Chapter 6

35 2 13
                                    

Nana tak ingin terus dianggap sebagai beban atau wanita yang hanya bergantung kepada suaminya. Diam-diam malam itu Nana bekerja di sebuah klub malam sebagai penyanyi sekaligus penari untuk menghibur pengunjung VIP di tempat hiburan malam yang terkenal mahal itu. Namun, tentu saja tujuannya sendiri bukan hanya sekadar uang. Nana tengah mencari informasi mengenai keberadaan mafia yang juga sedang Rei incar. Tentu saja dia tahu semua informasi ini karena diam-diam memeriksa isi laptop Rei dan memutuskan untuk melakukan pekerjaan ini sendiri.

Seperti halnya tempat hiburan malam pada umumnya. Klub itu telah dipenuhi oleh pengunjung dari kalangan atas yang telah membayar mahal untuk menyewa satu tempat duduk saja di sana. Dan Nana memulai penampilannya dengan mengenakan long dress berwarna gold penuh dengan manik-manik kristal. Sebuah lagu klasik dia nyanyikan dengan alunan nada mendayu.

Para pengunjung begitu menikmati penampilannya sambil meneguk minuman yang tersaji. Hingga di acara berikutnya, lampu  klub tampak berubah temaram dengan hanya satu lampu pijar berwarna biru yang dibiarkan menyala. Nana kembali memberi kejutan dengan musik dan lagu berbeda. Kali ini berkolaborasi dengan seorang DJ. Namun, bukan hanya penampilannya yang cukup terbuka yakni tank top hitam dan rok mini sepaha, Nana berhasil membuat para pengunjung yang mayoritas pria tak mampu berpaling dari pesonanya. Liukan badan diiringi suara seksinya yang menggema sanggup membius siapa pun.

Sebagai pelayanan, Nana menari dan bernyanyi sambil membaur ke arah pengunjung yang sedang menikmati minumannya. Hingga dia terkejut saat melihat seorang pria yang dia kenali. Orang itu ternyata Loid Forger. Entah apa yang sedang dilakukannya dengan sendirian duduk di sudut klub dengan minuman tersaji.

Nana awalnya berusaha bersikap mengabaikan, tetapi Loid sempat menarik tangan wanita itu sambil menyodorkan beberapa lembar uang. Tentu saja Nana merasa direndahkan, akan tetapi tatapan para pengunjung membuatnya harus bersikap profesional. Nana lantas memutuskan untuk bertindak nakal seakan menggoda Loid karena telah diberi uang.

Adegan itu rupanya terekam jelas oleh Rei dan Akai yang datang ke tempat itu. Keduanya memang tengah berada dalam misi untuk memburu seorang target yang berhubungan dengan pencurian lukisan mahal. Mereka tak menyangka akan melihat Nana berada di tempat tersebut.

"Apa yang dia lakukan di sini?" Seketika Rei menatap bengis dengan kedua tangan terkepal, namun langkahnya terhenti karena Akai mencegahnya.

"Kendalikan dirimu! Kau tak lupa alasan kita kemari, bukan?" Akai bersikap tenang sambil terus memerhatikan tindakan Nana yang tak mengetahui keberadaan dirinya dan Rei.

"Tapi, ini keterlaluan!" Rei tampak murka. Tentu saja pria mana yang akan membiarkan istrinya menari seksi dan menggoda pria lain seperti itu.

"Rupanya kau masih menyimpan rasa cemburu juga, ya?" Ledek Akai. "Aku pikir kau tak peduli dengan istrimu."

"Jangan sembarangan berkata!" Rei menimpali kasar. "Dia masih istriku, jadi aku berhak memarahinya."

"Ini bukan tentang status tapi...sikapmu sebelumnya."

"Berhenti mengungkit hal itu, Akai Shuichi!!" Rei yang geram lantas menabrak tubuh Akai dan memilih segera mendatangi Nana.

Sialnya, hanya sekelebatan mata saja keberadaan wanita itu telah menghilang dari pandangan. Bahkan Loid yang sebelumnya duduk manis di sofa sudut klub kini tak tampak bayangannya.

"Ke mana dia?!!" Rei pun segera berlari ke arah pintu keluar klub, Akai pun mengikutinya.












*****










"Lepas, bodoh!!"

Nana tidak ingat pastinya. Terakhir kali dirinya yang sedang menari dan menggoda Loid tiba-tiba saja limbung ke pelukan pria itu. Dan sejak itu Nana tak lagi ingat apa pun. Tahu-tahu kini dia sudah berada di bangku belakang mobil dengan tangan dan kaki terikat. Sementara Loid dengan santainya mengemudikan mobil.

"Maaf, ya. Aku melakukan ini karena aku perlu jaminan."

"Apa maksudmu?" Nana tidak mengerti.

"Rupanya kau istri dari agen PSB yang dijuluki Zero itu. Benar-benar kebetulan yang tak terduga. Aku sungguh beruntung tahu informasi ini dengan cepat."

Nana pun berteriak, "Apa hubungannya dengan suamiku?! Sudah kubilang bahwa kami tak akur. Kamu mengacaukan pekerjaanku di klub itu."

"Suamimu akan menghalangi misiku jadi aku akan menggunakanmu agar dia menyerah."

"Kamu salah paham. Suamiku takkan peduli padaku. Baginya pekerjaan lebih penting. Percuma saja kamu menculikku seperti ini."

"Mari kita lihat!"

Di sana Nana masih berusaha melepaskan ikatan tali tambang yang menjeratnya, nyatanya sangatlah sulit.

"Tuan Loid yang tampan, kamu tak boleh memperlakukanku seperti ini. Lepaskan talinya!"

"Nanti kamu kabur."

"Aku takkan kabur!!" Tegas Nana.

Loid tersenyum smirk dengan mimik tak percaya.

"Aku bilang takkan kabur!!" Teriak Nana lagi. "Atau...sebenarnya kamu itu tertarik padaku? Kamu suka padaku?"

Kali ini Loid mencoba menahan tawanya. Tak ada yang ingin dia ucapkan selain mempercepat kemudinya.

Sementara itu di tempat berbeda, Rei tampak mendengus kesal dengan memukul kemudi mobilnya berkali-kali. Akai yang masih berada di luar mobil hanya menggelengkan wajah.

"Si brengsek itu, aku akan membunuhnya jika berani macam-macam dengan Nana."

Akai pun berdehem. "Kamu beneran serius marahnya? Aku tak habis pikir. Selama ini kamu tak terlihat sebagai suami yang peduli pada istrinya."

"Jangan memancingku!! Masa lalu memang tak dapat diubah. Aku juga tak dapat memperbaikinya, tetapi kali ini setidaknya aku berusaha untuk menjadi suami seutuhnya."

"Kamu menyesal?" Tanya Akai dengan menohok.

Anggukan pelan Rei menjadi jawabannya. Kini Akai mulai tahu bahwa mungkin dia bisa sedikit memahami Rei. Seandainya Akai punya kesempatan untuk memberitahu Nana tentang hal ini.








🌻🌻🌻







The Stranger From Hell ✔️ Where stories live. Discover now