian.

Disisi lain kini Langit pulang dia membawa motornya lumayan kencang, jujur dia tak sabar menemui Senja, bagaimana reaksi Senja kala melihat dirinya yang ngeprank.

Namun takdir tidak begitu beruntung untuk Langit, tak disangka sebuah mobil truk besar mengebut dengan oleng membuat Langit yang ada didepannya terkejut, belum sempat Langit menghindar, truk besar itu sudah dulu menabraknya membuat dia harus terpental beberapa meter dan motornya yang cukup rusak.

BRAAKK

Suara tabrakan begitu kencang membuat pengendara yang lain terkejut, bisa Langit lihat samar-samar dia melihat banyak orang yang berkumpul untuk menolongnya.

"Dia masih gerak, buka helm nya" Kata seorang wanita.

Helm Langit pun dibuka bisa mereka lihat jika kondisi kepala Langit hanya keluar sedikit darah namun lengan dan kakinya lah yang mengeluarkan cukup banyak darah yang keluar, salah satu mereka menelfon ambulans dan ada juga yang menghubungi pihak keluarga.

Senja mengambil ponsel miliknya yang ternyata suaminya lah yang menelfon dia pun dengan buru-buru mengangkat nya.

"Hallo, Lang-"

"Iya betul, saya istrinya"

"APA?"

"Gak mungkin anda bohong kan?, sekarang suami saya dimana?"

"Terima kasih infonya"

Semua orang yang melihat Senja panik pun menjadi heran.

"Nja, ada apa?"

"Ayah, Langit kecelakaan hikss sekarang dia dibawa ke rumah sakit" Kata Senja dengan air mata yang sudah turun.

"Apa? gak mungkin, lo bohong kan Nja?" Tanya Angga.

"Engga hikss, ayo ke rumah sakit hikss"

"Iya-iya ayo ke rumah sakit, kamu yang tenang nak" Kata Gibran dengan mendekap sang anak bungsu.

Mereka pun ke rumah sakit bersama ternyata benar kini Langit tengah ditangani sang dokter, Rey dan Angga saling pandang seniat itu kah dia buat prank Senja sampai menyewa dokter. Pikir mereka.

Namun pikiran mereka salah nyatanya kecelakaan itu bukan lah bercandaan belaka ini adalah murni kecelakaan yang tak sengaja terjadi.

"Gila, Langit seniat ini buat prank lo nja" Cletuk Kayla akhirnya.

"Prank? maksudnya?"

"Iya, dia prank lo karena lo ulang tahun, kemarin setelah lo masuk dia bilang kalo dia sengaja cuekin lo buat nge prank" Jelas Aura membuat Senja tak percaya.

"Jadi tadi pagi itu dia-"

"Iya dia nge prank lo, kita juga sebenarnya gak nyangka kalo dia bakal bilang separah itu" Kata Kayla membuat Senja semakin menangis membuat keduanya panik.

"Hikss j-jadi yang dia bilang bohong hikss" Kata Senja yang diangguki kedua temannya.

Cklek

Pintu ruangan tempat Langit ditangani pun terbuka, bisa mereka lihat sang dokter keluar dengan raut wajah yang cukup membuat Senja ketar-ketir.

"Dok suami saya gimana?"

"Alhamdulillah, kondisi pasien baik-baik saja setelah tadi sempat kritis tapi akhirnya pasien bisa melewati kritis dengan baik, tapi pasien harus dirawat untuk beberapa hari karena kondisinya yang belum stabil" Jelas sang dokter membuat semua orang yang ada disana bernafas lega, terutama Senja.

"Bentar dok, ini beneran? bukan prank kan?" Tanya Angga yang masih tak percaya.

"Tentu saja beneran, tadi pasien datang dengan kondisi yang cukup memperhatin kan, kaki dan lengannya berdarah karena aspal jalan dan untungnya kepalanya baik-baik saja hanya saja nanti akan pusing sementara waktu" Jelas dokter lagi membuat Rey dan Angga tak percaya.

"Kalau begitu saya permisi dulu"

"Iya dok, terima kasih" Kata Jordy yang diangguki sang dokter.

"Gimana masih deg-deg gan kamu?" Tanya Gibran dengan mengusap kepala Senja sayang.

"Masih pah, huh kenapa harus sampai prank kecelakaan coba kan jadi beneran" Kata Senja membuat para orang tua tertawa.

"Mama udah bilang lho Nja, tapi suami kamu itu ngenyel banget" Adu Mentari.

"Lho, jadi kalian semua tau?" Tanya Senja terkejut.

"Tau dong, tadinya kami setuju tapi pas Langit bilang mau prank kecelakaan mama nolak dan bilang gak usah takutnya terjadi yang tidak-tidak, eh ternyata beneran kan" Jelasnya yang diangguki Senja.

Mereka akhirnya menunggu Langit dipindahkan ke ruangan VVIP, setelah dipindahkan Senja duduk disamping Langit dengan menggenggam tangannya yang tak diinfus.

"Sayang, maafin aku ayo bangun, jangan balas dendam karena kejadian kemarin" Kata batin Senja.

Entahlah Senja tiba-tiba berfikir jika Langit bisa saja bangun lama membuat Senja takut dan khawatir tentunya, namun dia berharap jika Tuhan akan membangunkan suaminya dari tidurnya.

*NEXT*

- hai, kayak baru kemarin puasa eh udah ngelewatin lebaran aja ya, btw minal aidzin wal faidzin teman-teman, mohon maaf jika selama saya menulis wp ini ada perkataan atau hal yang bikin kalian kesal atau pun marah🙏

LANGSA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now