Dengan buru-buru Jasmine berniat segera melepas mukenanya, namun gerakannya terhenti saat Gus Agam dengan lembut membaringkan kepalanya di pangkuan Jasmine.

"Mas" tegur Jasmine sambil memperhatikan wajah teduh Gus Agam.

"Hmmm" jawab Gus Agam sambil tanpa membuka matanya yang tertutup.

"Mas ngapain?" tanya Jasmine setengah berbisik dan menundukkan wajahnya mendekati telinga Gus Agam.

Dengan perlahan Gus Agam membuka matanya.

"Sayang, Suamimu ini mau istirahat di pangkuanmu sebentar saja" ucap Gus Agam lembut sambil menatap teduh wajah Jasmine.

Jasmine yang melihat tingkah Gus Agam hanya melukis senyum tipisnya sambil mengusap lembut wajah Gus Agam, mata Jasmine dengan seksama memperhatikan setiap centi wajah Gus Agam. Suaminya itu memiliki jawah khas Mas-Mas jawa yang berkulit sedikit gelap namun terlihat manis, memiliki kumis tipis diatas bibir kecilnya, sorot matanya teduh dengan bola mata hitam kecoklatan, diatas matanya ada alis yang berbulu tebal hampir saling bertaut antara kiri dan kanan, jika tersenyum Gus Agam akan memamerkan lesung dibawah sudut bibir kanan kirinya.

"Ada apa Sayang?" tanya Gus Agam yang kini membalas tatapan Jasmine.

"Eh enggak apa-apa Mas" jawab Jasmine gugup.

"Hayo ngaku, kamu lagi merhatiin Mas ya" tanya Gus Agam sambil memamerkan sepasang lesung kecil disudut kanan kiri bibirnya.

"Loh, emangnya kenapa Mas?, orang Mas baring di pangkuan Jasmine, wajar dong kalau Jasmine mandangi wajah Mas" jawab Jasmine dengan ekspresi malu.

"Ya sudah, iya Cantik, enggak apa-apa kok, Mas suka malahan kalau dipandangi sama Jasmine" Gus Agam lagi-lagi memamerkan senyumnya yang terlihat manis.

Jasmine tidak menjawab lagi, dia hanya tersenyum tipis sembari kembali menatap wajah Gus Agam dan mengusapnya dengan lembut.

Kehadiran Gus keturuan Jawa itu bisa membuat Jasmine berpaling dari idol-idol favoritnya. Jasmine kembali mengingat masa lalunya, dimana dia bertemu banyak laki-laki yang selama ini hanya menatapnya dengan tatapan ingin memangsa, dan kini dia sedang duduk sambil memangku seorang laki-laki pertama yang memberinya tatapan kasih, "Ah gimana aku enggak berpaling coba", bisik Jasmine dalam hati.

Jasmine masih fokus memperhatikan wajah Suaminya, Gus Agam bukan lah sosok yang tampan seperti Galih mantan Jasmine yang merupakan laki-laki gagah dengan wajah tampan tanpa adanya kekurangan. Namun sosok yang kini sedang terbaring di pangkuannya itu berbeda, Gus Agam memang tidak memiliki wajah yang tampan, namun Gus Agam memiliki wajah yang teduh memberikan kenyamanan, senyumnya tidak sedasyat senyum Galih yang bisa membuat kaum hawa klepek-klepek, namun senyum Gus Agam dapat memberikan ketenangan, tatapannya juga tidak semenggoda tatapan Galih yang seperti ingin memangsa, namun tatapan Gus Agam malah sebaliknya seakan ingin memberikan kasih sayang pada Jasmine.

"Alhamdulillah" bisik Jasmine.

Gus Agam yang mendengar lirih bisikan Jasmine segera membuka sepasang matanya.

"Ada apa Cantikku?" tanya Gus Agam dengan tatapan penuh tanya.

"Jasmine bersyukur jadi pemenangnya Mas" Jasmine melempar senyum manis pada Gus Agam.

"Pemenang apa Sayang?" Gus Agam mengkerutkan dahinya hingga sepasang alisnya saling bertaut.

"Pemenang Gus Agam Syarif Husein, Putra tunggal Kyai Bukhori dan Ummah Maryam, Ustadz tampan, lulusan muda Al-Azhar, dan Hafiz Qur'an" jawab Jasmine panjang lebar.

"Hehe, kamu bisa saja Sayang" Gus Agam terkekeh mendengar ucapan Jasmine.

"Loh, bener loh Mas, Jasmine itu pemenang dari ribuan Santriwati yang pastinya mengidolakan Mas, Jasmine pemenang dari beberapa mahasiswi Al-Azhar yang pernah jatuh cinta pada Mas, Jasmine pemenang dari para Ning Ning yang pernah di tawarkan kepada Mas" ucap Jasmine bangga.

"Iya iya Sayang, jadi sekarang sudah lupa sama dramanya nih kira-kira" tanya Gus Agam.

"Iya, ngapain coba nonton Oppa Oppa lagi kalau di pangkuan Jasmine ada seorang Gus Agam yang tampannya Masya Allah gini" jawab Jasmine sambil tersenyum memandang Gus Agam.

Gus Agam yang geram dengan ucapan Jasmine mengangkat beberapa centi kepalanya lalu menarik kepala Jasmine dan lagi-lagi mendaratkan kecupan pada ubun-ubun Jasmine.

"Aduh Mas, ini sudah kecupan yang keberapa" Jasmine mengeluh.

"Loh, emang kenapa Sayang Jasmine kan Istri Mas" dahi Gus Agam mengkerut.

"Satu kecupan seharga satu juta" jawab Jasmine dengan senyum licik.

Gus Agam yang mendengar ucapan Jasmine malah bangkit dari tidurnya lalu duduk tepat di depan Jasmine.

"Ada apa Mas" tanya Jasmine heran saat melihat Gus Agam yang kini menatapnya dengan lekat.

"Satu kecupan satu juta ya?" tanya Gus Agam.

Tanpa menunggu jawaban Jasmine sepasang tangan Gus Agam segera memegang dengan lembut kepala Jasmine, lalu dengan cepat Gus Agam mendaratkan kecupan berkali-kali pada ubun-ubun Jasmine.

***

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now