24. Alan

554 90 4
                                    

"I will help you, Way. Don't worry, I'm here beside you"

Way berpikir betapa baiknya semesta padanya hingga mempertemukannya dengan pria seperti Pete, setelah semua hal buruk yang dia lakukan.

Mata Way memanas, air mata menumpuk disudut matanya.

"Pete terimakasih"

Pete menarik pelan tubuh Way, menyandarkan kepala pria itu dibahunya. Membiarkan Way meluapkan perasaannya.

Beberapa menit Way mulai tenang dipelukkan Pete. Pete mengusap jejak air mata diwajah Way.

Pete menarik kedua ujung bibir Way dengan jari telunjuknya.

"Smile. You look beautiful when you smile" Way tertawa pelan, jarang-jarang mendengar kalimat gombal dari mulut Pete.

Mereka saling menatap wajah masing-masing, mengagumi ciptaan Tuhan dihadapan mereka.

"Mau marshmallow bakar?"

"Emm" Way mengangguk. Sebelum beranjak Pete menyempatkan menepuk lembut kepala Way.

Perasaan hangat menjalar dari tangan Pete tiap kali pria itu menepuk kepalanya.

Malam itu mereka akhiri dengan obrolan ringan dan canda tawa hingga tengah malam.

***

Mereka sampai di Bangkok sebelum jam makan siang, dimana mereka memutuskan makan siang di dekat perusahan Pete karena Pete ada rapat mendadak.

Pete cukup kesal ketika dihubungi Big bahwa terjadi suatu hal di perusahaan yang mana mengharuskan Pete turun tangan langsung. Tapi Pete menyempatkan makan siang terlebih dahulu dengan Way.

Way mengendarai mobil Pete menuju bengkel X-Hunter. Ketika mereka sedang makan siang, Alan menghubunginya meminta Way datang ke bengkel karena ada hal yang harus di diskusikan. Karena waktu yang tidak memungkinkan untuk Way kembali ke apartemennya Pete meminta Way menggunakan mobilnya saja, Way pun menyetujuinya.

Way memandangi bangunan bengkel dihadapannya. Entah kapan terakhir kali ia datang kesana.

Rekan-rekannya tengah berkumpul diruang rapat. Mereka menyambut Way dengan hangat, mereka berbasa basi bertanya bagaimana kabar Way dan dijawab Way sekenanya.

Di meja itu terdapat Alan, Jeff, Babe, Charlie dan pendatang baru X-Hunter, Kim serta beberapa staff dan mekanik.

Setelah Way duduk dikursinya Alan tanpa berbasa-basi bertanya pada Way.

"Way apa kau ready untuk berkompetisi pekan depan?"

Apakah Way siap? Way pikir dirinya siap secara mental maupun fisik.

"Kapanpun aku dibutuhkan aku akan siap"

"Baiklah kalau begitu, latihan dimulai hari ini ok?" Way menganguk saja.

Alan pun kembali mendiskusikan bahan-bahan untuk kompetisi berikutnya hingga suara berisik North dan Sonic mengintrupsi mereka.

"P'Way!!! Senang bisa melihatmu lagi. Aku khawatir kau dimakan ikan hiu di laut lepas" Kata-kata Sonic terdengar seperti sebuah sindiran, pikir Way.

"Ai Sonic apa maksudmu? Kenapa kau pikir aku ditelan ikan hiu?"

"Yah karena kau tidak ada kabar setelah pergi dengan Khun Pete di bar. Aku pikir mungkin saja Khun Pete membuangmu ke laut karena kau terus mengoceh padanya"

Teman-teman Way tertawa mendengar penuturan Sonic yang tak masuk akal itu.

"Sebentar P'Way kesini dengan siapa?" Tiba-tiba North bertanya pada Way.

"Aku? Aku datang sendiri, kenapa?"

"Kami tidak melihat mobil P'Way di parkiran. Apa P'Way diantar?" Belum sempat Way menjawab Sonic kembali membuka suara.

"Tunggu ada mobil Jeep hitam disana, P'Way membeli mobil baru?" Wajar jika Sonic bertanya tentang mobil Way karena hampir semua anak-anak X-Hunter mengenal semua koleksi Way. Way lebih menyukai mobil slim dan elegan. Dan Jeep bukanlah tipe Way sekali.

Dapat Way rasakan seluruh mata yang mengarah padanya.

"Itu bukan milikku"

"Lantas mobil milik siapa yang kau kendarai itu?" Alan menyeletuk. Mereka semua menunggu jawaban Way. Dan Way pun menjawab tanpa beban.

"Milik Pete ah tidak maksudku milik Khun Pete"

Keheningan terjadi beberapa saat sebelum kehebohan memenuhi bengkel X-Hunter. Kalimat-kalimat godaan keluar dari mulut mereka, Way terlalu malas menanggapinya hanya tersenyum merespon mereka.

Siang itu Way kembali ke sirkuit balap, sekarang ia sedang berdiskusi dengan mekaniknya setelah ia latihan. Tiba-tiba bahu Way ditepuk, Way menoleh ternyata Alan tengah berdiri dibelakang Way.

"Way bisa kita bicara?" Way terdiam kemudian menganggukan kepalanya.

***
W

ay dan Alan berdiri dipinggir lapangan sirkuit, dibawah sana Charlie dan Kim masih berlatih.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Way memecah keheningan.

"Aku baru saja melihat postinganmu. Sosok yang bersamamu, apakah itu Khun Pete?"

Dahi Way mengkerut, heran Alan tiba-tiba mengurusi hal seperti ini.

"Kenapa kau ingin tahu?"

"..." Alan tidak menjawab. Way menghela nafas pelan.

"Ya itu Pete"

"Kau serius dengan Khun Pete?"

Way terduduk dipinggir lapangan, menautkan kedua jemari tangannya.

"Why not? He's kind"

"Hanya saja...bagaimana perasaanmu pada Babe? Kau sudah benar-benar melupakannya?"

Way tersenyum tipis.

"Aku pikir perasaan ku pada Babe lebih seperti obsesi dari pada cinta. Sekarang ketika melihat Babe dan Charlie aku turut bahagia untuk mereka"

"Dan untuk Pete, pria itu mengulurkan tangannya padaku tanpa pamrih. Dia memberikan sebuah kehangatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Dia juga yang menemaniku disaat aku 'sakit'.

I think I fell in love with him"

Alan melihat senyuman kecil terpatri diwajah Way, senyum yang jarang ditampilkan oleh Way.

"Kejarlah kebahagianmu Way. Aku akan selalu mendukungmu"

To Be Continued...

Selamat Paskah bagi teman-teman yang merayakan.

What If...Where stories live. Discover now