01. Redflag

11 2 0
                                    

Ketika jam kosong tiba seluruh penghuni kelas menyempatkan dirinya untuk tertidur di lantai yang dingin. Namun, terasa nyaman bagi mereka.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 2 siang, dan itu adalah waktu yang tepat untuk mereka terlelap di tengah cuaca panas. Di antara mereka ada yang sibuk berkeliaran di alam bawah sadar, hingga kini hanya tersisa satu orang yang duduk termenung dengan pikiran yang terus berkecamuk. Siapa lagi jika bukan Azelia.

Gadis itu memilih mendengarkan lagu agar menghalau rasa sakitnya. Sakit ketika melihat kekasihnya mengikuti akun Instagram Sarah selaku mantan Bryan. Namun ada hal lain yang membuatnya lebih sesak.

Ia berusaha mati-matian untuk menahan tangisnya. Ini bukan saat yang tepat untuk menangis. Di sini tempatnya untuk belajar juga berbahagia bersama teman-temannya. Namun sayangnya, air matanya tak bisa dibendung lagi. Ini kali pertamanya ia dikasari oleh seorang lelaki dan lelaki itu adalah kekasihnya sendiri.

Ia terus berdiam diri di room chat-nya dengan Bryan. Membaca pesan darinya yang sukses membuat hatinya mencelos.

Bryan
Maksudnya apa follow mantan aku?

Anda
aku cuma pengen nanya aja, emang dia ngadu?

Bryan
> forwoard chat
Sarah :"pacar kamu minta follow, mau di polbek ga bry?"
Bryan :"Gausah"

Bryan
Mau apa? mau ngajak ribut si Sarah, sini sama gua aja anjing!
babi lu cepet mati anjing risi gua
kapan mati?
(read)

Tiba-tiba saja Rea terbangun dari tidurnya ketika dirasa pegal pada lehernya lantaran barusan ia terlelap dengan posisi duduk di atas kursi juga tangan yang ia jadikan bantalan untuk kepalanya.

Betapa terkejutnya ia tatkala menoleh kebelakang mendapati Azelia yang tengah menangis dengan air muka yang sudah memerah.

"Loh? kamu kenapa Zel?"

Azelia tersentak kaget mendengarnya kemudian ia bergegas menepis kasar air matanya. Entah sejak kapan Rea terbangun dari tidurnya.

"Aku gakpapa, Re. Kamu lanjut tidur aja."

Mendengar adanya keributan pun membuat Arcilla terbangun di susul oleh Michelle.

"Kenapa bangun Ra?" tanya Michelle yang memang berbaring di samping Arcilla.

Arcilla tak mengindahkan pertanyaan Michelle, ia malah mengalihkan atensinya pada Azelia. Air muka gadis itu memerah juga matanya yang memanas.

Michelle yang heran pun mengikuti arah pandang Arcilla. Betapa terkejutnya ia tatkala melihat raut wajah Azelia yang nampak tak baik² saja. Matanya pun kian berair. Sepertinya gadis itu baru saja menangis.

Arcilla menahan Michelle yang hendak bersua. "Jangan tanya kenapa, nanti malah makin nangis. Kita tunggu Azel cerita aja."

Michelle mengangguk saja. Keduanya pun bergegas menghampiri Azelia yang seperti tengah berbincang dengan Rea.

"Kamu tidur lagi aja Re, aku cuma kelilipan."

"Gak masuk akal, aku kelilipan aja gak sampe nangis. Air mata kamu netes terus tadi," kata Rea membuat Azelia menghela napas panjang.

"Zel?" panggil Arcilla seraya duduk di sebelah Azelia disusul oleh Michelle yang duduk di bangkunya tepat di hadapan Arcilla.

Azelia menatap keempat temannya lalu mencebikkan bibirnya ke bawah. Matanya kembali memanas hingga tak lama kemudian cairan bening pun luruh begitu saja tanpa diminta.

Sesak di dadanya semakin terasa. Ia tak bisa lagi mencoba untuk bersikap biasa saja ketika suasana hatinya sedang tak baik-baik saja. Ia teringat ketikan kasar dari kekasihnya sendiri beberapa menit yang lalu.

DIFFERENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang