Kedua perempuan berbeda usia itu syok dan turun kebawah guna mengecek keadaan Tante Ria.

"Ka-kamu?" Sheyna tak mampu untuk sekedar berkata.
Ia heran, kenapa Orang rumah tidak ada. Dan lagi, dimana Vian?

"Kamu apakan Tante Ria?"  Sheyna segera berlari ke arah Mereka. Dia mencekek leher gadis itu, dan menarik kalung yang gadis itu gunakan. Sehingga membuat leher gadis itu berdarah.

"Luna." Teriak sih Maid.

"Gadis gila! Akan ku buat kau menderita." Lanjutnya. Setelahnya, Dia pergi mengajak anak kecil yang bernama Luna itu.

Sheyna tidak peduli dan mencoba menyadarkan Tante Ria yang sudah sekarat. "Tante, pliss bangun jangan tidur dulu. Sheyna gak mau Abang benci Sheyna kalo Tante pergi." Sheyna menangis meraung-raung.

"She-sheyna, Tante pe-pergi ya? Ka-kamu jagain a-abang kamu." Setelah mengatakan itu, Tante Ria menghembuskan nafasnya yang terakhir kali.

"Enggak Tante! Sheyna gak mau! Tuhan, Kenapa Tuhan harus manggil Tante Ria?  Sheyna gak suka! Sheyna gak mau!" Sheyna terus menangis histeris tak peduli darah Tante Ria yang mengotori bajunya.

Hingga suara teriakan mengangetkan Sheyna.

"SHEYNA!" Vian berlari ke arah mereka.

Dan betapa kagetnya Vian ketika melihat Tante yang sudah dia anggap Mama, tergeletak di bawah dengan darah yang terus keluar dari kepalanya.

"LO APAIN TANTE RIA, HAH?!" Vian yang emosi, mendorong Sheyna dengan keras sehingga kepala Sheyna terbentur Meja. Namun Sheyna tak ingin terlihat lemah dihadapan Vian dan berusaha bangkit.

"A-aku ngak ngapa-ngapain Tante Ria bang." Ujar Sheyna.

"Omong kosong! Tante Bangun Tan." Vian mencoba membangunkan Tante Ria.

"PAK LUKAS!" Vian memanggil Pak Lukas, Supir Tante Ria, untuk mengecek kondisi Tante Ria.

Pak Lukas datang dan betapa kagetnya ia melihat sang nyonya yang tergeletak dengan berlumuran darah.
"Ya ampun nyonya." Pak Lukas mencoba membangunkan Tante Ria. Namun Tante Ria tak kunjung sadar. Akhirnya dia mengecek nafas dan nadi Tante ria. Pak Lukas menengang membuat Vian menatapnya Heran.

"Kenapa pak?" Tanya Vian.

"Tuhan Yesus lebih menyayangi Nyonya, tuan muda." Ucap Pak Lukas dan menyatukan tangan Tante Ria di atas Perutnya.

Vian menengang. "Gak, Gak mungkin! Pak Lukas pasti bohong kan?! Bilang sama aku kalau Tante Ria masih hidup! Iya kan Pak?" Vian panik dan terus berusaha menyadarkan Tante Ria.

Pak Lukas tidak menjawab. Melainkan membuka handphone nya dan menelpon ambulans dan juga polisi. Tak lupa untuk menghubungi keluarga Alexander.

Vian menangis histeris begitu pun dengan Sheyna. Hingga beberapa menit kemudian, Atensi Vian beralih kepada Sheyna. "LO, LO YANG UDAH BUNUH TANTE RIA! GW BENCI SAMA LO SHEYNA! HARUSNYA LO MATI, KETIKA TENGGELAM WAKTU ITU. DAN GAK PERLU JADI BEBAN DIHIDUP GW!" Vian Bangkit dan memukuli Sheyna dengan membabi buta. Sheyna hanya pasrah saja.

Dan pak Lukas yang telah selesai mengabarkan keluarga Alexander, Terkejut melihat nona dan tuan mudanya yang sedang bertengkar. Atau lebih tepatnya nona muda nya dipukul oleh tuan muda.

"Sudah tuan muda! Biarkan polisi yang menangani masalah ini. Tuan muda jangan main hakim sendiri." Pak Lukas memegang kedua tangan Vian dan melindungi Sheyna.

Vian yang teringat tantenya, kembali ke tempat Tante Ria.

Dan dari situlah Seorang Revian semakin membenci Adiknya. Ditambah lagi, polisi yang berkata Sheyna tidak bersalah, membuatnya muak. Karna pada saat itu, CCTV nya rusak. Menyebabkan mereka tidak tau kejadian yang sebenarnya.

Dia benci dengan Sheyna Karna telah merebut kebahagiaan nya. Dan dia kecewa dengan mami papinya yang malah membela Sheyna.

Vian benci! Dan sangat benci kepada Sheyna. Walaupun Sheyna sudah menyuruh orangtuanya untuk bersikap baik juga kepada dirinya. Vian tetap memandang Sheyna dengan benci Karna apa yang diucapkan Sheyna selalu dituruti oleh kedua orangtuanya.

Dari situ Sheyna terus mencari bukti. Dan akhirnya, dia mendapatkan bukti itu berkat bantuan King. Dan akan Sheyna tunjukkan ketika acara Sekolah mereka nanti.

To bee Continue!

Hellow, jangan lupa vote ya!

Ditunggu lanjutannya

See you next chapter

The Queen Sheyna (END)Där berättelser lever. Upptäck nu