"Elen mau ikut Nenek atau disini sama Papa?" Sebelum masuk, Ayumi bertanya kepada cucunya.

Anak kecil itu berpikir apa yang sedang ia inginkan. Dia ingin masuk menemui Mamanya tapi takut kalau Papanya nanti pergi lagi.

Elen diam menatap wajah Gavin dimana laki-laki itu juga menatap Elen ingin mendengar jawaban dari putrinya.

"Papa," Elen berlari mendekati Papanya. Ditarik lah pelan telapak tangan laki-laki dewasa tersebut.

Adara yang paham Elen tak mau ikut dengannya, Ayumi, dan Acel pun mengulas tersenyum kecil. Siapapun akan kalah kalau udah ada Gavin.

"Elen gak mau ikut Nenek aja?" Tawar Ayumi.

Elen menggeleng cepat. Terlalu gemas membuat Gavin kembali mengangkat Elen ke dalam gendongan.

"Ya udah, Nenek masuk ya?" Ucap Ayumi diiyakan oleh Elen. Wanita paruh baya itu masuk diikuti Adara dan Acel dibelakangnya.

Ayumi duduk disalah satu kursi makan sama halnya dengan Acel. Sedangkan Adara sibuk mengeluarkan sayur-sayuran pesanan Clara. Tanpa diperintah, dua orang ART bergerak mengambil barang belanjaan yang perlu dimasukkan ke dalam kulkas atau di sajikan sebagai menu sarapan pagi ini.

"Mbak Ina, Mama sama Vanya ada di kamar?" Tanya Acel melihat kedatangan Ina, baby sister Elen dari lantai dua.

"Ada di kamar, Non. Baru ditenangin Nyonya."

Kening tiga orang yang baru saja sampai dimeja makan itu berkerut. Ditenangin?

"Dar, gue rasa..." Kalimat Acel menggantung. Tak perlu dilanjutkan, Adara sudah paham.

"Ke kamar Vanya, jangan?" Lanjut Acel bertanya.

Adara menggeleng, "Kalau dia gak teriak-teriak sampai Mama kewalahan, berarti semua masih dalam kendali."

"Ibu ndak tega lihat Vanya jadi kayak gini," Lirih Ayumi sedih. Adara dan Acel spontan menoleh ke arahnya.

"Ibu, semua aman kok. Kami juga sedang melakukan berbagai cara agar Vanya bisa kembali seperti semula," Terang Adara menenangkan Ayumi.

Sebagai orang yang sudah bisa dibilang lanjut usia, Ayumi pasti lebih sering kepikiran. Sama seperti Ibunya Adara, dikit-dikit kemakan omongan orang, pun sudah mulai lupa dan kekanak-kanakan.

"Gavin! Gavin!" Teriak Clara sambil menuruni anak tangga.

Orang-orang dimeja makan sontak menatap ke arah Clara. Gavin yang sedang duduk di ruang tamu bersama Charles dan teman-temannya dengan Elen berada di pangkuannya mendongak.

"Om, beneran Vanya gak kenapa-napa?" Tanya Farel takut sebab tiba-tiba Clara berteriak. Walaupun niat mereka baik ingin mengakui semua kesalahan dimasa lalu tetap saja mereka was-was akan kondisi Vanya.

"Vin," Panggil Clara sampai di ruang tamu.

"Kenapa, Ma?" Tanya Gavin dengan suara berat.

"Vanya panggil kamu. Dia gak mau sama Mama."

Mengerti situasi, Gavin langsung berdiri. Sama halnya dengan Elen namun kali ini gadis kecil itu tidak Gavin gendong. Pergi lah mereka menuju ke kamar Vanya. Tangan mungil Elen terus menggandeng tangan Gavin.

"Elen, sama Oma dulu ya?" Ucap Clara berjalan di belakang Gavin. Elen menggeleng cepat.

"Eh, itu Mama mau bicara sesuatu sama Papa," Bujuknya.

"Elen! Sama Tante sini! Kita nonton disney," Suara seseorang dari meja makan menghentikan langkah tiga orang itu.

"Nah, nonton princess sama Tante Adara mau ya?" Tawar Clara berharap Elen tak mengikuti Gavin ke kamar Vanya.

HER LIFE - END (OTW TERBIT)Where stories live. Discover now