Bab: lima 🥀

75 44 22
                                    

Halo teman-teman ✨
How are you?

Yang lagi baca ini, kalian dari kota mana aja nih?? Komen dong, Sayy.

Let's go, Just enjoy reading it

Happy Reading

Di tengah keheningan yang melanda, Shaka diam-diam menyelam ke dalam dunianya yang tenang. Biasanya, dia akan berlindung di balik halaman-halaman diary-nya atau menggoreskan kuasnya di atas kanvas yang kosong. Namun, kali ini hati Shaka tak lagi ingin melukis.

Dirinya teringat pada perempuan yang pertama kali berkenalan dengannya saat pertama kali masuk sekolah setelah masa MPLS.

Flashback on.

"Gue Azreya."  Tiba-tiba seorang perempuan datang dan berdiri di samping meja Shaka, dengan menjulurkan tangannya ke arah Shaka.

Shaka yang sedang menggambar di belakang halaman buku pun mendongak, melihat perempuan berbandana putih tersenyum padanya.

"Lo Shaka, kan? Ayo berteman sama gue. Gue Azreya." Shaka hanya mengangguk dan menerima jabatan tangan itu.

"Ternyata kita sekelas, ya," ucap Azreya mengajak Shaka mengobrol. "Gue kira lo ambil IPS." Perempuan itu akhirnya duduk di depan Shaka dan mengobrol ria. Shaka hanya menggeleng sembari tersenyum kecil.

"Oh ya, gue liat lo sering banget di kelas, kenapa emang?"

Azreya mengernyit tatkala Shaka menuliskan sesuatu di dalam bukunya, dan memperlihatkan tulisannya pada Azreya.

"Gakpapa, enak di kelas."

Azreya manggut-manggut setelah membaca tulisan Shaka. Dari awal bertemu, Azreya sudah berpikir jika Shaka memiliki kekurangan, dan Azreya memakluminya. Toh, menurut pandang matanya, dia baik.

"Oh ya, gue bawa bekal dari rumah lo mau, gak?" tanya Azreya sembari berjalan ke mejanya yang terhalang satu meja dari samping.

Shaka mengernyit kala perempuan itu bangkit ke tempatnya. Tak lama, perempuan itu balik lagi membawa bekal di tangannya dan duduk di tempat tadi.

"Ini gue yang bikin, pasti lo bakal suka." Azreya tersenyum kecil tanpa melihat Shaka yang tengah kebingungan mencerna kalimatnya.

Tangan shaka terulur menyentuh bekal Azreya, berniat untuk mengalihkan pandangannya. Seketika Azreya menatap Shaka dengan tatapan bingung.

"Maaf, gue gak maksud apa yang lo omongin barusan. Gue ini tuli dari lahir. Gue mohon, kalo ngomong tatap gue, gue bisa mencerna apa yang mereka omongin dengan mereka tatap muka gue," ujarnya sembari menarik tangannya lagi.

Azreya terkekeh canggung. "Oke, Shaka. Oh ya, lo mau sandwich? Gue yang buat. Kebetulan bawa dua."

"Makasih, lo aja yang makan," jawab Shaka sembari tersenyum.

Azreya terdiam menatap Shaka yang sedang menggambar kembali. Ternyata ini penyebabnya Shaka di ejek teman-teman, pikir Azreya. Ia merasa iba dan khawatir ke Shaka yang terus-terusan dibully murid SMA Mulya Bangsa.

Semenjak itulah, kedekatan Azreya dan Shaka mulai terlihat. Bahkan Azreya merelakan jam istirahatnya hanya untuk mengobrol lebih banyak dengan Shaka.

Keduanya nampak bercengkrama, tepatnya Azreya yang berceloteh. Shaka hanya mendengarkan dengan baik dan sesekali tersenyum. Lelaki itu merasa canggung sekaligus senang karena baru pertama kalinya ia mendapatkan seorang teman, terlebih lagi itu perempuan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 10 hours ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tuna Rungu || Choi BeomgyuWhere stories live. Discover now