Vano yang memang pegal, akhirnya senderan di dada Gavin, tapi Vano sedikit merasa tidak nyaman karna bokongnya, seperti merasakan sesuatu?

Gavin mengecup pipi Vano, lalu lanjut bekerja, Vano mencubit paha gavin.

Vano terus bergerak mencari posisi yang nyaman.

"Ugh" lenguh gavin

"Kenapa si lu" ucap Vano heran.

"Gapapa" jawab gavin singkat

                                  ***

Vano merasa sangat bosan, bahkan sekarang dia dan Gavin hanya diam-diaman, setelah Gavin menyelesaikan pekerjaan nya.

Vano rebahan sambil terus-terusan menghela nafas, ini si Gavin maunya apaan si? Mau main gaboleh, lah sekarang malah di diemin.

"Haaahhhh"

"Kenapa?" Tanya Gavin daritadi

Vano bangun lalu menatap Gavin yang sedang duduk di tempat belajar nya.

"Terus ngapain? Gue bosen!" Gerutu Vano

"Mama papa kangen katanya" ucap Gavin

"Terus?" Tanya Vano

"Mau Video Call" jawabannya

"Hah?"

"Sini" Gavin kembali menepuk paha nya, agar Vano duduk lagi bersama nya

Vano nurut lagi, dia duduk di pangkuan Gavin lalu Gavin memperlihatkan ponsel nya, yang sedang video call dengan orangtua mereka.

Vano membulat kan matanya kaget, dia ingin turun dari pangkuan Gavin tapi di tahan.

"Ahh sudah dekat ya kalian?" tanya saras

"Engg-"

"Iya ma"

Vano berdecak malas.

"Vano makin gemes aja si" ucap maudy

"A-haha haha" Vano tertawa garing, pasalnya dia bingung harus menjawab apa.

"Mama sama papa pulang kapan?" Tanya Vano akhirnya

"Belum tau sayang, disini lagi sibuk banget mungkin harus berbulan-bulan lagi" jawab saras

Vano mengangguk pelan, tapi dalam hati dia mengejek orangtua nya, dia masih ingat katanya "kita mau ke luar negeri selama beberapa minggu" -_-

"Gapapa ma, selesain aja dulu pekerjaan nya, Gavin sama Vano juga ga masalah" ucap Gavin ramah

"Gue yang ga masalah!" Bisik Vano

Gavin menanggapi nya dengan tersenyum.

"Eh udah dulu ya, mama ada urusan" ujar saras

"Iya mah"

Tutt

"Ah! Gue kangen jeki..." Rengek Vano

"Jeki siapa?" Tanya Gavin

"Ck, motor gue lah! Ahaa jekii" masih dengan posisi dia pangkuan Gavin, Vano menaruh wajahnya di meja

Gavin melihat Vano yang lebih kecil darinya, Gavin memegang pinggang ramping Vano yang sangat pas di pegang.

"Apasi lo! Cabul dasar" Vano menghempaskan tangan Gavin lalu beranjak ke kasur

"Cabul?" Gavin tersenyum aneh

"Muka lu jangan gitu plis, gue takut serius dah" ucap Vano menatap aneh Gavin.

"Kenapa?"

Gavin berjalan mendekati Vano, Vano reflek menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Apaan si, jangan gitu!"

Tidak ada jawaban dari Gavin, Vano benar-benar merasa diganggu oleh orang cabul.

Dia membuka selimut nya, saat membuka setengah wajah Gavin sudah ada di depannya.

"Siapa yang cabul?" Tanya Gavin dengan suara berat nya

Gavin membuka selimut tersebut, Vano menatap nya kikuk.

Vano memijiti tangan Gavin pelan sambil tersenyum.

"Engga ko engga ada yang cabul" ucapnya takut, dia beneran takut di apa-apain.

"Van"

"Apa?"

"Mau kiss"

"JAUH JAUH LO!"

                                  ***

Hargain penulis kasih vote dan komen, makasih 💗

Di Jodohin Sama Ketos [BXB] ON GOINGWhere stories live. Discover now