Chapter 7 (Dad, Help me)

1K 87 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

Yim melihat mall yang akan segera direnofasi dengan karya desainnya, ia kembali melanjutkan pekerjaannya

“kita pakai warna ini saja?” tanya kliennya menunjuk kertas warna

“itu terlalu terang, kita pakai warna ini saja agar terlihat mewah” jawab Yim dan memilih warna yang lebih baik

“pilihanmu sangat tepat” senang kliennya

“kerjamu sangat bagus dan professional harusnya kau bekerja diperusahaan yang lebih besar” ucap Tutor yang baru tiba disana dan berdiri dibelakang Yim, Klien Yim bahkan sangat terkejut melihat seorang Korapat Limnoi yang biasa disapa Tutor itu berdiri didekatnya, siapa yang tak mengenal pimpinan perusahaan besar itu. Yim refleks menoleh melihat Tutor tiba-tiba muncul, entah dari mana Pria itu tau dia ada disana

“kau memata-mataiku?” tanya Yim kesal

“tidak, aku hanya kebetulan saja disini” dusta Tutor dan Yim tau pria itu berbohong, mana ada orang sesibuk Tutor punya banyak waktu ke Mall malam-malam begini

“bisakah aku bicara berdua?” tanya Tutor pada klien Yim

“hei! Aku sedang kerja! Kau jangan seenaknya dengan klienku” Yim sudah tak peduli akan sopan santun

“baik, aku pergi dulu, kalian bisa bicara” namun sang Klien lebih takut dan lebih memilih mengalah lalu pergi dari sana, ia tak mau berurusan dengan pewaris kekayaan Limnoi itu, Tutor tersenyum kemenangan   

licik’ batin Yim

“kau selalu cantik”

“aku tidak butuh pujianmu” malas Yim

“Yim….” Tutor memegang tangan putih Yim, sungguh Yim sangat cantik bukan hanya dia yang mengakuinya, bahkan pandangan orang-orang di Mall yang menatap kagum Yim diam-diam juga mengakui betapa indahnya dia

“sangat tidak sopan” Yim menarik tangannya namun genggaman Tutor lebih erat

“ngomong-ngomong aku sangat suka dengan versi galakmu seperti sekarang” senyum Tutor, karena kesal, Yim mengakat tangannya lalu mengigit tangan Tutor

“Akkkhh…” Tutor refleks melepaskan Yim, sungguh gigitannya tidak main-main

“kenapa kau masih suka mengigit?” keluh Tutor

“kau pantas mendapatkannya! Kau sentuh aku lagi? Kugigit kau sampai tulang-tulangmu!” kesal Yim namun Tutor malah tertawa karena Yim nampak mengemaskan

“aku datang kesini untuk bicara baik-baik” Tutor kini bicara dengan tatapan serius

“Aku tak butuh bicara denganmu, kau bukan siapa-siapa”

“aku sedang menawarimu pekerjaan lebih baik, kerja diperusahaanku,kau bisa” ajak Tutor dan sungguh Yim ingin tertawa mendengarnya

“Apa kau tidak  tau malu atau kau muka tembok? Kau masih bisa menawariku setelah kau memperlakukanku seperti sampah? Makan saja semua kekayaanmu itu! aku tak butuh” Yim merasa buang-buang waktu saja bersama pria itu dan akan pergi

“Yim! Aku minta maaf” ucapan Tutor dengan nada rendah membuat langkah Yim terhenddddti namun ia tidak berbalik, ia cukup tertegun orang seegois dan menjujung harga dirinya seperti seorang Tutor Limnoi meminta maaf? Bahkan sekalipun dia membunuh orang, pria itu tidak akan meminta maaf

“aku benar-benar minta maaf, walau aku tau, aku mustahil untuk kau maafkan” lanjut Tutor

“kau tau itu? jadi jangan ganggu aku” jawab Yim kemudian pergi meninggalkan Tutor, Tutor tak mengejar ia tau Yim sedang kesal padanya, ia tak mau Yim makin membencinya labih dari ini.

.
.

#skip#

Siang ini saat akan pulang sekolah Fristone menatap Teetee cemberut, ia bingung kenapa Teetee memiliki banyak teman bahkan kakak kelas seperti Namping, Thomas, keng juga bisa akrab dengannya. Ia merasa dia lebih baik dari Teetee, dia dari luar negeri, dia bahkan jauh lebih berada dari Teetee, tapi kenapa? Mereka tidak ingin dekat dengannya. Ia menatap iri Teetee yang tertawa dengan Kongjiro, Namping, Latte, dan yang lain, ia tidak bisa menerimanya.

Teetee lebih dulu berjalan pulang melewati halaman sekolah, dan tiba-tiba saja Fristone dan keempat temannya menghadang Teetee, hingga anak itu bingung

“apa lagi sekarang?” tanya Teetee yang sudah lelah dengan tingkah Frist padanya, dan Frist merampas tasnya sambil menatap mengejek dan meleparkan ta situ ke temannya hingga tangkap menangkap sambil tertawa, ia berusaha membully Teetee dan mempermalukannya didepan umum, hingga siswa-siswa lain yang akan pulang berhenti demi menonton mereka

“kembalikan!” Teetee tidak terima dan berusaha mendapatkan tasnya kembali, itu adalah tas hadiah ulang tahun dari ibunya dan sangat berharga untuknya

“Kembalikan Frist!!” kesal Teetee dan mengejar Frist yang mebawa tasnya

“Tas sampah seperti ini harusnya ditempat sampah!!” ejek Frist sambil berlari, bagi Teetee ini sangat kekanakan tapi ia tak ingin tas berharganya dirusak oleh Frist jadi dia terus mengejar demi mendapatkannya, kedua anak itu sudah tak menyadari bahwa mereka berlari keluar dari halaman sekolah dan sampai di jalanan umum, saat Teetee berhasil menarik tasnya dari Fristone, mobil berwarna hitam pekat melaju tanpa kendali menabrak tubuh  kedua anak itu, kerasnya logam menghatam keduanya

Teetee terbaring diaspal, ia tak mampu berdiri, tubuhnya seolah mati rasa, ia melihat fristone dalam keadaan yang sama didepan sana, terbaring dengan darah segar mengalir dari kepala dan sebagian tubuhnya, saat matanya hampir tertutup ia bisa melihat ayah Fristone berlari kearah mereka, jemarinya yang berlumuran darah seolah meminta tolong pada Pria itu, bibirnya sudah tak bisa ia gerakkan, ia sudah tak mampu mengeluarkan suara apapun walau hanya sekedar meminta pertolongan, ia tak tau ayah fristone akan menolong siapa, apakah akan menolongnya juga? Ataukah ia tak akan pernah merasakan pelukan ibunya lagi? Lalu berlahan matanya tertutup

mama…..’

.
.

Yim mengikuti rapat bersama rekan-rekan kerjanya, ia menyimak dengan serius namun entah mengapa ia seolah mendengar suara Teetee yang memanggilnya dengan pelan, ia sampai menoleh melihat sekelilingnya namun tak menemukan anaknya, lagian mana mungkin Teetee ada diruang rapat. Yim berusaha menenangkan perasaannya namun gagal, ia kehilangan ketenangan.

.
.

Tutor sampai disekolah, entahlah walau ia tak punya keberanian untuk mengaku dihapan Teetee bahwa dia adalah ayahnya setelah semua hal jahat yang ia lakukan, ia hanya ingin melihat anak itu. Melihatnya saja sudah cukup, ia tak mau merusak hidup bahagia anaknya yang ada saat ini. Ia tak tau harus menjelaskan seperti apa pada Teetee, ia terlalu takut anak itu membencinya.

Namun baru saja mobilnya terhenti, pemandangan mengerikan didepan matanya, tubuh kedua anak itu terhatam dengan kerasnya logam mobil, tak berpikir panjang, nafasnya seolah akan berhenti dan jantungnya berdegup kencang, seumur hidupnya baru kali ini merasa begitu ketakutan. Saat ia sampai disana, ia melihat Fristone terbaring diaspal dan tak sadarkan diri lagi dengan darah mengalir dari tubuhnya

“Frist!!” saat ia melangkah menuju putranya itu, ia melihat disisi lain Teetee mengulurkan tangannya  yang ternoda darah segar, anak itu tak mampu bicara, namun dari sorot matanya seolah memohon pertolongan padanya, lalu kedua mata anak itu terpejam seiring kesadarannya menghilang.

Tutor tidak tau apa yang terjadi pada perasaanya, kenapa ia lebih ketakutan melihat Teetee terluka? Apakah dia ayah yan pilih kasih sekarang? bukankah dia sudah akan membuang semua masa lalunya? Tidak, kenyataanya didalam lubuk hatinya, dia tak pernah ingin kehilangan Teetee, kakinya dan  tubuhnya malah berlari kearahnya dan mengendongnya terlebih dahulu. Didalam hatinya ia terus berdoa, walau ia tau dia adalah pendosa tapi ia berdoa akan keselamatan anak itu.

Sedangkan orang-orang yang berlalu lalang mulai menyelamatkan Fritstone untuk membantu Tutor karena tak mungkin mengedong kedua anak remaja itu sekaligus.

.
.
.

Tbc

Berikan vote :')

Dad, Do You Hate Me? (TutorYim) Where stories live. Discover now