Dilema Ibu dan Anak

118 16 0
                                    

Full Time Mom Include Full Time Cungpret. Yah itu aku.

Siapa bilang menjadi ibu rumah tangga itu bukan pekerjaan?

Banyak juga yang mengatakan jika menjadi ibu yang bekerja, lantas gugur menjalankan tugas sebagai ibu di rumah? Y'all got it all wrong!

Aku, menjalani dua peran itu. Sebagai karyawan purna waktu dan ibu yang full time. Apalagi sejak pandemi menghantam Negeri tercinta.

Work From Home, mustahil kalau tidak disambi dengan adegan ; momong anak, masak, juru damai ketika terjadi perang kesekian di ruang bermain dan para eyang sudah mulai kewalahan plus the ice cream seller demi membujuk rayu sepasang makhluk gemash produksi bapack Prabu Dipa Adinata.

Ohya, ice cream menjadi salah satu barang dalam shopping list kami setiap bulan. Sejak mengenal si cold and sweet itu, Tata - Riri hanya ampuh dibujuk menggunakan yisilim-begitu sebutan mereka. Yang kadang dibuat jokes oleh Prabu menjadi YAASSALAM ketika kedua anaknya mulai merengek - rengek sambil berteriak yisilim - yisilim.

Beruntungnya, hari ini tidak ada agenda meeting dalam schedule yang telah kuatur ulang. Karena kedua orangtuaku harus menghadiri upacara pemakaman salah satu kerabat yang berpulang. Dan karena sedang pembatasan besar, hanya mama dan ayah saja yang hadir. Sementara aku dan Prabu sekadar menitip ungkapan dukacita lewat mama.

Itu berarti, hanya ada the nannies and the babies. Butuh personal extra kalau sudah menyangkut sepasang bayi kembar kami. Dan Prabu, sudah lebih dulu mengundurkan diri dalam rangka momong si kembar hari ini. Karena dirinya akan bertemu Walikota untuk membahas soal alih fungsi hotel yang akan menjadi perbantuan pemerintah untuk isolasi mandiri pasien - pasien yang tidak perlu dirawat di Rumah Sakit namun tidak bisa mengkarantina diri di rumah karena faktor lingkungan yang kurang kondusif.

Tentu saja, itu menjadi bagian penting dalam krisis Dunia hospitality saat ini. Prabu tidak akan melewatkan kesempatan emas itu. He will be very busy. I support it tho!

Demi keberlangsungan jajan si kembar dan token listrik, Bund.

Prabu sudah pergi sejak jam delapan pagi tadi, disusul mama dan ayah yang bertolak ke Bogor jam sembilan.

Tinggalah aku bersama anak - anak yang sedang aktif sekali. Seolah mereka robot yang menggunakan tenaga seribu volt listrik. Tidak ada habisnya!

Karena mbak - mbak nanny juga butuh isoma di jam - jam tertentu, otomatis, aku juga harus tetap ada bersama mereka.

Dan ya, kami tidak menggunakan jasa ART sama sekali. Mama masih mengurus semuanya. Masak ataupun bersih - bersih di area umum. Kamar, ya menjadi tanggung jawab masing - masing.

Tapi, dalam dua minggu sekali, kami akan memanggil jasa bersih rumah untuk cuci gudang-istilah ayah ketika mama memanggil jasa itu demi menjangkau hal - hal yang jarang tersentuh kami berempat.

Yes, berempat. Karena ayah dan Prabu juga melakukan pekerjaan rumah, sebut saja ; mencuci piring, menyapu halaman, cuci mobil, beresin mainan anak - anak di atas jam delapan malam. Karena waktu kerja nannies si kembar hanya sampai jam enam sore.

Di atas itu, mereka berdua bebas melakukan waktu sendiri. Dan kalau aku membutuhkan keduanya di luar jam kerja, tentu saja dihitung lembur. Kebijakan ini murni kesepakatan aku dan Prabu.

Yeah, kami berdua adalah cungpret sejati yang tahu rasanya diminta bekerja di luar office hour tanpa kompensasi yang pantas. Bikin keki.

Tata sedang rewel banget hari ini.

STUCK # 2Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum