"Eeehh..kok nggak hidup!!"

Ruby panik berusaha menghidupkan ponsel nya tapi sayang ponsel itu sudah mati total karna terendam air.

"Gimana nih...mas bule pasti khawatir banget!!"

Ruby berlari keluar dia pergi ke kelas Julian untuk meminta bantuan.

"Mana si Ian?"

Ruby melihat-lihat lewat jendela, mengintip ternyata Julian ada kelas dan dia Lagi sibuk di sana.

"Ian" panggil Ruby dengan suara kecil.

Ruby tak berani membesarkan suara nya karna dosen ada di sana.

"Pssss...Ian"

"Gimana nih!!"

Ruby mencari cara dia melihat ada segumpal kertas di tong sampah di dekat nya dia ambil lalu memberikan pidikan yang tepat ke arah Julian.

"Moga kena"

Kertas itu melayang tapi bukan ke Julian melainkan ke Doni yang duduk di samping Julian.

"Hm?"

Doni melihat ke arah kertas itu dia mengambil nya lalu melihat ke luar siapa yang melemparkan kepada nya.

"CK, siapa sih ini?" Gumam nya kesal.

Tapi rasa kesal nya hilang saat melihat Ruby di luar.

"Aduhh..kenapa ke dia sih!!"

Ruby yang tidak ada cara lain dia menunjukkan ke arah Doni untuk memanggil Julian di samping nya.

"Itu.. panggil Julian suruh ke sini" ucap Ruby dengan suara kecil nya.

Jelas saja karna jauh nya meja dia dari jendela membuat pendengaran nya kurang bagus.

"CK, gimana ni!!"

Kesal Ruby menggaruk-garuk kepalanya nya beusah mencari ide.

"Tolong... panggilan kan Julian" ucap Ruby lagi dengan suara kecil nya.

Yang di dengar oleh Doni berbeda.

"Lontong...gali ...Julian" itu yang di dengar oleh nya.

"Hah?!, Lontong?" Gumam Doni.

"Oh, mungkin dia mau ngajak aku makan" lanjut nya.

Doni tersenyum ke arah Ruby, sementara Ruby menatap nya aneh tiba-tiba saja Doni senyum ke arah nya.

"Dih...kek nya salah paham ni orang" gumam nya.

"Pak saya permisi ke toilet sebentar"

Doni meminta izin dia keluar mendatangi Ruby.

"Hai, kamu merindukan ku?" Tanya nya.

"Hah?, heh cicak kering gua suruh Lo panggil si Ian untuk ke sini bukan Lo yang ke sini!!" Kesal Ruby.

Ruby mengatai Doni cicak kering itu karna tubuh pemuda itu memang kurus dan juga tinggi.

"Panggil ian suruh kesini" ucap Ruby.

Ruby tidak menatap nya, tapi doni sangat dalam menatap diri nya.

"Lo dengar nggak sih?"

Doni meraih tangan Ruby, sontak Ruby melepaskan nya tapi kembali lagi Doni mengambil tangan nya.

"Apa sih Lo, gua ada urusan genting ini!!"

"Ruby, aku mau ngomong"

"CK, entar aja deh panggil ian dulu"

"Nggak Lo harus dengerin gua!!"

"Gua sibuk tauk, ini lagi ada urusan sama Ian panggil dia dulu baru gua dengerin Lo"

"Nggak!!"

Doni dengan kasar nya Manarik tangan Ruby, sementara sang empuh berusaha untuk melepaskan genggamannya.

"Woy, lepasin gua!!"

"Nggak sampai Lo dengerin gua!!"

Terpaksa Ruby mengikuti nya, dia di bawa ke ruangan olahraga dan di sana cukup sepi.

Doni menarik Ruby ke ruang ganti dia mengunci pintu nya sebelum menatap ke arah Ruby.

"Itu ngapain Lo kunci!!" Ucap Ruby mulai panik dia khawatir pemuda di depan nya berbuat tidak-tidak.

"Tenang ...santai dulu" ucap Doni.

"Cepat Lo mau ngomong apa!!" Ucap Ruby ketus ke arah nya.

"Lo bisa nggak sih, bicara Sama gua baik-baik" ucap Doni.

Ruby diam dia mundur selangkah karna Doni makin dekat dengan nya.

Doni meraih tangan Ruby meremasnya dengan erat meletakkan di jantung nya.

"Ruby aku suka kamu, ma-"

"Nggak, gua udah punya pacar!!" Ucap Ruby sepontan.

Doni menatap marah pada Ruby.

"Nggak!!! Lo nggak boleh punya pacar Lo punya gua!!" Bentak Doni.

"Wah ...Gilak Lo ya!!"

Ruby berjalan dia ingin kabur karna merasa Doni sudah mulai nggak benar, Doni mengeratkan cengkeraman nya di lengan nya.

"Lepas!!"

"Nggak akan!!"

Brakk..

"Aahkk..."

Kepala Ruby terbentuk dinding karna tolakan dari Doni membuat kepala Ruby sedikit pusing.

"Shhh...Lo punya gua!!" Bisik Doni.

Doni menghimpit tubuh Ruby di dinding membuat mereka begitu dempet.

"Minggir...Lo"

Tangan Doni berjalan mengelus perut Ruby.

"Ngapain Lo!!" Bentak Ruby.

"Pokoknya Lo punya gua!!"

Merasa mulai tidak benar lagi Ruby mendorong tubuh Doni menjauh, tapi tidak bisa karna kepalanya yang sakit.

"Tolong!!!" Pekik Ruby.

Doni berusaha melecehkan diri nya, bahkan sekarang Doni mulai menyentuh tempat sensitif Ruby.

"Sialan, lepasi gua!!"

Bugh

Bugh

Bugh

Merasa seseorang sedang mendobrak pintu, Doni berhenti melakukan nya dia membungkam mulut Ruby agar tidak berteriak.

Brakk...

Akhirnya pintu terbuka, itu Yogi dia baru ingat masuk ke dalam ruang ganti tapi saat mendengar teriakkan Ruby dia segera mendobrak pintu yang terkunci.

"Ngapain Lo!!"

Yogi menarik baju Doni, langsung melayangkan sebuah pukulan di wajah pemuda itu.

Bugh...

Bugh...

Baru mau memberikan pukulan ke tiga, Doni mendorong tubuh yogi menjauh dan dia segera lari.

"Woy mau kemana Lo!!" Teriak nya.

Ruby terduduk dia tidak menyangka Doni akan melakukan hal seperti itu pada nya.

"Hiks...mas..bule.." lirih nya.






Tbc

MAS BULE ~ BL Where stories live. Discover now