10. Perselisihan Saudara

Start from the beginning
                                    

Xia menatap ketiga pemuda itu secara tidak asing, Xia mulai mengenal mereka.

Xia terhenyak, "kakak?!" ia terkejut. "Kak Johan, kak Qian, dan kak Longwei?" matanya melebar dan bersinar saat melihat tiga pemuda tak lain adalah kakaknya juga.

"Xia, kau harus ikut kita!" tegas Johan.

Ever menepis tangan Johan, dan menatap sinis matanya.

"Ever!" celetuk Longwei.

Melihat mereka tidak mau mengalah, kini Ever terlihat sangat marah pada ketiga pemuda di depannya. Membuat ia menghunuskan pedang berkilaunya terlepas dari sarang mereka.

Ever mengarahkan pedang kepada ketiga saudara itu.

"Berani mendekat, berani mati!" tegas Ever menatap sinis.

Tidak kalah juga mereka melakukan hal yang sama seperti yang Ever lakukan, menghunuskan pedang mereka bersama-sama, mengarahkan pada Ever yang masih memegang tangan Xia.

Xia hanya menatap ketakutan pada apa yang terjadi sekarang.

Ever tersenyum seringai, "euhm, baiklah, saudaraku."

Dengan gesit Ever menerobos maju mereka bertiga, dengan gesit memainkan pedangnya dengan lihai seperti seorang yang mahir menggunakan senjata dalam perang.

ting.. ting... ting...

Sama lihainya Johan dan kedua adiknya yang mencoba menahan serangan gesit dari pedang Ever. Membuat ia tidak bisa menahan diri jika sudah berurusan dalam kekerasan ini. Dengan kuat adiknya menahan keras gerakan lihai yang membuat Ever berputar balik ke kiri dan ke kanan. Sedangkan Johan mulai menyerang balik dengan kuat.

sing... sing... sing...

Ever terhuyung, akibat kewalahan, dan ia kalah jumlah orang dalam pertarungannya.

"Aku menang, Ever." ucap Johan, "berikan Xia padaku," tukasnya.

Ever menggeleng mundur, bahwa ia tidak akan memberikan Xia.

"Berhenti membuatku bicara, dan berikan Xia."

Xia ketakutan dan mulai bicara. "Kak Johan, aku ingin di bawa kemana?" tanyanya. "Kakak, Xia ingin pulang sekarang. Xia takut, kak," ucapnya dengan resah.

Johan mengulurkan tangannya, "iya. Ayo kita pulang, aku akan membawa mu kembali ke rumah."

"Tidak, kak. Aku dan pangeran-" terpotong.

"Aku tidak peduli, Xia. Sekarang tugasku hanya membawa mu pulang," tukas Johan. "Ibu dan ayah akan memarahiku jika aku pulang dengan tangan kosong," lirih sinis Johan.

"Ayah dan ibu? itu artinya kakak ingin membawaku pergi ke dataran tinggi!" batin Xia dengan rasa takut menyelimutinya.

"Tidak akan kubiarkan!" pekik kecil Ever, yang mulai terasa sakit saat Johan membalas serangannya.

Johan hanya bisa menghela nafasnya, lantaran kesal dan sebal melihat tingkah kekanakan Ever.

Qian tertawa kecil, "hei Ever! Kenapa kau ingin membawa Xia dengan paksa?" sulut nya. "Lagian bukankah kalian sudah menukarkan dia sebagai aliansi? Kami tidak bodoh, kami mengetahui semua yang sudah terjadi disini selama setengah tahun."

Ever tidak memperdulikan perkataan Qian.

"Xia, ibu dan ayah ingin kau pulang sekarang," ucap Ever menatap Xia.

"Kak Ever, tapi Xia sudah-" terpotong

Johan mendorong keras Ever, sehingga membuat Ever mundur kebelakang, dan pingsan akibat nafasnya yang mulai tidak stabil. Usai pertarungan yang telah terjadi.

"Kak Ever!" Xia terkejut dengan menekuk kedua tangan pada mulutnya.

Johan dengan cepat meniupkan bubuk halus pada Xia, membuat Xia terantuk dalam ketidaksabaran dan melemah kan dirinya. Terjatuh kebelakang dan di tangkap oleh Longwei, sehingga membuatnya terpaksa memapah Xia dalam perjalanan. Meninggalkan Ever yang sedang pingsan dalam kegelapan itu.

~

Tendo Shenan dan Ririn mulai merasa cemas yang sedang menunggu Ever tak kunjung pulang. Kekhawatiran mulai menyelimuti Ririn yang mencemaskan Ever anak tersayangnya.

"Ibu, tenanglah. Ever akan baik-baik saja," ucap Reo menenangkan. "Dan Ever pasti akan membawa Xia kembali." sambungnya.

"Iya. Tapi ibu sangat cemas jika tidak melihat wajah Ever sedetik pun," jawab ibunya.

"Sudah, ayo kita balik ke kamar dan tidur dulu, sayang," saut Tendo mencoba tenang.

Ririn menggeleng menolak.

Reo tersenyum kecil, "ayo bu, tidak apa. Reo yang akan menunggu Ever disini."

Reo berhasil menenangkan ibunya, dan membuat Tendo dan Ririn kembali ke kamar mereka, meninggalkan Reo menunggu sendiri.

"Aku sangat mengantuk, kenapa Ever lama sekali menculik gadis bodoh itu, membuatku kesal saja." tukas Reo merasa sebal.

Mendengar hentakkan kaki yang lemah membuat Reo tergirang, dengan menatap kasar kedatangan Ever dengan tampilan yang rusuh, basah kuyup sekujur tubuh dan beberapa sobekan di pakaian hitamnya.

"Ever ada apa dengan dirimu?" tanya Reo dengan nada kecil. "Dimana Xia?" Reo melirik belakang yang terlihat kosong tanpa seorang pun selain Ever.

Ever menatap kesal dan marah akibat yang terjadi pada dirinya sangat lah memalukan. Ia kalah dalam bertarung dan pingsan di gang yang kotor itu, membuat ia ingin membunuh orang lain. Wajah kesal dan tingkah kekanakannya itu tidak bisa di hilangkan karena sudah melekat pada dirinya, itulah karakter Ever yang pemarah dan suka membentak. Masa Xia saja tidak bisa di dapatkannya, dan malah ia menghilangkan Xia.

Ibu dan ayah hanya peduli bahwa ia harus membawa Xia kembali. Tetapi mereka tidak tahu bahwa jiwa dingin Ever sangat meningkat lebih pekat dari biasanya.

Keluarga Shenan ingin menemukan Xia, lantaran mengetahui bahwa Xia sudah menghilang dari kediaman Halstead. Mereka tidak ingin sebuah rahasia dalam kelima keluarga akan di curigai, melihat tindakan pangeran Delma yang lugas pasti akan sampai ke telinga pengadilan hukum kerajaan dalam istana sesungguhnya.

Tindakan hukum dalam kerajaan tidak bisa terlepas dari keadilan dan kemakmuran dalam masyarakatnya.

A XIA FIGHTER!

A XIA FIGHTERWhere stories live. Discover now