Bab: empat 🥀

103 66 39
                                    

VOTE, KOMEN, FOLLOW!!
Share kalau perluu:)

Happy Reading


Azreya tengah berjalan di koridor dengan langkah tegas, sesekali menyapa murid SMA Mulya Bangsa dengan senyuman. Kedua langkahnya berjalan ke lantai 3, tempat semua ruang ekskul SMA Mulya Bangsa.

Ceklek.

Ia masuk ke ruang latihan taekwondo dan melihat semua anggotanya yang sudah berkumpul di ruang latihan. Terlihat mereka tengah mengobrol ria di lantai dengan canda tawa yang mereka buat.

"Ini dia yang di tunggu-tunggu." Mereka menoleh ke arah pintu melihat seseorang yang di tunggu pun datang. Semuanya di buat bangkit dari duduk menyambut Azreya datang.

"Duduk aja kali, pake berdiri segala," ucap Azreya sembari terkekeh melihat teman-temannya yang sama-sama anak taekwondo juga. Azreya berkata lagi, "Maaf ya, tadi gue ada sedikit problem."

"Gakpapa kali, Rey. Habis ngadepin si Elvin, kan?" tanya salah satu dari mereka. Ridho, namanya. Azreya menghela napas lantas mengangguk sebagai jawabannya.

Fyi. Azreya adalah seorang anak perempuan yang mahir dalam seni bela diri taekwondo dan pernah meraih juara dua dalam tingkat nasional. Jadi, jangan heran jika dia merasa kesal akan menggunakan jurus andalannya. Namun, Azreya selalu bijaksana dalam mengaplikasikan keahliannya; dia lebih memilih untuk menggunakan kemampuannya untuk membantu orang-orang yang berada dalam bahaya.

"Kak Zay belum datang?" tanya Azreya saat tidak melihat Zayyan, ketua taekwondo, di ruang latihan.

"Sudah, tapi dia bilang mau ke kamar mandi," balas salah satu dari mereka.

Azreya mengangguk. "Kalian sudah tahu kan kita akan dikumpulkan untuk apa?"

Mereka terdiam, menatap Azreya yang tersenyum dengan ekspresi jail. Melihat reaksi Azreya, mereka saling bertukar pandang.

"Sesuai dengan yang kemarin minggu lalu omongin, gue udah ngasih tau kalau dua bulan lagi, bakal ada lomba taekwondo antar daerah. Pak Harsa udah ngajuin sekolah kita buat ikut lomba itu—" terang Azreya sebelum terdengar suara pintu latihan terbuka.

Ceklek.

Ucapan Azreya terpotong tiba-tiba saat mendengar suara pintu ruang latihan terbuka, menampilkan sosok lelaki jangkung mengenakan dobok bersabuk hitam, berjalan ke arah mereka.

"Apa sudah berkumpul semuanya?" tanya Zayyan sambil melihat sekelompok anggotanya yang telah terkumpul. Mereka semua mengangguk serempak.

"Karena Kak Zay sudah datang, jadi kita bahas sekarang juga," kata Azreya untuk memecahkan keheningan di antara ketua dan anggota klub.

"Duduk," titah Zayyan, membuat seluruh anggota klub duduk secara lesehan di lantai, termasuk Zayyan dan Azreya.

"Setiap tahun, sekolah ini selalu berpartisipasi dalam lomba olimpiade, termasuk cabang taekwondo. Pak Harsa udah mengajukan partisipasi sekolah dalam lomba lagi, tapi kali ini bertepatan dengan jadwal olimpiade. Para atlet taekwondo yang juga berkomitmen pada olimpiade, kayak Azreya, dia bakal fokus ke persiapan menuju olimpiade. Jadi, sekarang kalian yang akan menjadi tanggung jawab untuk ikut dalam lomba taekwondo. Karena yang dibutuhkan hanya tiga anggota putri dan dua anggota putra. Hari ini kalian akan melakukan seleksi," jelas Zayyan dengan penuh perhatian. "Siapkan diri untuk dipilih, dan jangan kecewa jika tidak terpilih."

"Siap, Kak," jawab mereka terdengar gembira. Siapa sih yang gak suka ikut lomba taekwondo? Apalagi mereka yang berharap bakal ikut mewakilkan sekolah ini. Berhubung Zayyan sudah kelas XII, ia memilih anak didiknya ini untuk ikut lomba.

Tuna Rungu || Choi BeomgyuWhere stories live. Discover now