Bab 52 : Teror Kembali?

Start from the beginning
                                    

"Mela kenapa tadi ngelamun mulu sampe di hukum? Mela mikirin apa?" Tanya Anton.

"Kepo lo bocil. Gue nggak ada mikir apa apa. Cuma emang pengen ngelamun aja" jawab Mellina berbohong.

Anton sedikit tidak percaya dengan jawaban Mellina. Mellina pun mengetuk dahi Anton tidak terlalu keras. "Nggak percayaan banget lo Ama kembaran sendiri"

"Emang" balas Anton dengan cepat membuat Mellina menatap Anton datar tanpa minat.

"Udah nggak usah dipikirin" ujar Mellina lalu mengeluarkan buku pelajaran selanjutnya. Guru yang mengajar pelajaran selanjutnya pun tiba.

*****

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Mellina segera memasukkan buku dan alat tulis nya kedalam tas. Setelah nya Mellina pun keluar kelas bersama, Anton, Givan, Deva dan Devi. Tak lupa juga dengan Raven dan Bagas.

Sampai di parkiran, mereka semua berpamitan semua. Sebelum itu, Xavier mendekati Givan yang baru saja menaiki motor nya.

"Givan" panggil Xavier.

Givan menoleh dan segera turun dari motor nya. "Iya" jawab nya.

"Cuma mau ngomong makasih karena udah sedia buat jagain Mela" ujar Xavier tiba tiba.

Givan menunduk sebentar lalu menatap Xavier kembali. "Sama sama kak. Saya juga senang karena dipercaya buat jagain adik kakak."

Xavier mengangguk dan menepuk bahu Givan. "Udah. Gue cuma mau ngomong itu doang. Dah sono balik" ujar Xavier lalu pergi meninggalkan Givan yang terdiam karena sikap Xavier seketika berubah menjadi sedikit ... menyebalkan. Ia kira Xavier memiliki sifat yang sangat berwibawa dan keren. Karena setiap melihat Xavier, ia selalu berpikir jika pembawaan Xavier adalah tenang tapi tegas layaknya seorang CEO. Tapi ternyata tidak.

Givan kembali menaiki motor nya dan memakai helm nya dan mulai pergi dari kawasan sekolah.

Mellina dan Anton juga menaiki mobil Abang nya begitu pula dengan yang lain. Tanpa berlangsung lama, mobil mewah itu pun mulai meninggalkan sekolah.

*****

Sesampainya mobil mobil itu di rumah, satu persatu dari mereka mulai keluar. Mellina tidak segera pergi ke kamar nya, melainkan pergi ke dapur.

David yang baru saja datang ke dapur untuk minum melihat Mellina yang sedang menggeledah kulkas. Menuangkan air kedalam gelas, David bertanya. "Ngapain lo?"

Mellina menoleh sebentar untuk mengetahui siapa yang bertanya padanya. "Mau bikin makanan. Laper" jawab Mellina lalu sibuk mencari bahan makanan apa yang bisa ia buat.

"Owh. Kalo gitu buatin buat gue juga sekalian. Gue juga masih laper" ujar David lalu pergi ke kamar nya untuk mengganti pakaian.

Malas untuk ribut, Mellina hanya berdehem untuk mengiyakan permintaan David. TK sengaja, matanya melihat ada sebuah pasta. Mellina mulai mengambil pasta tersebut dan mulai memasak nya.

Setelah bermenit menit Mellina memasak. David pun datang setelah berganti. Mellina menyajikan pasta buatan nya ke hadapan David.

David menerima nya dan mulai mencoba sedikit pasta buatan adik nya itu. "Mayan. Jago juga lo" puji David.

Mellina tersenyum. "Ouh tentu lah. Apa sih yang Mellina tidak bisa" ucap Mellina kepedean.

David menatap datar adik nya. "Nyesel gue puji lo" ujar David lalu melanjutkan makan nya.

"Yang lain di kamar bukan bang?" Tanya Mellina.

"Hem" jawab David. Sekarang ini ia sedang sibuk makan jadi tidak bisa menjawab Mellina dengan benar.

Mellina mengangguk dan memakan pasta nya kembali. Di tengah tengah makan, Mellina kembali mengingat tentang kertas yang ia temukan di loker nya.

Ia ingin menceritakan kepada David tapi takut. Tapi jika di sembunyikan ia takut jika nanti Abang nya marah karena Mellina menyembunyikan hal ini.

Mellina memakan pasta nya dengan sesekali menatap David yang sibuk makan. Setelah menelan makanan nya, David berbicara. "Kalo mau ngomong, ngomong aja" ujar nya.

Mellina terhentak. Menatap takut takut David. "Apa?" Tanya David sambil menatap Mellina.

"Itu bang ... e ..." Mellina tidak bisa berbicara karena ia tidak tau harus memulai nya dari mana.

"Ngomong yang bener sebelum ni sendok melayang ke kepala lo" ancam David.

"Itu tadi waktu di sekolah, Mela ketemu kertas aneh di loker Mela" jawab Mellina dengan cepat.

"Hah?" Bingung David.

Mellina menghela nafas lebih dulu sebelum berbicara pada David. "Tadi waktu di sekolah Mela kan dihukum karena nggak fokus di pelajaran Pak Septian. Karena Mela bosen cuma diri di luar kelas akhirnya Mela jalan jalan di sekitaran sekolah. Nggak sengaja, Mela ngelewatin lorong tempat loker Mela berada kan. Terus waktu Mela buka loker tiba tiba ada kertas kecil dengan tulisan H-20" jawab Mellina sambil memberikan kertas bertuliskan H-20 itu.

David mengambil nya dan menatap kertas tersebut. "Terus?" Tanya David sambil menatap adik nya.

"Bukan cuma kertas itu doang, tapi Mela nemuin cermin milik Mela ada tulisan aneh gitu pake pena warna merah" jelas Mellina.

"Apa tulisan nya?"

"Lo bersenang senang" jawab Mellina. "Menurut Abang ini apa artinya?" Tanya Mellina.

David terdiam dengan pikiran nya. "Jujur Abang nggak tau maksud nya apa. Tapi nggak tau kenapa Abang mikir kalo tulisan ini sama apa yang tadi Mela bilang tentang tulisan yang di cermin, itu semua ada hubungan nya sama penyerangan Mela waktu itu" jawab David menatap Mellina dengan serius.

"Masa sih?" Tanya Mellina tidak percaya.

"Abang juga nggak terlalu yakin. Ini cuma spekulasi Abang doang" balas David.

"Terus gimana?" Tanya Mellina.

"Kita bilang ke yang lain" ujar David.

"Tapi bang" Mellina sedikit ragu untuk memberitahukan kepada Abang nya yang lain.

"Kenapa lagi?"

"Mela takut" cicit Mellina.

David mengelus kepala Mellina mencoba menenangkan. "Nggak usah takut. Lo nggak sendiri. Ada Abang, terus yang lain" ujar David.

"Udah ah. Nggak usah sedih sedih gitu. Jijik gue liat nya" ujar David mencoba menghilangkan ketakutan Mellina dengan sedikit bercanda.

"Ish" kesal Mellina lalu memukul lengan David.

"Dah mending kita rundingin sama yang lain tentang hal ini. Siapa tau ada jalan keluar nya" ujar David. Mellina mengangguk.

Iya, Mellina tidak sendiri. Ia memiliki Abang Abang yang siap menjaga nya jika ada bahaya yang mendekati nya. Lalu ada teman teman nya yang juga siap membantu nya.

©©©©©

My Handsome Brother (END)Where stories live. Discover now