IJAB KABUL (1)

933 56 0
                                    

Dua bulan berlalu sejak kepergian Gus Agam yang meninggalkan Jasmine dalam keadaan berduka, Jasmine bahkan sudah mengganggap ucapan Gus Agam akan menikahi dirinya itu hanya janji belaka, tidak ada lagi harapan pada pemuda sholeh yang sempat membuatnya melihat suatu harapan, kini Jasmine sudah menjadi versi terbarunya dengan harapan baru pula.

"Assalamualaikum".

Sebuah ucapan salam dari luar rumah mengalihkan fokus Jasmine yang sedang sibuk bersiap.

"Waalaikumussalam" jawab Jasmine sambil merapikan untaian rambut berwarna hitam kecoklatan.

Dengan langka sedikit tergesa Jasmine berjalan menuju pintu rumahnya.

"Gus Agam" mata indah warna kecoklatan milik Jasmine membesar, alis tebal yang sebelah kiri naik beberapa milimeter dari alis sebelah kanannya.

"Saya datang Jasmine" ucap Gus Agam dengan pandangan tertunduk.

Jasmine melihat ke belakang Gus Agam ada dua orang yang tidak dia kenal, dua orang ini adalah Abah Bukhori dengan jubah putih dan Ummah Maryam dengan abaya hitam, melihat tamu yang berpakaian rapi Jasmine spontan menutup dadanya yang sedikit terbuka dengan selendang.

"Astagfirullah al-azim" Ummah Maryam yang melihat pakaian Jasmine seketika mengucapkan kalimat istighfar.

Sama seperti Ummah, Abah juga berbisik mengucapkan istighfar sambil membuang pandangan.

"Kamu yakin Agam dengan pilihanmu?" bisik Ummah dari belakang Gus Agam.

"Insya Allah yakin Ummah" jawab Gus Agam tegas.

"Maaf, silakan masuk" ucap Jasmine terbata.

Gus Agam dan kedua orang tuanya duduk di kursi plastik yang tersusun diruang tamu rumah sepetak tempat Jasmine.

"Saya permisi ke dalam dulu ya" Jasmine pamit kepada tamunya.

Jasmine buru-buru memasuki kamarnya, dengan tergesa dia berdiri didepan cermin sambil memandang dirinya.

"Jasmine, Jasmine" Jasmine berbisik pada diri sendiri, wajah yang putih kini menjadi merah.

"Kenapa Gus itu datang pas gini sih, ngomong gitu loh kalau mau datang, biar aku bisa siap-siap kan" kembali Jasmine memandang tubuhnya yang dibaluti baju kemeja dan celana jins panjang, pelan-pelan Jasmine sudah memperbaiki cara berpakaian dari pakaian mini kini dia belajar menggunakan menutup tubuh namun dia belum menggunakan hijab sehari-harinya.

"Astaga pasti mereka mandang aku jomblang banget deh" Jasmine memandang pakaian ketatnya sambil membayangkan pakaian wanita yang tadi datang dengan pakaian longgar.

"Huft" Jasmine bernapas berat sambil membuka lemari pakaiannya, mata Jasmine menjelajahi tumpukan kain yang tersusun rapi.

"Aduh" keluh Jasmine, kain yang tersusun di lemari itu hanya ada mini dress dan kaos-kaos crop yang ketat, Jasmine tidak bisa menemukan gamis didalam lemari itu.

Jasmine memutar matanya sambil berpikir, matanya menangkap lemari kayu tempat pakaian almarhumah Ibunya, dengan langka pelan Jasmine membuka lemari kayu yang engselnya sudah berkarat, matanya seketika tertuju dengan gamis model lama berwarna kream. Karena tidak ada pilihan lagi tangan Jasmine akhirnya meraih gamis kream itu.

"Hmm, lumayan juga" Jasmine memutar badan di depan cermin sambil memandang dirinya, gamis model lama berwarna yang dikenakan Jasmine terlihat cocok membaluti tubuh indah Jasmine.

"Auh" Jasmine mengeluh kesakitan, setetes darah keluar dari ujung ibu jarinya, dengan tangan kaku Jasmine masih berusaha memasang jarum pentul pada selendang hitam yang membungkus rambut indahnya.

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Where stories live. Discover now