12. Langsa

441 18 0
                                        

Warning Typo ❗❗❗

~HAPPY READING ~

Masih di malam yang sama, di tengah kekacauan setelah serangan astral yang menimpa Senja, Rey menatap Kayla, kekasihnya. Kayla sibuk dengan ponselnya, seolah tak peduli dengan fakta bahwa kata-katanya tadi telah menyakiti Langit. Begitu pula Angga, ia melirik Aura yang asyik bermain game, sesekali mengusap punggung tangan Senja, namun tetap saja, Angga merasa ada yang salah.

"Lain kali ga boleh ngomong kaya gitu ya," kata Rey pelan, berusaha menenangkan suasana.

"Kenapa? Kalo kalian mau marah sama kita ya tinggal marah, gue ga perduli. Pikir aja deh, sebelum Senja kenal sama temen lo itu, dia ga sampai kek gini! Udah 1 minggu Senja ngalamin hal yang hampir sama! Coba deh Lo di posisi kita, gue yakin Lo bakal marah!" Kata Kayla panjang lebar, emosinya meluap.

"Aku tau, tapi kondisinya ga tepat buat kamu nyalahin Langit. Dia juga pasti shock. Ga pernah ada kejadian kayak gini selama Langit deket atau pun punya pasangan, jadi please jangan kayak gitu, kasian Langit," jelas Rey lembut, mencoba meredam amarah Kayla.

"Kalian ga lihat muka Langit pucat gitu? Dia pas awal masuk juga kaget ngeliat Senja terlempar ke arahnya. Dia juga sama halnya kayak kita, dia juga pasti ga mau hal ini terjadi. Dari awal juga sebenarnya Langit ga ingin menerima Senja, tapi dia tidak mau mengecewakan Bundanya," timpal Angga, yang mana membuat kedua gadis itu bungkam.

"Nanti kalian minta maaf sama Langit. Gue yakin dia tersinggung sama ucapan kalian, but dia ga nunjukin hal itu," lanjut Angga, kedua gadis itu hanya mengangguk paham.

"LANGIT!!!" Teriak Senja tiba-tiba, terbangun dengan nafas yang memburu bahkan keringat yang begitu banyak membasahi tubuhnya.

"Astaga, Senja hey tenang," Kata Aura terkejut, segera menghampiri Senja.

Angga berlari ke dapur untuk mengambil air putih dan setelahnya memberikan ke Senja agar meminumnya untuk menenangkan nya sedikit. Setelah lumayan tenang, Rey mengajukan pertanyaan yang tidak dijawab Senja, namun Senja malah menanyakan dimana keberadaan Langit.

"Hey, kenapa Senja?"

"Langit mana bang, Langit mana?" Tanya Senja panik, matanya memindai sekeliling ruangan.

"Dia lagi nelfon Pak Herman," Jawab Rey lembut, khawatir sebenarnya dengan kondisi Senja yang cukup mengenaskan.

"Luka Lo banyak banget, selama ini ga sampai kek gini lho njaa," Kata Kayla yang diangguki Aura.

Senja hanya menggelengkan kepalanya, dia juga tidak tau kenapa semenjak kejadian di sekolah waktu itu dia selalu di hantui di dalam mimpinya. Disana selalu ada seorang wanita yang marah-marah bahkan selalu mengancam nya untuk menjauhi Langit. Senja tidak tau dia siapa, yang jelas dia selalu mengganggu Senja. Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia begitu membenciku?

Tak lama datang lah Langit dengan raut wajah yang begitu kesal. Rey yang memang sudah tau tabiat muka Langit pun berinisiatif untuk mengajak nya berbicara.

"Anterin Senja ke kamar, ada yang harus di bicarakan," Bisik Rey, Langit hanya mengangguk dan setelahnya menghampiri Senja.

"Kan udah gue bilang, kalo ada apa-apa telfon, kenapa Lo ga nelfon?" Tanya Langit yang sedikit lembut.

"Udahh, tapi dia ngelempar hp gue," Jawab Senja dengan sedikit berkaca-kaca.

"Ya udah, udah ada gue disini, tenang ya gue bakal jagain lo. Sekarang Lo istirahat aja, ayo gue anterin," Kata Langit lembut, membelai rambut Senja sesekali menghapus air mata Senja yang masih membekas dipipinya. Senja hanya menggelengkan kepalanya pelan membuat Langit mengkeryit bingung.

"Engga, gue mau disini aja gue takut nanti dia ke sini lagi,"

"Kan ada gue, gue temenin sampai Lo tidur,"

"Tetep ga mau!!"

"Ya udah Lang, biar Senja tidur disini aja dulu ada Kayla dan Aura yang nemenin kan, dan Lo Langit ayo ke depan gue mau bicara," Kata Rey menengahi. Langit hanya membuang nafasnya pasrah, setelahnya berjalan lunglai ke teras bersama kedua sohibnya.

"Tadi kata Pak Herman gimana?" Tanya Rey to the point.

"Ya gitu, gue pas denger sih emang sedikit kesal. Ga, gue ga kesal sama pak Herman yang ga bisa bantu, tapi gue kesal ke diri gue sendiri. Kenapa dulu gue ngebolehin dia di samping gue terus,"

"Jangan salahin diri Lo, coba cerita dulu siapa tau kita bisa bantu dan nyari orang buat bantu hal ini," Cletuk Angga, yang di angguki Rey.

Flashback

📞📞📞

"Halo, Assalamualaikum den Langit,"

"Waalaikumsallam pak,"

"Den Langit nelfon mau tanya Non Senja ya?" Tanya Pak Herman di sebrang sana.

"Eh ko tau pak, iya nih saya mau nanya,"

"Sebenarnya tadi saya juga sudah membantu dari sini, namun ternyata kekuatan mereka jauh lebih besar dari saya,"

"Sebenarnya kenapa ya pak, ko mereka ganggu Senja terus?"

"Begini Den, ada salah satu yang selalu ngikutin dan nempelin Den Langit. Dia marah karena Den Langit nikah sama Non Senja. Saya juga tidak tau kenapa dia begitu marah dan semenjak kejadian di sekolah waktu itu Non Senja selalu di teror bahkan sampai di mimpi nya. Kadang juga Non Senja konsultasikan sama saya, saya cuman bisa bantu doa dan ngelindungin dari sini, ditambah tadi sosok yang dari dulu bersama Non Senja datang membuat awal mula kejadian ini," Jelas Pak Herman panjang lebar, Langit hanya mengangguk paham.

"Betul, memang betul ada beberapa yang ngikut saya salah satunya wanita yang dari kecil sudah sama saya. Saya juga tidak tau Pak, saya pernah berfikir jika dia juga yang selalu mengganggu orang-orang yang selalu dekat sama saya,"

"Jadi maksud Bapak dia masuk setelah sosok lain mengacaukan nya?"

"Iya betul Den, saya juga tidak tau motif dia apa tapi den kalo bisa den Langit lepasin dia, ini bisa bahaya kalo begini terus, bisa-bisa Non Senja terus-terusan di lukai," Saran Pak Herman.

"Saya sudah pernah buat ngelepasin pak, namun sayang gagal terus," Jawab Langit lirih.

"Begitu ya Den, kalo gitu coba saya bantu nanti ya Den. Sekarang Non Senja sudah sadar, oh iya Den Tuan Gibran minta tolong buat jagain Non Senja kalo bisa Den Langit di samping nya terus ya, saat ini Tuan Gibran tidak bisa datang karena lagi di luar kota," Kata Pak Herman.

"Baik pak, terimakasih, bakal saya jagain kalo gitu saya tutup, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam Den,"

Sambungan telfon pun terputus, kini Langit menghampiri Senja yang benar saja sadar dari pingsannya.

Flashback off

"Gue ga berfikir bakal sampai masuk mimpi juga," Kata Rey.

"Ngit, kayaknya Lo juga harus mulai selalu di samping Senja gue yakin dia bakal ganggu Senja dan lagi Lo tau kan dia udah kembali dan orang yang ngintai Lo sama Senja tadi sore itu suruhan dia," Kata Angga menjelaskan. Langit mengangguk paham mendengar nasehat kedua sahabat karibnya itu. Apa yang harus gue lakukan sekarang?

LANGSA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now