9. Pangeran Andrew Bharion

Mulai dari awal
                                    

"Aku pikir kau tulus menginginkan pernikahan ini," celetuk Xia.

"Iya aku menginginkannya, karena aku harus mematuhi ayahku. Aku pernah bilang bahwa ayahku sangat pemarah jika menyangkut kehidupan pribadiku, makanya aku menerima lamaran dari keluarga terhormat mu, untuk memperbaiki nama baik ku," tutur Andrew antusias.

Andrew beranjak dari samping Xia dan memelukan kedua tangganya kepada beberapa wanita yang berada di depan Xia.

"Bukan, kah. Mereka sangat manis, Xia? Kau tidak butuh keluargamu lagi jika tinggal bersamaku, karena kau akan di temani mereka semua, yakan sayangku," Andrew mengucapkan kata manisnya dan melukai perasaan Xia.

"Jika kau punya banyak wanita, kenapa harus menikahi ku?!" ketus Xia yang mulai kesal dengan trik naif Andrew.

Andrew terdiam....

"Kenapa diam, katakan?" sulut Xia kesal.

"Karena mereka tidak sepertimu, yang dari keluarga terhormat. Aku hanya boleh menikahi wanita yang terlahir dari keluarga terhormat, bukan para wanita mainanku dari jinsha," jelas Andrew tanpa ekspresi.

Mendengar itu membuat Xia terluka parah, seolah apa dirinya bagi pangeran, seperti bukan seorang istri tapi seorang yang hanya di butuhkan untuk tujuan tertentu, yang bahkan Xia sendiri tidak tahu.

"Kau melukaiku, pangeran Andrew Bharion," suara kecil tapi pasti, membuat Andrew tertegun seketika.

"Tunggu-" ucapan Andrew terpotong saat Xia mengangkat tangannya.

Pelayan memandu Xia menuju kamarnya, dan pergi.

Melihat itu jantung Andrew berdetak beberapa detik.

~

Beberapa hari telah berlalu, Xia hanya bersedih dan berdiam di kamarnya. Ia tidak ingin melihat sekelompok wanita penghibur itu, membuatnya merasa jijik.

Tidak lama kemudian, Xia terkejut ketika Andrew memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu.

"Kenapa kau kesini?" tanya kaget Xia.

"Apa aku tidak boleh melihat istriku?"

"Istri? Siapa yang kau bilang istri? Aku tak lain hanyalah sebuah mainan mu, seperti mereka, kan."

Perasaan kesal dan marah masih menguasai Xia.

"Xia, maafkan aku. Berbaikan lah padaku, Xia," pinta Andrew.

"Aku tidak percaya, pangeran bisa berkata begitu, apa belum cukup puas setelah semua trik ini dilakukan?" ujar Xia tanpa melirik Andrew.

"Baiklah, kali ini saja maafkan aku, ya. Bagiamana jika aku membawamu jalan-jalan di kotaku ini?" bujuk Andrew dengan perkataan manisnya.

"Tidak perlu, pangeran. Tetapi aku sudah memaafkan mu dengan insiatif permintaan maafmu, sekarang aku hanya ingin sendirian."

Andrew menatap kecewa dengan penolakan itu.

Tetapi ia tidak menyerah untu membuat Xia pergi berjalan bersamanya.

~

3 minggu berlalu begitu saja, masih terdengar kelompok wanita yang menari dengan suara musik yang keras, membuat Xia terganggu saat tertidur.

Pintu terbuka ... Xia terkejut dan menoleh.

"Pangeran, Andrew. Ada apa?" tanya Xia.

"Ayolah, pergi jalan-jalan bersamaku. Kau akan melihat keindahan di kotaku ini," tutur Andrew mencoba meyakinkan.

"Tapi-" terpotong.

Xia di tarik langsung oleh Andrew tanpa persiapan. Ia bergegas keluar dengan pakaian musim panasnya, dan menuju inti kota.

A XIA FIGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang