2. Pete

1K 104 4
                                    

Pete, pria itu terdiam diujung tempat duduk di depan ruangan operasi. Wajah tenangnya terlihat lelah. Namun, Pete berusaha keras mempertahankan ketenangan diwajahnya. Sebaliknya hati dan pikirannya sedang kalut, memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di dalam ruangan operasi

'Way...'

Way Ponrawat Wachirabantoon.

Tak pernah sedikitpun terbayang oleh benak Pete bahwa dia akan jatuh cinta dengan seseorang. Dia selalu membatasi diri dengan orang lain. Membangun 'tembok' kokoh yang sulit ditembus orang lain

Namun, dengan pria bernama 'Way' ini entah mengapa bagian dari dirinya menginginkan sosok Enigma itu

Berawal dari seorang Alpha bernama Alan yang datang memintanya menjadi sponsor untuk bengkel balap mobil bernama 'X-Hunter'. Awalnya Pete tidak begitu tertarik untuk berinvestasi pada bengkel tersebut, menurutnya uang yang dikeluarkannya tidak sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh

Namun dengan hasutan mulut manis Alan berhasil menyenggol ego Pete untuk mengalahkan perusahaan lawan dengan cara berinvestasi pada bengkel X-Hunter. Pete merupakan orang yang sangat berhati-hati dalam bertindak, semua tindakan dilakukan dengan rencana yang matang. Karenanya setelah memutuskan akan berinvestasi pada X-Hunter, Pete menyelidiki semua yang berkaitan dengan bengkel tersebut, termasuk para anggotanya

Satu persatu detail tidak dilewatkan Pete, hingga akhirnya dia menemukan fakta beberapa anggota X-Hunter ternyata pernah menjadi anak adopsi Tony. Ditambah salah satu dari mereka berstatus Enigma, sama sepertinya

Ingatan Pete kembali saat dia masih menjadi anak angkat Tony, perasaan yang selama ini ia pendam kembali muncul kepermukaan. Perasaan akan memusnahkan mantan ayah angkatnya agar tidak ada anak-anak lain yang merasakan apa yang dia rasakan

Pete meremas kedua tangannya guna meluapkan perasaan gusar dihatinya. Dia masih ingat pertemuan pertama dia dengan Pete, bagaimana perasaan saat kedua tangan mereka saling berjabatan, tatapannya serta senyuman yang terpatri diwajah pemuda tampan itu

Bagaimana dia secara sengaja mendatangi Bar yang biasa Way dan timnya datangi. Mengawasi dari jauh gerak-gerik pemuda itu ketika dia bersenang-senang

Pete tidak ada niat untuk mendekati, baginya mengawasi dari jauh sudah lebih dari cukup. Hingga satu malam dia melihat Way yang duduk di meja bar sendirian, cahaya diwajahnya redup, dia terlihat sedih

Pete tau seharusnya dia menjaga jarak, namun kata hati membuat kedua kakinya mendekati Way di meja bar tersebut

Kejadian ini membuat mereka secara perlahan menjadi dekat, Pete pun secara sengaja menggunakan kekuatannya untuk melihat diri Way dari sentuhan-sentuhan fisik yang dia lakukan

Tentang bagaimana perasaan Way kepada Babe, bagaimana keinginan Way untuk melindungi Babe dari ayah angkat mereka, hingga keinginan Way agak bisa terbebas dari kehidupan Tony

Lamunan Pete terhenti saat tanda lampu operasi mati dan pintu ruangan operasi terbuka. Segera Alan dan Jeff bergegas menghampiri dokter

"Operasi berjalan lancar, kondisi pasien masih dalam pengaruh anestesi. Pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat inap"

Perasaan lega menghampiri Pete, Alan serta Jeff. Pete yang sedari tadi berdiri agak jauh mendekati mereka

"Pindahkan pasien ke ruang VIP. Untuk urusan administrasi katakan atas nama Pete Peeraphon"


To Be Continue...

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang