Part 3

19 8 5
                                    

SESUAI JANJI TADI PAGI, HARI INI AKU DOUBLE UPDATE

SEMOGA KALIAN SUKA YA

ENJOY GUYS!

***

"Nama gw Alvaro Brivan Adijaya, pindahan dari Jakarta."

Deg!

Jantung Alana seakan berhenti berdetak. Orang yang sudah mengalahkannya saat Olimpiade kemarin ternyata malah pindah ke sekolahnya. Entah cobaan apa lagi yang akan menimpanya.

"Baiklah, Alparo silahkan duduk di bangku yang kosong," Titah Bu Siti yang langsung diangguki Alvaro

"Alvaro bu, bukan Alparo!" Protes Julio.

"Sudah, diam! Sekarang kita mulai pembelajaran bab baru. Buka buku kalian bab integral!" Ucap Bu Siti saat Alvaro sudah duduk di samping Gilang.

"Loh, bu, yang bab kemarin saja saya belum paham, masa udah ganti lagi?" Protes Arvin yang duduk di belakang Gilang dengan tampang yang dibuat-buat.

"Benar bu, saya juga belum paham," Timpal Julio yang duduk di samping Arvin.

"Itu salah kalian sendiri, setiap ibu menjelaskan kalian malah tidur. Kalo masih ngga paham, minta tolong sama Alana saja!"

Merasa namanya disebut, Alana pun menatap Bu Siti, dan beralih menatap Julio dan Arvin yang duduk di pojok belakang.

"Ibu ngga lihat, Alana kaya singa? Nanti saya digigit, bu," Jawab Arvin saat melihat lirikan sinis dari Alana.

"That's right, leres, bu. Itu kan tanggung jawab ibu untuk menjelaskan ke kami sampai paham, kenapa kami malah disuruh nanya ke singa betina?"

(Leres=benar)

Alana yang sudah biasa dijuluki singa betina oleh keduanya hanya memutar bola matanya malas. Sebenarnya Alana tidak masalah jika harus berbagi ilmu, tapi jika orang yang harus Alana ajari adalah kedua curut pembuat onar di kelas, Alana angkat tangan. Karena saat Alana menjelaskan, bukannya paham, mereka malah membuat Alana pusing sendiri.

"Sudah-sudah jangan bertengkar. Kalau kalian berdua masih belum paham, kalian bisa datang kerumah ibu untuk les privat," Ucap Bu Siti yang langsung ditolak keduanya secara mentah-mentah.

"Ngga perlu, bu, makasih. Tiba-tiba saya jadi paham. Iya kan Jul?"

"Yoii!" Jawab Julio, lalu keduanya bertos ria.

"Wong edan!" Gumam Alana, lalu kembali fokus pada bukunya.

(Orang gila!)

Tanpa Alana sadari, Alvaro terus memperhatikannya secara diam-diam sejak pertama kali masuk kelas. Gilang yang peka akan hal itu, mencoba bertanya untuk memastikan.

"Awakmu seneng karo Alana tah?"

(Kamu suka sama Alana kah?)

Karena merasa diajak bicara, Alvaro pun mengalihkan pandangannya ke arah Gilang dengan alis terangkat sebelah. Sebagai siswa pindahan tentu saja Alvaro tidak paham dengan Bahasa Jawa.

Gilang menghela nafas kasar, "Kamu suka sama Alana?"

"Bukan urusan lo!" Jawab Alvaro yang membuat Gilang mengangkat sebelah alisnya.

Merasa malas bicara dengan Gilang, Alvaro pun mulai memperhatikan Bu Siti yang sedang menjelaskan materi. Seperti biasa, saat pelajaran matematika  semua siswa seperti tengah dilanda kekeringan. Mereka terlihat lemas dan sama sekali tidak bersemangat melihat angka-angka yang tertulis di papan tulis. Kecuali Alana dan Alvaro, keduanya terlihat sangat fokus mendengarkan penjelasan Bu Siti.

Love And MathOnde histórias criam vida. Descubra agora