02. masa yang lalu

15 4 0
                                    

Waktu pulang sekolah. Inara berjalan menuju rumah nya. Namun di perjalanan ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang berebut tas dengan seorang lelaki paruh baya.

"Tolong! Kembalikan! Ini tas aku mas." Inara hanya melihat.

"Aaa! Kamu itu ngeyel ya jadi istri?."

Bruk

Wanita paruh baya tersebut di dorong sampai terjatuh. Inara tak Terima seorang wanita di dorong sampai jatuh. Inara menghampiri mereka berdua.

"Woy pak! Bapak itu gak boleh gitu dong jadi suami." Tegur Inara.

"Kamu siapa? Hah! Gak usah ikut campur ya kamu. KAMU TUH BUKAN SIAPA SIAPA DI SINI!!."

"TAPI INI NAMANYA KDRT PAK!."

"Gak sopan kamu jadi anak yah. KAMU ITU MASIH ANAK ANAK!! DAN SAYA LEBIH TUA DARI KAMU!!."

Tangan lelaki paruh baya itu terangkat. Bersiap untuk menampar Inara. Tak sempat menampar tangan lelaki paruh baya itu pun di tangkap oleh seorang lelaki yang memakai seragam SMA yang sama dengan inara. Dan ia memakai jaket hitam. Ia adalah Aland.

"Ayah jangan pernah buat perempuan terluka! APA LAGI DIA ISTRI AYAH!!." Aland merebut tas itu. Ternyata lelaki paruh baya itu adalah ayah Aland. Romi Mahendra.

"HAH!! KALIAN GANGGU AJA!!." Lelaki tersebut pergi membawa amarah yang sangat besar.

"Mamah gapapa?." Tanya aland sangat khawatir. Wanita tersebut adalah ibu Aland. Alina Revina.

"Dia." Alina menatap Inara.

"Kamu Indah kan?. Ini mamah nak. Mamah pikir kamu udah di telan dunia." Air mata keluar dari mata Alina. Alina berdiri dan memeluk Inara, lekat.

Indah Melati. Indah adalah anak Alina, sekaligus adik dari Aland. Indah sudah mati tenggelam di lautan. Dulu, ia suka sekali bermain di pantai. Sampai dirinya di bawa oleh ombak sampai tenggelam di tangah lautan.

"Mah.. Dia bukan Indah." Alina melepaskan pelukan nya dari Inara.

"Dia Inara, bukan indah." Lanjut Aland.

"Kenalin bu, Saya Inara."

"Kamu mirip sekali dengan anak saya."

●●●

Inara memasuki rumahnya. Saat memasuki rumah, Nara dan Rangga sedang duduk di sofa. Wajah Inara terlihat ketakutan.

"Baru pulang?." Tanya Rangga.

"I-iya ayah."

"Kanapa pulang jam segini?." Tanya Rangga kembali.

"Kamu tuh gak pernah turutin apa kata orang tua kamu ya? Kamu tuh gak pernah sayang sama orang tua kamu!. Liat almarhum kakak kamu. Dia dulu kalo pulang langsung ke rumah!."

"Bunda, aku mau tanya. Kalo bunda sayang aku nggak?." Tanya Inara dengan nada sedih.

"Bunda itu sayang sama kamu. Cuman kamu nya aja yang gak sayang sama bunda." Inara berjalan pelan menuju kamar nya.

"Tuh pah! Liat anak kamu! Kalo di tegur itu malah pergi ke kamar dia! Dia itu gak dengerin omongan kita pah."

●●●

Inara menangis pelan di kamar nya. Ia memukul dada nya. Terasa lebih sesak saat ia menangis tanpa suara. Ia membuka buku diary nya. Ia menulis kan keinginan nya saat ini. Inara terus menulis meskipun air mata terus menetes.

Keinginan ku

1. Gak di banding bandingin sama orang tua.
2. Ingin mempunyai teman cerita.

Rasanya semakin sesak. Ingin sekali ia berteriak.

"A-kuhh ca-pe di ban-ding ban-dinginhh terush. Ka-lian be-ri a-ku ka-sih sa-yang. De-ngan nyik-sa ha-ti a-ku. Ca-pe ra-sa-nyahh ka-lo ha-rushh ceritahh sa-ma buku." Gumam Inara.

Hiks hiks hiks hiks hiks hiks

Inara terus menahan agar ia tidak berteriak. Dadanya terasa semakin sesak. Ia lelah jika harus di banding bandingkan. Mereka bilang kalau mereka sayang. Tapi mereka memberikan kasih sayang kepada Inara dengan cara menyiksa hatinya. Apakah itu pantas di katakan 'kasih sayang.'

Bersambung

●●●

Hai guys....! Up lagi.

Maaf ya pendek bab nya. Tapi semoga kalian suka. Aaminn....

Gimana, kalian udah mulai nangis gak..? Kalo nggak aku bakalan bikin bab yang lebih sedih lagi...

Vote dan komen ya? Semoga kalian suka

Diary for AloneWhere stories live. Discover now