Chapter 10 || Kemarahan Aksa ||

114 83 12
                                    

"Tidak semua orang kuat dengan luka yang mereka simpan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak semua orang kuat dengan luka yang mereka simpan."

-Senja Alferinika Laurent-

"ADA APA INI?" tanya seorang remaja laki-laki memakai jas OSIS itu dengan suara menggema.

Dia adalah Aksa, Aksa berjalan menghampiri Senja dengan langkah lebarnya, mata Aksa menyorot tajam bak elang siap memakan mangsanya. Hingga semua mata tertuju ke arahnya yang baru saja tiba.

Tatapan Aksa tertuju pada Senja yang memegangi kepalanya, apalagi dia melihat pakaian Senja yang kotor. Terlihat tatapan Aksa menatap Senja sayu.

"Kenapa gue baru datang sekarang, sih?" batin Aksa menggerutu menyalahkan dirinya.

"Seharusnya gue jaga, gue hindari hal ini, tapi apa? Gue gagal, Senja ngerasa kesakitan kalo begini!" batin Aksa.

Kemudian ia menatap ke sekeliling, dimana para siswa terdiam membisu kala kehadiran Aksa.

"SIAPA YANG BERBUAT SEPERTI INI, HAH?" tanya Aksa meninggikan suaranya. Semua murid bergidik ngeri saat Aksa marah seperti ini, bahkan mereka tidak berani mengeluarkan suara saat di dekat Aksa.

Karena tidak ada jawaban, Aksa kembali bertanya lagi. "KALAU GUE TANYA ITU JAWAB!"

"a-anu, kak ... emhh, itu y-yang bi-kin begini itu Ra-ra sama Sin-ta," jawab salah satu dari mereka dengan ketakukan, dia bernama Nika.

"Dimana mereka sekarang?" tanya Aksa rendah namun penuh penekanan.

Mereka menggelengkan kepala pertanda tidak tahu. Namun, salah satu murid kembali bersuara, "Tadi kita lihat Kak Rara sama Kak Sinta ada di taman, Kak."

Aksa yang mendengar itu memberi isyarat pada anggota OSIS lainnya yang berada di belakang nya. "Cari dan bawa dia!"

Mereka menganggukkan kepalanya mengerti, dan meninggalkan Aksa terlebih dahulu. Aksa menghampiri Senja, ia khawatir kepada sang empu.

"Senja, apa ada yang sakit?" tanya Aksa memegang bahu Senja.

Senja menggelengkan kepalanya lemah. "Aku gak papa," jawab Senja.

"Baiklah, sekarang kamu ganti baju. Dira akan membantumu," ucap Aksa.

"Dira, bantu dia. Bawa pakaian olahragaku dalam tas," titah Aksa pada OSIS perempuan yang berada di belakang.

Dira mengangguk, kemudian berjalan ke arah Senja dan mulai memapahnya perlahan. Aksa menatap punggung Senja dan Dira yang mulai menjauh.

"Kamu harus kuat, Ja. Maaf ... maaf, aku lalai menjagamu," ucap Aksa pada dirinya sendiri. Tidak butuh lama, ia membalikkan badannya dan pergi dari sana.

***

"Reynal, makan dulu ya, nak?" bujuk Liora pada putranya.

"Iya, nak. Ayah gak mau kamu sakit lagi," bujuk Brata.

Garis Takdir Senja(ongoing)Where stories live. Discover now