"Sakit, sakit banget," lirih Azelia membuat mereka merasa prihatin.

"It's okey, luapin aja semuanya. Keluarin unek-unek kamu, Zel," kata Arcilla berusaha menenangkan Azelia.

"Iyaa bener, seenggaknya dengan kamu nangis kaya gini itu bisa bikin sesek di dada kamu ilang," sambung Rea diangguki Michelle.

Azelia tak bisa memendam semuanya sendiri. Ini terlalu sesak. Hatinya selalu berdenyut sakit ketika mengingat ketikan kasar itu. Bukannya apa, ini baru kali pertama bagi dirinya yang diperlakukan seburuk itu oleh kekasihnya sendiri.

Tanpa di suruh Azelia pun menunjukkan room chat-nya dengan Bryan membuat mereka tercengang.

"WHAT THE—" pekik Michelle membuat beberapa murid terkejut sampai terbangun dari tidurnya lalu mendesis kesal.

Kanaya, Nala, juga Sintia terbangun dari tidurnya lalu menatap geram pada Michelle.

"Michelle—" geram Sintia.

"Shut! kalian mending liat ini," ujar Michelle membuat ketiganya penasaran.

Lantas, mereka pun mendekat menatap layar ponsel Azelia kemudian terkejut secara bersamaan.

"Anjir! Ini beneran?!" tanya Nala begitu terkejut. Raut wajahnya menandakan seolah ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Kenapa harus kasar coba? emang gak bisa bicara baik-baik gitu?"

***

Sore hari kala itu seorang lelaki tengah tersenyum geli ketika membaca pesan WhatsApp dari mantan kekasihnya.

Sarah
kamu kenapa?
statusnya kok galau?
kamu jangan ngerasa sendiri dong
kan ada akuu

Bryan lanjut membuka room chat dengan Azelia lalu meneruskan pesan WhatsApp yang Sarah kirimkan padanya barusan.

Bryan
Kamu bisa ga si kaya dia?

Azelia
bry?
kamu sekontak sama dia?

Bryan
Kalo iya emang knp?
Masalah?

Azelia
dari kapan?

Bryan
Barusan

Di sisi lain Azelia terkejut akan kenyataan yang tak terduga. Entah mengapa ia malah merasa bersalah. Namun, dirinya juga tak senang ketika Bryan satu kontak dengan Sarah.

Jari-jemari lentiknya menari dengan lihai dilayar ponsel mengetikan sesuatu di sana.

Azelia
bry
aku minta maaf
aku salah
tapi aku ga bisa jadi kaya dia
aku ya aku, dia ya dia
aku ga bisa jadi yang kamu mau
aku minta maaf
aku bener bener minta maaf
aku emang bener bener ga bisa menuhin ekspektasi kamu
maaf bry
(read)

Tak lama kemudian sekitar 20 menit Bryan pun membalas pesannya.

Bryan
Lu bisa diem ga si?!
Hidup gua bukan tentang lu doang
Babi
Mending mati aja anjing!
Sono lo mati
Kita putus aja

Azelia tercengang melihat pesan yang Bryan kirimkan. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Bryan yang malah memutuskan hubungan sepihak dengannya.

Ini tidak adil, sungguh.

Ia terdiam berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Sesak di dadanya kian terasa menyeruak

Cukup lama ia termenung, akhirnya Azelia memutuskan untuk pergi menemui Bryan. Ia berniat mengakhiri hubungannya secara langsung dengan Bryan karena ia juga tak bisa terus-menerus bersama orang yang belum selesai dengan masa lalunya.

Azelia segera menghubungi Michelle. Ia harap Michelle mau menemaninya bertemu dengan Bryan. Ia hanya ingin mengakhiri hubungan itu dengan baik-baik dan meminta maaf secara langsung.

Tak butuh waktu lama akhirnya saluran telepon pun tersambung hingga suara dari sebrang sana terdengar memekikkan telinga.

"KENAPAAA? KANGEN YAA?"

Sontak hal itu membuat Azelia langsung menjauhkan benda pipih itu dari jangkauan telinganya saking terkejutnya.

"Bikin kaget aja ih," desis Azelia disusul gelak tawa dari Michelle.

"Kenapa cinta kenapaa? tumben nelpon?"

"Temenin keluar yuk, ntar aku traktir deh," ujar Azelia.

"Hayulah gas kalo gratisan mah!" seru Michelle nampak kegirangan.

"Aku jemput kamu yaa, kamu siap-siap sana jangan lama," kata Azelia.

"Okeyy, sini ajaa! Hati-hati dijalannya awas kena begal," ujar Michelle dengan tergelak.

Setelahnya Azelia langsung menyambar kunci mobilnya kemudian berlalu pergi dari kamarnya berjalan menuruni anak tangga untuk sampai di lantai bawah. Setibanya di halaman rumah, ia langsung menaiki mobilnya dan melajukannya menjauhi area rumah megah itu.

Setibanya di depan gerbang rumah Michelle Azelia menghentikan mobilnya. Tak butuh waktu lama Michelle pun berlarian keluar gerbang menghampirinya.

"Kita mau kemana?" tanya Michelle saat sudah duduk di bangku mobil tepat di sebelah kursi pengemudi.

"Nanti kamu juga tau."

"Jangan bilang kamu mau bawa aku ke suatu tempat terus bunuh aku di tempat sepi ya? ngaku kamu!" tuding Michelle mendramatis.

Azelia merotasi bola matanya jengah. "Iya! Kamu mau aku jual!"

Michelle tersenyum geli mendengarnya. "Boleh asal ke sugar daddy yang duitnya aja gak bakalan habis 7 turunan."

"Kamu minta ditendang ya, Chel!" geram Azelia. Ia memilih untuk mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tujuan.

Di sepanjang perjalanan, keduanya saling bercanda tawa ria. Tiba-tiba saja netra Michelle tak sengaja menangkap sosok lelaki yang nampak tak asing.

"Loh, itu bukannya cowok kamu ya, Zel?" tanya Michelle nampak keheranan seraya memicingkan matanya.

Azelia langsung menepikan mobilnya kemudian mengikuti arah pandang Michelle. Tak jauh dari sana terdapat Bryan juga teman-temannya yang berada di tengah keramaian.

TBC

DIFFERENCE Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz